Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image RIDOAN HARUN HARAHAP,S.Pd.I

Prokontra Merdeka Belajar

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 20 Aug 2023, 00:42 WIB

Pro Kontra Merdeka Belajar

RIDOAN HARUN HARAHAP

[email protected]

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim telah resmi meluncurkan program "Merdeka Belajar" yang bertujuan untuk mengasah peserta didik untuk memiliki soft skill, kompetensi, serta hard skill yang diharapkan nantinya mampu dan ikut bersaing di di level Internasional. Tetapi di dalam setiap kebijakan baru apalagi yang bersifat fundamental pasti diikuti dengan pro dan kontra dari berbagai pihak dan berbagai kalangan, berbagai pendapat pro dan kontra ini akibat dari banyaknya perubahan yang mendasar dalam dunia pendidikan. Terlepas dari itu Merdeka Belajar diyakini menjadi ruang besar kebebasan Imajinasi yang ditawarkan dalam pengembangan konsep pendidikan untuk Negara Indonesia.

Ruang besar kebebasan itu seyogyanya menjadi suatu tantangan besar ketika pendidikan diuji dengan adanya Pandemi Covid 19 yang melanda bangsa ini dan hampir belahan dunia lain juga mengalami hal yang sama. Yang memaksa sistem pendidikan di Indonesia mau tidak mau harus beradaptasi secara cepat dan tepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di era pandemic covid 19 dan sekaligus era ini menguji kekuatan dan kelemahan serta solusi sistem pendidikan kita. Sejatinya masalah pendidikan harus dalam sebuah optimisme karena masalah pendidikan tidak akan pernah tuntas akibat adanya perubahan dunia yang dinamis dan dalam perubahan akan selalu melahirkan tantangan yang berbeda. Oleh sebab itu seha snya arah pendidikan juga harus fleksibel dan selalu siap untuk disesuaikan. Pandemi juga telah mengajarkan kita bahwa harus mengurangi tatap muka dan terpaksa menjalankan pembelajaran secara daring selama hampir satu setengah tahun dan berbagai tantangan dan kendala ditemui di lapangan. Evaluasi dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak bisa di pungkiri diantaranya tingginya angka putus sekolah dan berpotensi menurunnya nilai dan kualitas pendidikan karena tidak tercapainya target kurikulum yang sudah ditetapkan. Dan Kemendikbud Ristek juga sudah menguji efektivitas PJJ, kualitas tenaga pendidik dan peserta didik serta proses pembelajarannya. Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga saat ini masih ditemukan banyak kendala yang berarti ditambah dengan berbagai keterbatasan.

Efek pandemi sampai sekarang masih terasa bagi masyarakat diantaranya kekurangan ekonomi dan keterbatasan berbagai fasilitas penunjang menjadi permasalahan utama ditambah kejenuhan yang dialami peserta didik dan dan pengajar serta orang tua sebagai pendamping dalam pembelajaran online. Merdeka Belajar diharapkan menjadi solusi dan merupakan satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayan Riset dan Teknologi untuk menjadikan proses pembelajaran suasana belajar bahagia (happy learning). Merdeka Belajar memiliki tujuan memberikan rasa nyaman dan suasana bahagia untuk para tenaga pendidik, peserta didik dan para orang tua dan terlepas dari berbagai tekanan. Tenaga pendidik, peserta didik dan orang tua seringkali merasakan tekanan berat ketika dihadapkan dengan beban administrasi, prestasi, nilai, kesejahteraan, keuangan dan menjaga hubungan interaksi pendidikan. Kurikulum Merdeka Belajar dan platform Merdeka Mengajar juga diharapkan mampu mengejar ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik efek dari pandemi yang menyebabkan perubahan yang signifikan pada struktur pembelajaran. Kurikulum Merdeka dianggap sebagai mengejar ketertinggalan karena kurikulum ini dianggap lebih sederhana dan mendalam, standar pencapaian sederhanadengan materi yang lebih sedikit sehingga memberikan waktu untuk tenaga pendidik untuk dapat mendalami konsep pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran peserta didik akan lebih terfokus pada materi dan kedalaman materi dijadikan sebagai fokus utama.

Sepanjang tahun 2020 Kemendikbud sudah menghadirkan terobosan Merdeka belajar mulai dari episode pertama sampai episode keenam, yang dimulai dari penetapan program pokok kebijakan pendidikan yang diantaranya menghapus sistem Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), pengganti Ujian Nasional (UN), menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menakar kembali sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pada episode kedua Merdeka belajar mengusung Kampus Merdeka dimana Kemendikbud melaksanakan penyesuaian dalam lingkup Pendidikan Tinggi, diantaranya kebijakan dalam otonomi pembukaan program studi baru, proses dalam re-akreditasi PT, perubahan status PTN badan hukum, dan kebijakan hak belajar tiga semester di luar program studi serta perubahan definisi SKS. Merdeka Belajar juga mempunyai berbagai program yang diluncurkan yaitu Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Magang Bersertifikat, Proyek Kemanusiaan, Riset Dan Penelitian, Membangun Desa (KKN tematik). Program Kampus Mengajar dan Program Wirausaha. Selanjutnya Kemendikbud mengubah pola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk Tahun anggaran 2020, Merdeka Belajar episode keempat Program Organisasi Penggerak (POP). Program kebijakan ini bertujuan untuk pemberdayaan organisasi masyarakat dalam membangun sekolah penggerak. Guru penggerak menjadi program kelima yang berfokus pada pedagogi, dan berpusat pada peserta didik dan pengembangan holistic, pelatihan yang menekankan pada pola kepemimpinan instruksional melalui on the job coaching. Merdeka belajar episode ke enam Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi program ini dalam rangka mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dengan upaya transformasi pendidikan tinggi diharapkan mampu melahirkan multi talent yang mampu berkompetisi di kancah Internasional.

Tahun 2021 Mendikbud Ristek memiliki prioritas Merdeka Belajar 2021 dengan fokus pada delapan prioritas. Pertama; sistem pembiayaan pendidikan yang disebut dengan KIP Kuliah dan KIP sekolah, tunjangan profesi, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri. Prioritas kedua fokus pada program digitalisasi sekolah dan media pembelajaran lewat sistem penguatan platform digital, ketiga; Prestasi dan penguatan karakter, pembinaan peserta didik, prestasi, talenta dan penguatan karakter. Prioritas ini dibuat melalui tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter. Keempat; Guru penggerak diharapkan dapat menjadi katalis perubahan pendidikan di daerah dengan cara menggerakkan komunitas belajar, mendorong peningkatan kepemimpinan di sekolah, serta membuka ruang diskusi yang positif dan membuka diri untuk berkolaborasi antar guru stakeholder baik di dalam dan diluar sekolah untuk kemajuan kualitas pembelajaran. Kelima; Kurikulum baru disebut sebagai Kurikulum Paradigma Baru, kurikulum pengganti K13 sudah diuji coba di 2500 di sekolah penggerak dan diklaim lebih focus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi sehingga tenaga pendidik memiliki banyak waktu untuk pengembangan dan penguatan karakter dan kompetensi. Keenam; revitalisasi pendidikan vokasi, Kemendikbud akan direvitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbasis 4.0, dukungan dan percepatan link and match dengan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Ketujuh; Kampus Merdeka Kemendikbud Riset Dan Teknologi menyiapkan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggali kemampuan sesuai dengan minat dan bakat dengan memasuki dunia kerja yang diperuntukkan sebagai persiapan karir di masa yang akan datang. Kedelapan; Pemajuan budaya dan Bahasa Kemendikbud memberikan apresiasi besar dan peningkatan SDM untuk satuan pendidikan, yang mengadakan kegiatan dan program publik, pengelolaan cagar budaya dan warisan benda dan penguatan desa, selain itu Kemendikbud juga memfokuskan untuk pembinaan Bahasa dan sastra, penutur bahasa pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra.

Konsep Merdeka Belajar tentunya mendapat ruang dan tanggapan di masyarakat terutama penggiat pendidikan. Kebijakan dan konsep Nadiem Makarim ini menuai pro dan kontra maupun kritik, tanggapan datang dari berbagai kalangan. Yang menggagap pro menyampaikan bahwa konsep yang ditawarkan Merdeka Belajar berpotensi membuat tenaga pendidik lebih fokus terhadap potensi peserta didik dan terhindar dari berbagai tekanan, tekanan yang dimaksud diantaranya tekanan administrasi, penguasaan materi dan bahan ajar dan berbagai tekanan kebijakan lainnya sehingga konsep ini dapat memunculkan potensi guru yang memang berbakat karena berdampak pada peningkatan kompetensi tenaga pendidik. Kompetensi guru yang baik akan berpengaruh positif terhadap perkembangan potensi peserta didik. Khusus pada program penggantian USBN yang di ganti dengan assessment dan penghentian UN, konsep USBN yang rilis pemerintah sudah baik sebagai upaya pemerataan standar penilaian dan pelaksanaan di seluruh pelosok Indonesia. Hanya saja ada permasalahan, terkadang di temukan soal yang kesesuaiannya sangat jauh dengan proses pembelajaran di sekolah terutama di daerah. Tapi dengan konsep penilaian di lakukan di sekolah peserta didik akan mendapatkan kebebasan melakukan penilaian akhir, peserta didik dinilai tidak hanya berdasar nilai pada ujian akhir.

Ada pro dan ada juga kontra beberapa kalangan menyampaikan ketidaksesuaiannya dengan konsep Merdeka Belajar karena dianggap belum begitu matang dalam persiapan karena bukan suatu rahasia lagi ketika program pendidikan selalu berubah-ubah sehingga program Merdeka belajar dikhawatirkan terburu-buru dan kekhawatiran yang sangat mendalam adalah akan berganti lagi ketika pejabat menteri berganti. Dalam sejarah bangsa ini Indonesia telah mengalami pergantian Kurikulum sebanyak 11 kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006, 2013, dan yang terbaru adalah kurikulum Merdeka, seorang penggiat pendidikan berpendapat agar kurikulum yang ada di optimalkan terlebih dahulu, Karena menurutnya selama kurikulum sering berganti maka akhirnya tidak satupun kurikulum yang optimal dan berjalan dengan sempurna. Padahal mengoptimalkan kurikulum lama lebih baik daripada membuat kurikulum baru

Seharusnya Merdeka Belajar menjadi komitmen bersama dan dijadikan sebagai langkah yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal dan sesuai dengan kondisi dan tempat sekarang dengan visi mempersiapkan generasi tangguh, cerdas, kreatif dan mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Pro dan kontra yang muncul mudah-mudahan menjadi suatu jalan untuk memajukan visi dan misi pendidikan Indonesia. Perubahan Kurikulum menjadi harapan bisa menjadikan peserta didik mampu belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Para penggiat pendidikan semoga mampu mengajarkan dan menjalankan proses pembelajaran dengan berbagai materi dengan metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di masa sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image