Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Farras Reizaldy

Mental Health: Apakah Aku Gila?

Eduaksi | Monday, 06 Nov 2023, 08:49 WIB
https://aliciaclarkpsyd.com/defining-what-is-anxiety/

Dalam gelapnya malam, ketika bintang-bintang tersembunyi di balik awan kelam, suara-suara dalam pikiran berteriak tanpa henti. Di sana, di sudut terdalam jiwa yang gelap, terdapat pertanyaan yang menggelegar: "Apakah aku gila?"

Pertanyaan itu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan yang kerap penuh penderitaan, ketidakpastian, dan kesendirian. Seseorang yang merenung di lorong gelap pikirannya mungkin merasakan dirinya berada dalam keadaan terjebak, tertawan oleh ketidakmampuan untuk memahami dan mengendalikan kekacauan di dalamnya.

Di tengah sorotan tajam pandangan sosial yang terkadang kejam, orang-orang dengan pergulatan kesehatan mental sering kali merasa terasing, merasa terjebak dalam dunia yang tidak mereka pilih. Mereka bertanya-tanya apakah apa yang mereka rasakan, apa yang mereka alami, adalah sesuatu yang normal. Tapi apa arti normalitas di tengah dunia yang penuh dengan variasi dan kompleksitas yang tak terhingga?

Mungkin, kegilaan adalah sekadar definisi subjektif dari apa yang tidak kita pahami. Apakah kita bisa memandang kegilaan sebagai sebuah pola yang tidak lazim dari pikiran, ataukah ia adalah karya seni yang unik dari keberagaman manusia? Mungkin, kegilaan itu sendiri adalah sebuah bentuk kebijaksanaan terselubung yang hanya dipahami oleh mereka yang memiliki kepekaan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Namun, realitas pahitnya adalah bagaimana label kegilaan itu sendiri dapat menjadi belenggu yang mengikat, menghasilkan stigma sosial yang merusak. Orang-orang dengan pertanyaan tentang kegilaan dalam pikiran mereka sering kali diperlakukan sebagai orang-orang yang 'berbeda', yang 'aneh', atau 'tidak normal'. Mereka dikepung oleh pandangan-pandangan yang tak memahami, oleh stigma yang melekat kuat.

Dalam pertarungan batin mereka, mereka mungkin mencari jawaban yang tak pernah mereka temukan. Mereka mungkin menemukan terapi dalam keheningan, menenangkan diri di dalam lukisan-lukisan pikiran, menari di lorong-lorong imajinasi, atau bahkan merangkai kata-kata dalam puisi-puisi yang menyembunyikan kehampaan yang tak terungkap.

Mental health bukanlah tentang menjadi 'gila'. Ia tentang kesadaran, kesabaran, dan perjuangan. Ia tentang merangkul kegelisahan yang ada di dalam diri sendiri, tentang merayakan perbedaan yang membuat kita manusia yang unik.

Pertanyaan "Apakah aku gila?" mungkin tidak memiliki jawaban yang konkret. Mungkin, ia hanyalah ekspresi dari kompleksitas yang menghuni relung hati dan pikiran. Mungkin, perjalanan menuju kesembuhan adalah tentang menerima bahwa perbedaan, kegilaan yang dituduhkan, adalah bagian tak terpisahkan dari keindahan yang ada dalam diri kita.

Kita tidak bisa menilai orang lain dengan selembar definisi 'normal'. Kita harus belajar melihat dan merangkul setiap perjalanan individu dalam kesendirian mereka, dalam keheningan pikiran mereka. Kita harus menawarkan dukungan, pengertian, dan belas kasihan, bukan penilaian. Mungkin, pada akhirnya, pertanyaan "Apakah aku gila?" harus digantikan dengan "Bagaimana aku bisa membantu?"

Muhammad Farras Reizaldy

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image