Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Ketika Pesan Allah Menyentuh Hati

Agama | Friday, 27 Oct 2023, 16:46 WIB
Dokumen Republika

Manusia, sebagai makhluk sosial yang berpikir, berperasaan, dan berakal, memiliki kemampuan unik untuk merespons berbagai rangsangan dan informasi yang mereka terima. Salah satu bentuk respon yang sangat penting adalah bagaimana mereka merespons dakwah atau peringatan, terutama yang berkaitan dengan agama. Dakwah adalah cara untuk mengingatkan manusia tentang ajaran agama dan kebaikan yang seharusnya mereka amalkan.

Terkadang, setelah mendengar dakwah atau peringatan, manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan reaksi dan respons mereka terhadap pesan tersebut. Dalam konteks ini, kita akan membahas dua kelompok utama yang muncul setelah dakwah: kelompok pertama yang merasa takut kepada Allah dan kelompok kedua yang memiliki hati yang penuh dengan kekufuran.

Kelompok Pertama: Orang-orang yang Merasa Takut kepada Allah

Kelompok pertama adalah individu yang dalam hatinya ada rasa takut kepada Allah. Mereka mendengarkan dakwah atau peringatan dengan telinga terbuka, hati yang bersih, dan pikiran yang terbuka. Ketika mereka diingatkan tentang ajaran agama dan nilai-nilai moral, mereka merespons dengan positif. Rasa takut kepada Allah hadir dalam hati mereka, dan ini membuat mereka merenungkan pesan yang disampaikan. Ada beberapa alasan mengapa kelompok ini merespons dengan baik terhadap dakwah:

  1. Kesadaran akan Akhirat: Orang-orang dalam kelompok ini memiliki pemahaman yang mendalam tentang akhirat dan hari kiamat. Mereka tahu bahwa segala perbuatan mereka akan dihisab oleh Allah, dan ini mendorong mereka untuk hidup sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral.
  2. Keinginan untuk Memperbaiki Diri: Mereka merasa bahwa dakwah adalah peluang untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka melihat pesan yang disampaikan sebagai pedoman untuk kehidupan yang lebih baik.
  3. Kesadaran akan Dosa: Orang-orang dalam kelompok ini sadar akan dosa-dosa mereka dan ingin melakukan tobat. Mereka merasa bahwa mendengarkan dakwah adalah langkah awal untuk menghindari dosa dan kesalahan.
  4. Rasa Takut kepada Allah: Rasa takut kepada Allah adalah pendorong utama dalam hati mereka. Mereka ingin menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta dan menghindari kemurkaan-Nya.

Sikap Terbuka: Orang-orang dalam kelompok ini memiliki sikap terbuka terhadap pembelajaran dan pertumbuhan spiritual. Mereka siap menerima saran dan nasehat dengan baik.

Sebagai hasil dari respon positif ini, kelompok pertama cenderung menjalani kehidupan yang lebih sesuai dengan ajaran agama, menjauhi dosa, dan berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Mereka merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka, karena mereka tahu bahwa mereka menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini.

Kelompok Kedua: Orang-orang yang Hati Penuh dengan Kekufuran

Di sisi lain, ada juga kelompok kedua yang merespons dakwah atau peringatan dengan cara yang sangat berbeda. Kelompok ini terdiri dari individu yang memiliki hati yang penuh dengan kekufuran, dan mereka cenderung berpaling dan menjauh ketika diingatkan. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kelompok ini merespons dengan cara ini adalah sebagai berikut:

  1. Kebutaan Terhadap Kebenaran: Beberapa orang dalam kelompok ini mungkin telah menutup mata mereka terhadap kebenaran. Mereka mungkin telah memilih untuk mengabaikan atau menolak ajaran agama dan nilai-nilai moral.
  2. Kebijakan dan Kedegilan: Beberapa individu dalam kelompok ini mungkin keras kepala dan tidak mau menerima kritik atau saran dari siapa pun. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tahu segalanya dan tidak perlu diingatkan.
  3. Pengaruh Lingkungan Negatif: Terkadang, lingkungan sosial dan budaya di sekitar seseorang dapat memengaruhi cara mereka merespons dakwah. Jika lingkungan mereka cenderung mendukung kekufuran dan perilaku yang salah, maka individu dalam kelompok ini mungkin lebih cenderung untuk berpaling dari dakwah.
  4. Kegengsian dan Kepentingan Pribadi: Beberapa orang dalam kelompok ini mungkin memiliki kepentingan pribadi atau motif tertentu yang bertentangan dengan pesan yang disampaikan dalam dakwah. Ini dapat membuat mereka menolak dakwah dengan keras.
  5. Kurangnya Kesadaran akan Akhirat: Mereka mungkin tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang akhirat dan tidak merasa takut kepada konsekuensi perbuatan mereka di akhirat.

Kelompok kedua ini cenderung hidup dalam ketidaksetujuan dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang mereka terima melalui dakwah. Mereka mungkin menjalani kehidupan yang lebih cenderung terjerumus dalam dosa dan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama. Kehidupan mereka mungkin dipenuhi dengan kebingungan, ketidakpuasan, dan ketidakbahagiaan karena ketidaksesuaian antara tindakan mereka dan nilai-nilai yang mereka tolak.

Penutup

Dalam dunia ini, manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok utama setelah mendengar dakwah atau peringatan: kelompok pertama yang merasa takut kepada Allah dan merespons dengan baik, serta kelompok kedua yang memiliki hati penuh dengan kekufuran dan cenderung berpaling. Respon ini tergantung pada banyak faktor, termasuk pemahaman akan akhirat, keinginan untuk memperbaiki diri, kesadaran akan dosa, rasa takut kepada Allah, dan sikap terbuka terhadap pembelajaran spiritual.

Penting untuk diingat bahwa dakwah dan peringatan adalah bagian penting dari banyak agama dan budaya, dan mereka dimaksudkan untuk membantu individu menjalani kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendukung respon positif terhadap dakwah dan peringatan, serta berusaha untuk memahami dan membantu individu dalam kelompok kedua agar dapat membuka hati mereka terhadap pesan yang baik dan benar. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada perbaikan dan kedamaian di masyarakat kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image