Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heri Heryana

Pelataran Sehat: Penerapan AI Menuju Kompetensi SDM Kesehatan Terintegrasi

Lomba | Monday, 28 Aug 2023, 18:57 WIB

Ketika berkunjung ke kantor Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kemenkes RI di Jakarta saya menemukan hal menarik ketika membahas LMS (Learning Management System) bertajuk Aplikasi Pelataran Sehat untuk mendukung sistem pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) terutama SDM Kesehatan. Kita tahu, pelayanan kesehatan adalah sektor pelayanan publik yang cukup fundamental di masyarakat sehingga berbicara peningkatan pelayanan publik sebelum berbicara kualitas pelayanannya itu sendiri kita harus melihat kualitas SDM-nya juga.

Sebagai pengelola unit Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi tenaga kesehatan di salah satu UPT Rumah Sakit Badan Layanan Umum Kementerian Kesehatan kami rutin mengadakan kegiatan pengembangan kompetensi teknis bagi tenaga kesehatan baik itu Pelatihan terakreditasi, seminar, workshop, Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa Kesehatan, PPDS, Co Ass, dan lain sebagainya. Lahirnya aplikasi Pelataran Sehat yang digagas Ditmutunakes bekerja sama dengan Tim DTO (Digital Transformation Office) Kementerian Kesehatan tentu saja menjadi angin segar bagi kami pengelola diklat tenaga kesehatan dalam menunjang kegiatan saat ini maupun di masa depan.

ASN | Sumber: republika.co.id

Kami menyadari, dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh fasilitas kesehatan Indonesia ini kerap menemui beberapa kendala. Diantaranya biaya akomodasi yang tinggi, perjalanan peserta yang jauh ke lokasi pelatihan, dan kendala teknis lainnya. Dampak yang paling terasa adalah biaya pelatihan menjadi lebih mahal dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan menjadi lebih panjang karena mempertimbangan jarak dan waktu rumah tinggal peserta dengan lokasi kegiatan. Hadirnya aplikasi Pelataran Sehat dari Kementerian Kesehatan membuat kami para pengelola Diklat Tenaga Kesehatan seperti mendapatkan optimisme baru. Dengan aplikasi ini, kami bisa mengubah strategi pembelajaran maupun strategi pembiayaan kegiatan ke depannya.

Namun ternyata ketika kami coba implementasikan dalam salah satu pelatihan Ventilasi Mekanik Dasar bagi Perawat ICU dan IGD bulan Agustus 2023, aplikasi Pelataran Sehat ini ternyata masih memiliki sejumlah kendala. Ketika peserta akan registrasi, banyak yang terkendala data mereka tidak terdeteksi di SISDMK (Sistem Informasi SDM Kesehatan) atau di Disdukcapil. Hal inilah yang kemudian saya dan pimpinan coba konsulkan ke Ditmutunakes untuk mencapai solusi bagi kegiatan pengembangan kompetensi yang akan kami selenggarakan selanjutnya.

Dalam kunjungan tersebut, pihak Ditmutunakes menjelaskan integrasi data terutama di rumah sakit atau dinas kesehatan daerah rupanya masih menjadi peer yang coba disempurnakan oleh Tim DTO terutama soal validitas dan kecocokan data. Dari penjelasan mereka, kami coba menangkap kemana arah tujuan aplikasi Pelataran Sehat ini implementasinya di masa depan.

“Jadi di aplikasi ini, seluruh tenaga kesehatan Indonesia bisa terlihat kompetensinya dan bisa dipantau Kementerian Kesehatan?“ tanya saya.

“Betul. Kegiatan pengembangan kompetensi yang tersedia juga nanti bisa diakses oleh seluruh nakes. Ini akan mirip seperti Market Place Pengembangan Kompetensi dimana nakes bisa memilih langsung pelatihan yang mereka butuhkan sesuai RPI (Rencana Pengembangan Individu) mereka.“ jawabnya.

Penjelasan tersebut tentu saja semakin menarik minat kami sebagai pengelola Diklat. Dengan aplikasi Pelataran Sehat pembelajaran tidak selalu harus full luring, tapi bisa dikombinasi dengan hybrid learning (luring dan daring) atau full daring. Nakes juga bisa dengan mudah menemukan pelatihan-pelatihan yang kami selenggarakan untuk mereka ikuti. Misalnya Pelatihan Respirasi Dasar untuk Perawat, Pelatihan Ventilasi Mekanik untuk Perawat, Pelatihan Perancang/Pelaksana/Penjamin Rekam Medik Elektronik, Pelatihan Penanganan Malnutrisi Gizi pada Kasus Paru dan lain sebagainya. Bahan tayang materi baik modul maupun video pembelajaran bisa diakses dalam satu aplikasi. Begitu juga dengan sertifikat, nakes bisa langsung mengunduh e-sertifkat di aplikasi yang sama. Ini sangat efektif dan juga efisien dimana SDM kesehatan Indonesia bisa belajar tanpa batas ruang dan waktu serta menjadi salah satu solusi pemerataan knowledge, skill, dan attitude.

Tantangan AI dan Tranformasi Digital

AI hanya salah satu dari kegiatan transformasi digital yang terus digadang pemerintah termasuk transformasi di bidang kesehatan di tengah kemajuan teknologi yang terus berkembang. Aplikasi LMS Pelataran Sehat sebagai salah salah satu produk transformasi digital dipercaya akan mampu memberikan manfaat yang besar dalam menunjang kompetensi SDM kesehatan terintegrasi di Indonesia yang masih menyimpan sejumlah persoalan terutama soal pemerataan. Akses yang lebih baik, efektivitas dan efisiensi, serta potensi kolaborasi yang lebih terbuka adalah keniscayaan yang bisa dirasakan oleh semua stakeholder yang terlibat dalam pelayanan publik utamanya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Tapi, jangan lupa bahwa kecerdasan buatan, big data, dan lain sebagainya di Indonesia masih menyimpan sejumlah peer dan tantangan besar terutama soal keamanan data dan pemerataan akses digital di daerah. Sudah sering kita melihat pemberitaan pencurian data oleh kejahatan cyber yang memperjualbelikan data pribadi secara tidak bertanggung jawab. Namun, kita juga harus percaya bahwa kesempurnaan tidak akan bisa dicapai hanya dalam satu kesempatan. Perkembangan teknologi dan kecanggihan yang terus berkembang seperti AI perlu diwaspadai dengan sistem keamanan yang lebih kuat sehingga pemerataan kompetensi SDM kesehatan di Indonesia bisa diwujudkan tanpa ancaman dan kekhawatiran penggunanya.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image