Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mega Puspita

Berkurangnya Ruang Hidup, Membuat Harga Rumah Mahal

Info Terkini | Sunday, 10 Dec 2023, 21:35 WIB

Dikutip dari CNBC Indonesia, harga rumah terus merangkak naik dari waktu ke waktu. Masyarakat yang memerlukan rumah pun harus merogoh kocek dalam. Rata-rata budget yang perlu disiapkan untuk menebus rumah pun sudah mencapai miliaran.

"Budget orang indonesia Rp 1-2 miliar paling banyak, di atas itu tergolong niche, di atas Rp 5 miliar lebih niche lagi," ungkap Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea dalam Property Market Outlook 2023 dikutip Jumat (1/12/2023).

Dari data Leads Property, untuk rumah komersial harga rata-rata rumah per unit di Jabodetabek sudah mencapai Rp 2,5 miliar. Wilayah dengan persebaran rumah subsidi diantaranya adalah pinggiran Depok, Tangerang serta Bogor. Namun harga rumah di wilayah tersebut saat ini sudah tinggi, diantaranya Bekasi mencapai Rp 1,5 miliar, Depok 1,8 miliar, Bogor Rp 0,9 miliar dan Tangerang Rp 3,1 miliar.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, harga rumah memang sulit turun. Itu karena semua harga bahan untuk pembuatan rumah juga naik, dari mulai harga besi, semen, hingga tanah.

"Harga tanah ini tidak pernah ada turunnya. Apalagi di perkotaan yang mana lahan itu sempit dan terbatas," ujarnya dalam Webinar Pembangunan Perumahan untuk Rakyat yang digelar Republika bekerja sama dengan Bank BTN, Selasa (24/10/2023).

Kemudian seiring perkembangan kota, beberapa daerah tidak lagi menjadi pinggiran tapi menjadi tengah kota. Maka, harga tanahnya dipastikan naik, karena walau suplai besar, permintaannya juga masih tinggi.

Penyebab Mahalnya Harga Rumah

Salah satu penyebab harga rumah mahal adalah dampak pembangunan perkotaan, sehingga mengurangi lahan ruang hidup, sedangkan kebutuhan rumah meningkat, harganya juga terus naik sebab lahan sudah semakin berkurang.

Kita ketahui, perumahan atau tempat tinggal, lain seperti apartemen atau rusun, tidak disediakan sendiri oleh pemerintah. Mereka menggandeng pihak luar (developer) untuk mengerjakan proyek itu. Bagi developer, ini adalah ajang bisnis yang menjanjikan dan proyek strategis yang bisa mendatangkan banyak cuan

Bicara masalah bisnis, para pengusaha tentu tidak mau rugi. Mereka akan menaikkan harga beberapa kali lipat. Ditambah jumlah lahan yang makin lama makin sempit, tentu menyebabkan harga tawar turut naik.

Inilah prinsip kapitalisasi di bidang papan. Orang memanfaatkan kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan keuntungan besar. Mereka tidak peduli rakyat mau tidur di mana, kalau hujan berteduh di mana. Mereka hanya memikirkan uang, uang, dan uang.

Di sisi lain, program pemerintah, seperti kerja sama dengan pengembang, KPR, hingga bantuan bedah rumah, hanya terlihat sebagai solusi tambal sulam. Pemerintah ingin menjadi penyelamat dengan program KPR, tetapi nyatanya program itu justru mencekik rakyat. Rakyat dipaksa terjebak pada riba bertahun-tahun lamanya, merasakan tidak tenang karena dihantui cicilan utang tiap bulannya. Dengan segala kesulitan ini, dapat kita lihat bahwa negara tampak berlepas tangan.

Perhatian Islam

Islam sangat memperhatikan perihal pengadaan papan. Papan atau tempat tinggal dipandang sebagai merupakan kebutuhan dasar manusia yang wajib dipenuhi. Saat ini, pembangunan terjadi karena berorientasi pada kapitalistik, sedangkan Islam membangun dengan orientasi mengurusi kebutuhan rakyat.

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki panduan khusus untuk mengatasi masalah tempat tinggal. Penerapan sistem ekonomi islam memastikan rakyatnya khususnya lelaki sebagai penanggung nafkah, agar mudah mendapatkan lapangan pekerjaan.

Negara tidak akan membiarkan rakyatnya hidup sebagai pengangguran sementara mereka mampu bekerja. Sebab hal ini akan menjatuhkan pada jurang kemiskinan. Penghasilan rakyat itulah yang akan digunak untuk memenuhi kebutuhan pokoknya termasuk rumah hunian.

Adapun rakyat yang tidak mampu bekerja atau tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya, maka negara akan bertanggung jawab secara langsung dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Lahan lahan milik negara langsung dimanfaatkan untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin, negara juga dapat memberikan tanahnya secara cuma cuma agar mereka dapat membangun rumah ditanah tersebut.

Islam melarang penelantaran tanah selama 3 tahun oleh pemiliknya, jika hal tersebut terjadi maka negara berhak memberikanya pada orang lain termasuk untuk pendirian rumah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Siapa yang mempunyai sebidang tanah hendak nya ia menanaminya atau hendaknya diberikan pada saudaranya apabila dia mengabaikannya maka hendaknya tanah itu diambil” (H.R Bukhari)

Islam telah menetapkan harta milik umum sebagai milik bersama kaum muslimin yang tidak boleh dikomersilkan oleh segelintir orang. Pemanfaatan harta milik umum secara langsung maupun tidak langsung akan memudahkan seseorang memiliki rumah.

Negara juga akan melarang bisnis properti yang bathil dan menyulitkan seperti pinjaman dengan bunga , denda, sita, asuransi akan ganda dan sebagainya.

Sistem ekonomi Islam mampu menjamin penyediaan rumah oleh negara berdasarkan kaidah kepemilikan, pengelolaan kepemilikan dan distribusi kekayaan di tengah-tengah manusia. Dengan sistem tersebut seluruh individu dapat merasakan kesejahteraan hidup di bawah naungan Islam. Wallahualam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image