Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

4 Hal di Balik Sakit

Agama | Saturday, 02 Dec 2023, 05:05 WIB
source: freepict

4 Hal Dibalik Sakit

Musim hujan adakah yang sakit ? ternyata tidaklah sedikit yang sakit. Namun tetap disyukuri bilamana sakitnya adalah yang sederhana seperti batuk, flu, deman. Pun hal nya sakit menahun atau sakit degenerative tetap saja patut kita syukuri. Karena dengan adanya sakit akan menjadikan kita pandai bersyukur dan mendambakan Kesehatan.

Semua diantara kita pasti menginginkan sehat dan tidak ingin sakit, tidak ingin menjadi pengunjung tetap puskesmas, ataupun rumah sakit. Tetapi apakah ada diantara kita yang tidak pernah sakit? Pasti semua pernah sakit

Bahkan, para nabi utusan Allah pun sakit. Nabi Ayub alaihissalam dikisahkan mengalami sakit bertahun-tahun dan diterimanya dengan penuh kesabaran. Nabi akhir zaman, Muhammad shallahu ‘alaihi wa salam, di ujung hayatnya bahkan sempat sakit . Umar bin Khattab menyongsong sakit dengan penuh harap, karena dalam sakit itulah dirinya merasa lebih dekat dengan Allah.

Siapapun tentu tidak ingin sakit dan berikhtiar dengan segenap kemampuan agar tetap terjaga sehat. Harapannya tentu sehat yang penuh, sehat paripurna, baik fisik atau tubuh maupun non-fisik atau jiwa secera keseluruhan. Sebab tidak sedikit yang jasmaninya sehat, tetapi dirundung banyak masalah sehingga jiwa atau pikirannya sakit. Sebaliknya banyak pula yang ruhaninya sehat tetapi tubuhnya sakit, sehingga mengganggu kestabilan ruhaninya.

Namun sesehat apapun, manusia normal pasti ada sakitnya. Secara medis atau dunia kedokteran tentu setiap sakit ada hukum sebab-akibatntya, kenapa suatu penyakit menimpa seseorang. Lalu, didiagnosis dan dicarikan jalan penyembuhannya sesuai dengan ilmu kedokteran atau ilmu kesehatan yang dipedomani. Semuanya merupakan ikhtiar lahir agar orang terjaga kesehatannya dan tatkala sakit dicarikan sebab-musabab dan cara penyembuhannya.

Kemudian, bagaimana ketika sakit tidak terhindarkan dan menimpa diri kita? Tentu berlaku hukum ikhtiar untuk berobat atau mencari jalan penyembuhan ke dokter atau rumah sakit. Sementara ikhtiar ruhani ialah menyikapi sakit dengan sykur, sabar, dan disertai do’a agar sakit dihadapi dengan sikap yang positif serta tidak negatif.

Nabi mengajarkan sebagaimana dikisahkan Abi Abdullah Utsman Ibn Abi al-Ash. Suatu kali Abi Abdullah mengeluh kepada Nabi atas rasa sakit yang dideritanya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya, “Letakkan tanganmu pada tempat yang kamu rasakan sakit dari badanmun”. Lalu, bacalah “Bismillah” (“Dengan nama Allah”) sebanyak tiga kali. Kemudian lanjutkan dengan do’a: “A’udzu bi-‘izzatillahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa uhadiru”, “aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari segala keburukan yang aku akan dapatkan dan aku takutkan” (HR Muslim). dibaca sebanyak tujuh kali.

Umumnya dan kebanyakan diantara kita yang sakit, senantiasa mengeluh. Dan bahkan ada pula yang menyalahkan Allah atas kondisi sakitnya tersebut. Karena memang sakit itu tidak enak, tidak nikmat, tidak nyaman. Meskipun memilki uang yang melimpah, bisa membeli segalanya, tetapi tatkala sakit itu tiba maka semuanya tidak menjadi nikmat. Dari sini, perlu kita sadari bersama bahwa memang dibalik sakit banyak sekali kenikmatan yang tertutupi oleh rasa sakit tersebut.

Ada seorang pasien A dan pasien B, yang sama sama sakit dengan penyakit yang sama, dengan kamar yang sama, dokter yang sama. Tetapi pasien A dalam sakitnya ia selalu mengucapkan alhamdulillah, astaghfirullah, subhanallah dan kalimat thayib lainnya. Sedangkan pasien B ia senantiasa mengeluh, mengumpat, dan menyalahkan Allah. Hasilnya, berbeda diantara keduanya, tentu pasien A berpotensi sehat lebih cepat dari pada pasien B. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena pasien A telah mengetahui kenikmatan di dalam sakit, sehingga ia lebih dekat kepada rabbnya, sedangkan pasien B belum datang padanya kenikmatan di dalam sakit

Setidaknya ada 4 hal, ada 4 hal tersembunyi dibalik sakit yang kita derita. Baik itu sakit yan terjadi saat ini seperti flu, demam, maupun sakit yang telah lama diderita seperti diabetes, asam urat, osteoporosis, dsb

Pertama, sakit yang kita derita adalah sebagai penggugur dosa. Manusia tempatnya salah dan khilaf, sehingga potensi lumuran dosa dalam dirinya sangat besar. Kita ketahui bersama bahwa Pelebur dosa-dosa yang diperbuat manusia antara lain : taubat, amal sholeh, musibah (diantara musibah adalah sakit yang sedang dialami

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حَزَن وَلاَ أَذًى وَلاَ غمٍّ، حتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُها إِلاَّ كفَّر اللَّه بهَا مِنْ خطَايَاه

Andaikan seorang muslim di uji Allah dengan kelelahan, sakit, kesedihan, kekhawatiran, kesusahan, sampai hal yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa dosanya (HR. Muslim no. 2573)

Sehingga, mari tetap bersyukur bagi yang sedang sakit, baik itu yang sembuh maupun yang tak kunjung sembuh, karena Allah sedang memberi kesempatan kepada kita untuk menggugurkan dosa-dosa kita. Itulah hikmah di dalam sakit yang pertama , yaitu dengan sakit tersebut maka dosa dosa akan digugurkan

Kedua, menguji kesabaran. Disunnahkan bagi orang yang sakit untuk bersabar.

Sakit sesungguhnya menguji kesabaran seseorang. Semakin orang sakit sabar dalam sakitnya, semakin Allah SWT menyukainya. Sayangnya, ada orang yang saat diberi sakit agak lama, tidak sabar, lalu mencela, mengumpat dan marah-marah, misalnya kepada dokter, perawat, rumah sakit, atau yang lainnya.

Orang seperti demikian hakikatnya tidak marah terhadap orang lain, tetapi marah kepada Allah. Allah SWT yang memberi ujian sakit, dan Dia juga yang akan menghilangkannya. Lalu, bagaimana seharusnya? Adalah tetap optimistis atau tidak putus asa dan yakin bahwa Allah SWT pasti akan memberikan kesehatan, dengan terus berikhtiar berobat.

Allah SWT berfirman dalam Alquran, mengutip pesan Nabi Yaqub kepada putra-putranya yang akan dikirimkan ke negeri Mesir guna menemui Yusuf, wala taiasu mirrouhillah Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS Yusuf [12]: 87).

Putus asa justru akan semakin menambah beban orang yang sakit secara psikologis setelah sakit fisik. Optimisme penting bagi orang sakit.

Inilah kekuatan dalam diri yang dapat membantu menenangkan pikiran dan hati sehingga ia akan sabar menghadapi sakit yang dialaminya. Terkadang, orang yang optimistis lebih cepat sembuh daripada orang yang pesimistis atau putus asa.

Ketiga sakit dapat menyadarkan diri dari kelalaian kita

Terkadang, kita saking sering nya mendapat nikmat dari Allah kita menjadi terlena dan lupa. Yang dulu Ketika rumahnya masih biasa, rajin ke masjid, Ketika rumahnya agak bagus lagi, tetap ke masjid tetapi mulai telat, Ketika rumahnya menjadi tingkat dan tambah bagus, mulai telat sampai menunggu iqomat. Dan oleh Allah rumahnya bagus punya mobil dll ia mulai mengurangi shalatnya di masjid, lama lama tidak pernah ke masjid.

Dan orang orang seperti ini sedang lalai

Dan orang seperti ini butuh diingatkan

Bilamana lalainya sudah parah, maka dicubit tidak terasa, dipukul tidak terasa, maka perlu diberikan peringatan dari kelalaliannya diberikan musibah.

Dan orang seperti ini harus diingatkan. Dan salah satunya Allah mengingatkan orang seperti ini dengan sakit. Karena betapa banyak orang yang mulai sadar dan bertaubat Ketika diberikan oleh Allah berupa sakit. Sakit yang parah kemudian barulah ia sadar ia ingat nikmatnya sehat.

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Keempat, sakit ini akan mengingatkan nikmat sehat

Kita baru sadar nikmatnya bisa bernafas Ketika sedang sesak nafas.

Kita baru akan sadar pada nikmat nikmat yang terkadang kita anggap kecil Ketika dalam keadaan sakit

Dengan sakit tersebut Allah ingimn mengingatkan kita tentang nikmatnya sehat tersebut yang memang kita lupa. Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dan lupa dengannya yaitu Kesehatan dan waktu luang

Seorang penyair berkata

الصِّحَّةُ تَاجٌ عَلَى رُؤُوْسِ الأَصِحَّاءِ

-> kesehatan adalah mahkota yang ada di atas kepala orang-orang yang sehat

لَا يَرَاهُ إِلّا المَرْضَى

tidak terlihat kecuali oleh orang-orang yang sakit

itulah empat hal justru nikmat di dalam sakit. Meskipun sakit itu tidak nyaman, tetapi terdapat kenikmatan yang tersembunyi didalamnya. Semoga kita semua diberikan Kesehatan, keberkahan, dan kemudahan-kemudahan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini dengna sebaik baiknya.

Semoga kita semuanya senantiasa diberikan Kesehatan dan pandai pandai bersyukur. amin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image