Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vidocia Vabella

Memangnya Kerokan Berbahaya?

Eduaksi | Sunday, 08 Oct 2023, 11:16 WIB

Penulis: Vahalla Vidocia Vabella

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indoensia

Sudah sejak lama pengobatan kerokan menjadi pro-kontra dikalangan masyarakat dan juga tenaga medis. Sebagian besar orang menganggap kerokan memiliki banyak manfaat karena dapat menyembuhkan banyak penyakit. Tetapi tidak sedikit juga orang yang menganggap kerokan berbahaya. Bahkan di Amerika saja, kerokan dianggap sebagai Tindakan yang abbusive atau menyakiti.

Tapi, bagaimana sih sebenarnya fakta dari kerokan itu sendiri? Apakah kerokan memang benar-benar bisa menyembuhkan beberapa penyakit? Ataukah hal tersebut hanyalah sugesti belaka? Yuk, Simak beberapa faktanya secara medis!

Kerokan adalah salah satu pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara menggosokkan koin dipermukaan kulit hingga kulit muncul warna merah hingga hitam. Kerokan sangat populer di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Di China, kerokan bernama Gua Sha, di Vietnam Cao Gio, dan di Kamboja bernama Goh Kyol. Kerokan dipercaya dapat mengeluarkan angin dan racun sehingga badan terasa lebih fit. Pada umunya kerokan dilakukan di punggung, leher, dada, lengan, pantat, dan betis.

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Kerokan?

Kerokan dilakukan dengan menggosokkan koin atau dengan alat pengerok lain yang tumpul ke permukaan kulit. Sebelumnya permukaan kulit tersebut telah diolesi pelican yang dapat berupa minyak pijat, lotion, balsam, dan sebagainya. Di China (Gua Sha) umunya dilakukan dengan menggunakan sendok, tanduk kerbau, koin, dan giok.

Hal pertama yang terjadi pada tubuh saat kerokan adalah munculnya warna merah pada permukaan kulit. Banyak orang berasumsi bahwa warna merah yang muncul adalah tanda angin di tubuh keluar. Jadi, semakin merah warnanya, angin yang keluar semakin banyak juga. Warna merah ini akan hilang setelah 2-4 hari.

Tetapi faktanya, warna merah yang ditimbulkan dari kerokan adalah melebarnya pembuluh kapiler pada bagian tubuh yang dikerok. Pembuluh darah kapiler yang melebar mengindikasikan meningkatnya aliran darah. Secara tradisional, kondisi tersebut dianggap melancarkan “chi” atau energi. Keadaan permukaan kulit yang merah sebenarnya tidak berbahaya apabila tidak dilakukan secara terus menerus dan tidak terlalu keras. Garis-garis merah ini dalam dunia medis disebut petechiae atau ekimosis.

Manfaat Kerokan

1. Tubuh Terasa Nyaman dan Segar

Tubuh nyaman dan segar ini muncul karena lancarnya aliran darah. Aliran darah yang lancar juga dapat memicu dihasilkannya hormon endorfin, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari. Hormon endorfin dapat membuat mood lebih senang serta badan lebih nyaman. Hal tersebut yang sebenarnya yang menyebabkan badan lebih enak setelah kerokan. Selain itu, kerokan juga dapat meningkatkan suhu tubuh sehingga tubuh terasa lebih hangat dan segar.

2. Meredakan Sakit Kepala

Sakit kepala dapat dikurangi atau bahkan di atasi dengan kerokan. Hal ini masih berkorelasi dengan lancanya aliran darah, sehingga mampu meredakan sakit Kapala, terutama sakit kepala yang berdenyut dan migran.

3. Meredakan Nyeri Leher

Pada suatu penelitian yang terdapat pada jurnal Archives of Medical Allied Science, terdapat 48 partisipan yang mengalami sakit leher dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan terapi kerokan dan kelompok kedua mendapatkan bantal pemanas untuk mengurangi nyeri leher. Setelah 1 minggu, kelompok yang mendapatkan terapi kerokan menyatakan nyeri yang lebih minim dibandingkan kelompok yang menggunakan terapi bantal pemanas. Kerokan dapat merenggangkan otot di leher sehingga mengurangi dan meredakan ketengangan kronis pada penderita penyakit leher.

4. Mempercepat Pemulihan Otot

Kerokan dapat sangat bermanfaat untuk para atlet, karena kerokan merupakan katalisator pemulihan otot yang efektif.

Efek Smaping Kerokan

1. Reaksi Alergi pada Kulit yang Dikerok

Setiap kulit pada manusia memiliki karakteristik yang berbeda. Efek samping ini kemungkinan terjadinya lebih tinggi apabila alat kerok yang digunakan tidak steril.

2. Terjadi Peradangan di Kulit

Lapisan terluar kulit yang dikerok akan terkikis, lecet dan juga peradangan. Apalagi jika proses saat kerokan dilakukan dengan sangat keras, hal ini bukan hanya dapat menyebabkan peradangan tetapi juga muncul bitnik kemerahan hingga pendarahan ringan.

3. Dapat Sebagai Media Penularan Penyakit Menular

Hal ini dapat terjadi apabila saat kerokan terjadi pendarahan dan alat kerokan yang digunakan dipakai secara bergantian serta tidak steril.

Cara Kerokan yang Benar dan Aman

1. Jangan Terlalu Sering

Lakukan kerokan jika memang badan tidak enak. Melakukan kerokan terlalu sering dapat menyebabkan peradangan kulit yang kronis.

2. Pastikan Alat yang Digunakan Bersih

Hal ini dilakukan agar dapat menghindari infeksi dan risiko terjangkit penyakit menular

3. Jangan Mengerok Orang yang Punya Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit darah sukar untuk membeku. Melakukan kerokan pada orang Hemofilia dapat sangat berbahaya.

4. Jangan Mengerok Terlalu Keras

Melakukan kerokan terlalu keras dapat mengakibatkan terjadinya iritasi dan juga peradangan kulit.

Sampai sekarang kerokan masih menuai pro dan kontra. Sekarang tergantung bagaimana pribadi masing-masing menyikapinya. So, bagaimana menurut anda?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image