Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yum Roni Askosendra

Keutamaan Amar Makruf dan Nahi Mungkar yang Terlupakan

Agama | Monday, 05 Jun 2023, 15:24 WIB
Berdakwah

Ajaran Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, dari yang terkecil sampai terbesar, dan dari hal-hal yang bersifat individu sampai bermasyarakat dan bernegara. Salah satu ciri khas umat Islam adalah saling memberi nasihat kepada sesama, mengajak kepada kebaikan, saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran, serta memperingatkan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah Ta’ala.

Amar makruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran) merupakan sarana penting dalam kehidupan sosial keagamaan. Sebagian ulama menempatkannya pada urutan keenam setelah rukun Islam. Bahkan, Allah Ta’ala mendahulukan prinsip amar makruf dan nahi mungkar ini daripada keimanan. Allah Ta’ala berfirman,

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-‘Imran: 110).

Dalam surat lain, Allah Ta'ala mendahulukan penyebutannya dari mendirikan shalat dan menunaikan zakat, yaitu firman-Nya yang berbunyi,

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71).

Penyebutan amar makruf dan nahi mungkar yang pertama sebelum beriman kepada Allah Ta’ala, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, menunjukkan kemuliaan dan urgensi kewajiban ini dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Jika amar makruf dan nahi mungkar dilakukan dalam suatu kelompok, ia akan bersih, baik, dan jauh dari keburukan dan kebinasaan. Sebaliknya, jika amar makruf dan nahi mungkar tidak berjalan sebagaimana mestinya, bencana moral dan bahaya besar akan datang.

Dalam kitab Durus Al-Am, Dr. Abdul Malik Al-Qasim merangkum beberapa keutamaan amar makruf dan nahi mungkar.

Pertama, amar makruf dan nahi mungkar merupakan tugas utama yang diemban para rasul. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut.” (QS. An-Nahl: 36).

Kedua, sikap ini adalah karakter dasar yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,

Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman.(QS. At-Taubah: 112).

Sikap yang berbeda dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pelaku dosa dan kejahatan. Mereka senantiasa mengajak manusia kepada kemungkaran dan mencegah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik (QS. At-Taubah :67).

Ketiga, amar makruf dan nahi mungkar adalah sifat orang-orang yang saleh. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (salat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih.” (QS. Ali ‘Imran: 113-114).

Keempat, amar makruf dan nahi mungkar merupakan tanda kemuliaan umat nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Allah Ta’ala berfirman,

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-‘Imran: 110).

Kelima, salah satu sebab untuk mendapatkan kedudukan di muka bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala,

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al-Hajj: 41).

Keenam, sebab-sebab penting untuk mencapai kemenangan. Allah Ta’ala berfirman,

Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(QS. Al-Hajj :40-41).

Ketujuh, pahala yang sangat besar bagi orang yang menegakkan amar makruf dan nahi mungkar. Allah Ta’ala berfirman,

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar. (QS. An-Nisaa`: 114 ).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka dia akan selalu mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim).

Kedelapan, menjadi sebab dosa-dosa terampuni. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Dosa-dosa seorang laki-laki terhadap istri, harta benda, diri sendiri, anak, dan tetangga, dapat dihapus dengan puasa, shalat, bersedekah, dan mendirikan amar makruf dan nahi mungkar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kesembilan, memfungsikan amar makruf dan nahi mungkar berarti menjaga lima prinsip yang utama yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda.

Di samping itu, masih banyak keistimewaan yang lain dalam sikap amar makruf dan nahi mungkar. Muslim yang sejati akan tetap memegang teguh prinsip agamanya meskipun ditentang oleh masyarakat tempat dia tinggal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image