Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahro Al-Fajri

Free Sex Menjadi-jadi, Save Generasi dari Liberalisasi

Info Terkini | Friday, 11 Aug 2023, 17:37 WIB

Angka free sex di kalangan remaja semakin menjadi-jadi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan mayoritas anak remaja di Indonesia sudah berhubungan seksual. Untuk remaja 14-15 tahun jumlahnya 20 persen anak, dan 16-17 tahun jumlahnya mencapai 60 persen (batampos.co.id, 6/8/2023). Kondisi yang amat menghawatirkan di negeri dengan mayoritas penduduk muslim. Angka ini juga dinilai terus meningkat dari tahun ke tahun.

Para pakar mengungkapkan banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Diantaranya pemahaman yang kurang tentang dampak seks bebas dan masalah ekonomi yang mengharapkan mendapatkan uang dengan jalan instan. Hadeuh, semakin miris kondisi generasi di negeri ini.

Jika di cermati, kondisi generasi yang seperti ini pastilah tidak lepas dengan gaya hidup liberal yang semakin marak di kalangan remaja. Jika di era 19an pacaran dianggap hal yang tabu, saat ini dengan arus liberalisasi pacaran dianggap hal yang lumrah. Pacaran, seks bebas, dianggap sebagai gaya hidup yang wajar di kalangan remaja bahkan difasilitasi dengan kondom sebagai pencegah kehamilan.

Padahal, pacaran adalah aktivitas mendekati zina yang jelas merupakan dosa. Seks bebas jelas merupakan perzinahan yang termasuk dosa besar. Sayangnya hukum malah tidak memiliki ketegasan untuk mengatasi problem ini dan malah memberikan dispensasi nikah bagi para pelaku zina di usia muda dan menganggap zina setah usia dewasa adalah salah satu kebebasan individu yang malah harus dilindungi.

Astaghfirullah, ya jelas akhirnya seks bebas makin menjadi. Gempuran liberasi dari setiap lini telah menjadikan generasi semakin bebas. Ditambah pendidikan keimanan kurang, tuntutan ekonomi tinggi sehingga para generasi mampu melakukan apapun demi uang ataupun kesenangan.

Beginilah kehidupan sekuler dimana agama dipisahkan dari kehidupan. Alhasil, banyak sekali kemudharatan yang terjadi walaupun negeri ini mayoritas muslim. Bagaimana tidak, aturan Allah tidak diterapkan dalam lini masyarakat. Malah gaya hidup sekuler liberal yang didengungkan. Generasi semakin liberal gak karuan. Bagaimana wujud negeri kedepan saat generasinya demikian?

Allah telah menetapkan sistem pergaulan yang begitu sempurna bagi manusia. Hubungan laki-laki dan perempuan dalam Islam hubungan saling tolong menolong dalam kebaikan bukan hubungan feminitas dan maskulinitas. Hubungan feminitas dan maskulinitas hanyalah terwujud dengan jalan yang halal yaitu pernikahan. Laki-laki dan perempuan non mahram dilarang berduaan secara mutlak. Selain itu dilarang pula campur baur tanpa alasan yang syar'i.

Pandangan hidup adalah untuk ibadah bukan kesenangan nafsu dan materi. Sehingga aktivitas mendekati zina bisa diminimalisir dan perzinahan bisa benar-benar tidak ada. Jika terjadi perzinahan ada hukum yang tegas, hukuman cambuk bagi pelaku yang belum menikah dan rajam bagi pelaku yang telah menikah. Dengan demikian, generasi akan fokus melejitkan potensinya untuk mengisi peradaban Islam dengan ilmu pengetahuan dan akan terjaga kemuliaannya. Hal ini sebagaimana terjadi di era kekhilafahan Islam. Sehingga satu-satunya solusi untuk menyelamatkan generasi dari liberalisasi adalah dengan menerapkan Islam di tengah-tengah masyarakat. WaAllahu'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image