Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Abigail Ulil Albab Affendi

Yang Muda yang Luar Biasa

Khazanah | Thursday, 08 Jun 2023, 14:51 WIB

Masa muda dalah fase emas kehidupan, begitu kata banyak orang. Pepatah tersebut memang nyata adanya, kebenaran tersebut dibuktikan dengan kecemerlangan banyak generasi dari kakek-nenek leluhur kita di masa lampau. Mulai dari perempuan pemberani bernama Matha Christina yang bertarung melawan Belanda di sisi Pattimura, kemudian lahir R. A. Kartini, gadis bangsawan Blora yang dikenang sebagai pelopor emansipasi wanita lewat kumpulan suratnya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kartini mati muda, tapi semenjak itu pergerakan pemuda dalam membangun bangsa makin gencar dilakukan. Saat abad ke-19 belum genap 3 dasawarsa, perkumpulan pemuda dari Jong Java sampai Jong Sumatranen Bond melakukan ikrar tersohor yang dikenal sebagai “Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dari titik itulah, peran krusial pemuda untuk bangsa ini terus-menerus berlanjut, masuk ke dalam diri Soe Hok Gie, Habbie muda, hingga sampailah kita pada generasi sekarang.

Maka di masa ini, yang dihadapi kalangan pemuda kita dalam merawat ibu pertiwi ialah, bagaimana tetap harus bertahan di masa pandemi yang mencekam. Semua dari kita tahu, bahwa dalam 2 tahun terakhir ini, seluruh dunia digebuk pagebluk. Menyebarnya virus covid-19 dari Wuhan, China, belum usai hingga saat ini. Malah semakin bertambah saja varian virusnya. Penampakan ini tentunya sangat berdampak pada seluruh kalangan masyarakat. Karena yang namanya infeksi virus tak kenal apa itu tua-muda, kaya ataupun melarat. Kuncinya ada di bagaimana cara kita menjaga kesehatan dan sterilisasi diri.

Lantas, kegiatan apa yang harus dilakukan sebagai awalan kita sebagai pelajar muda dalam menjaga keutuhan NKRI? Ada satu jawaban yang sangat cocok, yaitu dengan merealisasikan perkataan Bung Karno dalam pidato beliau pada peringatan HUT RI 1966 yang berbunyi “JASMERAH”, Jangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah. Kata sakti ini selayaknya haruslah mengakar kuat dalam diri kita masing-masing sebagai generasi muda penerus bangsa. Dan bukan sekedar mengakar semata, karena esensi murni dari kalimat ini adalah bagaimana nantinya kita bias terus mengingat sejrah bangsa ini dan terus mempelajarinya, mempertahankannya, kemudian menjaganya sampai hari tua.

Seperti apa sebenarnya langkah mengingat dan mempelajari sejarah tersebut? Itu semua dapat dimulai dari hal-hal kecil di dalam keseharian kita. Contohnya, adalah dengan rutin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Kegiatan kecil ini dapat menjadi sarana kita dalam melestarikan sejarah serta memperkuat rasa nasionalisme di dalam diri. Dengan bernyanyi Indonesia Raya, dapat kita hayati bagaimana pengorbanan para pahlawan dalam mengankat martabat bangsa lewat lirik daari lagu kebangsaan kita ini. Akan kita kenal lebih banyak nilai berharga lagi ketika kita lebih jauh mendalami lagu Indonesia Raya. Semacam siapa pencipta lagu ini (tidak lain tidak bukan adalah Wage Rudolf Supratman), pada tahun berapa lagu ini pertama kali dinyanyikan di depan public, dan masih banyak yang lainnya.

Selain melalui cara rutin menyanyikan lagu Indonesia Raya, kegiatan JASMERAH lain yang bisa dilakukan ialah dengan menekuni mata pelajaran sejarah serta tekun membaca buku sejarah. Karena dengan itu, kita bisa terbiasa mengingat nama-nama tokoh, nama tempat, maupun latar waktu dan hal penting yang lain. Tidak perlu memaksa untuk serius menghafal, diperbolehkan untuk berlaku enjoy dalam upaya ini. Dengan terus membaca dan belajar, nantinya sekumpulan ingatan kita terhadap sejarah yang sebegitu luas tersebut dapat masuk ke otak kita.

Cara kedua dari saya untuk semua generasi muda dalam menjaga keutuhan NKRI yaitu, dengan senantiasa menyongsong prinsip kepentingan bersama dan sikap gotong-royong. Sepasang prinsip dan sikap yang saya sebutkan di atas mestinya akan dapat sangat memberi pengaruh positif bagi keberlangsungan bangsa kita. Lewat cara gotong-royong, dapat diyakini bahwa aka nada banyak efek baik yang menglir sedikit-demi-sedikit ke dalam diri orang di sekitar kita. Dalam lingkungan sekolah misalnya, pada hari tertentu ketika masuk waktu bersih-bersih kelas, kita bisa menggaet dan menaikkan semangat teman sekelas kita untuk mau bersemangat kerja bakti baik dengan perilaku saling bantu ataupun dengan perkataan melalui ajakan lantang yang dapat mengena di hati teman. Dengan begitu saja, kita sudah berjasa membangun rantai keutuhan antar warga Negara Republik Indonesia biarpun baru dalam lingkup skala kecil.

Terakhir yang ingin saya sampaikan, semoga dari sedikit ketikan tangan ini, akan berguna banyak bagi siapapun yang membacanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image