Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arnoldus David Da Gomez

Mengupas Bahaya Cemburu: Efek dan Kunci pada Keberlanjutan dan Keharmonisan Hubungan

Pendidikan dan Literasi | Monday, 27 Nov 2023, 12:42 WIB
Sumber : https://www.shutterstock.com/image-photo/jealousy-suspicious-wife-reading-husbands-messages-2021599943

Cemburu seringkali dianggap sebagai bumbu yang menghangatkan hubungan, namun dalam kadar yang berlebihan, ia bisa menjadi racun yang merusak. Mengupas bahaya cemburu adalah langkah penting untuk memahami bahwa kunci keberlanjutan dan keharmonisan hubungan sejati bukanlah terletak pada kontrol, tetapi pada kepercayaan, komunikasi, dan pemahaman yang dalam. Cemburu, meskipun sering dipandang sebagai bagian dari hubungan yang menunjukkan perhatian, dapat menjadi ancaman serius ketika melebihi batasnya, meracuni kepercayaan, dan kualitas komunikasi antar pasangan. Namun, bagaimana cemburu bisa menjadi penjagal hubungan yang seharusnya erat dan kokoh?

Berdasarkan pada model transaksional kecemburuan (Attridge, 2013), skala kognitif dan perilaku dari MJS mewakili berbagai aspek dari tipe kecemburuan "curiga," sementara skala Kecemburuan Emosional mewakili tipe kecemburuan "reaktif." Ketidakseimbangan ini dalam daya tarik terhadap orang lain di luar hubungan kemudian dapat memengaruhi penggunaan kecemburuan sebagai respons yang menjadi sifat negatif. Perempuan merasa cemburu karena mereka yakin bahwa akan sulit menemukan hubungan baru jika hubungan yang sedang dijalani saat ini berakhir. Perempuan memberikan penekanan pada perhatian dalam hubungan, sementara laki-laki lebih memprioritaskan nilai diri mereka. Bagi pria, rasa cemburu tergantung pada seberapa besar penilaian dari pasangannya memengaruhi harga dirinya. Bila laki-laki tidak melihat daya tarik pasangannya terhadap orang lain yang dapat menyebabkan hal-hal negatif pada mereka, maka laki-laki tidak akan merasa cemburu (Yulianto, 2009).

Cemburu, meski seringkali dipahami sebagai respons alami dalam hubungan, memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika dan kestabilan sebuah hubungan. Ketika cemburu berlebihan menguasai, ia dapat menjadi sumber konflik yang merusak kepercayaan di antara pasangan. Perasaan tidak aman yang disebabkan oleh cemburu bisa merusak komunikasi yang sehat, mengarah pada ketegangan emosional, dan bahkan memicu perilaku yang destruktif. Selain itu, cemburu yang berlebihan juga dapat mengarah pada pengendalian yang berlebihan terhadap pasangan, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan keengganan untuk memberikan kebebasan dan ruang bagi satu sama lain. Kesemuanya ini merusak esensi dari hubungan yang sehat, yang seharusnya didasari oleh kepercayaan, pemahaman, dan dukungan. Dengan demikian, perasaan sementara sedikit cemburu mungkin dianggap wajar, perlu untuk memahami batasnya agar tidak meracuni hubungan yang seharusnya membangun dan mendukung (Pratiwi & Wisnubrata, 2023).

Sudah banyak kasus-kasus kekerasan fisik dan kekerasan emosional yang terjadi akibat sikap cemburu yang berlebihan. Statistik menunjukkan bahwa sepuluh dari setiap seratus perempuan dan dua belas dari setiap seratus anak laki-laki telah menjadi korban kekerasan fisik. Tiga dari empat kekerasan fisik tersebut dilakukan oleh teman sebaya. Kekerasan emosional yang dapat dilakukan oleh orang yang dikenal dekat maupun tidak apalagi oleh teman usia sebaya Beberapa contoh perlakuan kekerasan emosional seperti berbohong terus menerus, didiamkan, tidak dihargai, menghina, dan lain sebagainya (Lestiani, 2023). Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan detail dan hal-hal kecil dalam suatu hubungan untuk mencegah efek cemburu yang berlebihan, seperti :

1. Komunikasi Jujur dan Terbuka: Memiliki percakapan yang jujur dan terbuka tentang perasaan cemburu, memahami sumbernya, dan mencari solusi bersama.

2. Membangun Kepercayaan: Melalui tindakan dan kata-kata yang konsisten, pasangan dapat membangun kepercayaan satu sama lain.

3. Pemahaman Akar dari Cemburu: Melalui introspeksi diri, memahami alasan di balik perasaan cemburu itu penting untuk mengatasinya.

4. Membangun Rasa Percaya Diri: Peningkatan rasa percaya diri individu dapat membantu mengurangi kecenderungan cemburu yang berlebihan.

Selain itu, penting untuk memperhatikan bahwa kekerasan emosional juga dapat menyebabkan adanya potensi kerusakan pada hubungan antarindividu. Memperhatkan dinamika dalam interaksi suatu hubungan juga penting untuk menghindari risiko kekerasan fisik ataupun emosional dalam membangun hubungan yang sehat. Karena pada dasarnya seseorang bisa mengalami perasaan cemburu dalam waktu singkat atau bahkan dalam beberapa hari. Situasi tertentu mungkin memicu rasa cemburu pada seseorang, tapi pada waktu lain, situasi yang sama tidak menimbulkan reaksi cemburu pada orang tersebut (Yulianto, 2010).

Jadi, dalam upaya mengupas bahaya cemburu, kita memahami bahwa kecemburuan yang berlebihan dapat merusak keintiman dan kepercayaan antar individu dalam suatu hubungan. Kita dapat meningkatkan keterbukaan dalam berkomunikasi, pembangunan kepercayaan yang kuat, mengetahui tentang akar perasaan cemburu yang timbul, dan peningkatan rasa percaya diri pada diri masing-masing. Ini membuka pintu untuk kita memperkuat ikatan emosional dan membangun pondasi yang lebih kokoh untuk hubungan yang lebih sehat dan harmonis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image