Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Zidan Atsal

Ultralearning, Teknik Ampuh Belajar Apapun dengan Cepat!

Edukasi | Sunday, 04 Jun 2023, 16:59 WIB

Kebutuhan yang terus berubah di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 memaksa kita sebagai manusia untuk terus belajar dan menguasai suatu hal dengan cepat. Perkembangan Iptek yang semakin pesat juga merubah cara hidup, bekerja, dan berkomunikasi yang tentunya hal tersebut memerlukan skill dan pengetahuan yang terus berlanjut agar tetap kompetitif dan berhasil di dunia kerja. Dunia yang terhubung secara global mempercepat kompetisi di berbagai bidang. Untuk memenangkan kompetisi tersebut tentunya seseorang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dan lebih cepat dari pesaingnya. Maka dari itu, belajar dengan cepat dan efektif sangat diperlukan oleh setiap orang untuk dapat terus bersaing dan memenangkan kompetisi.

Dalam bukunya “Ultralearning: Master Hard Skills, Outsmart the Competition, and Accelerate Your Career” yang diterbitkan pada tahun 2009, Scott H. Young menuliskan ketidakpuasannya selama berkuliah di universitas yang mendorongnya untuk menemukan metode belajar yang lebih efektif dan efisien. Young merasa bahwa pendidikan formal seringkali terlalu lambat dan tidak fleksibel dalam mengakomodasi berbagai gaya belajar dan minat pribadi siswa.

Dari pengalamannya tersebut, Young mencoba mengembangkan konsep ultralearning sebagai metode belajar yang lebih cepat, intensif, dan fokus dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Tenyata penemuan Young tersebut terbukti efektif bagi banyak orang dalam mencapai tujuan belajar mereka yang dirasa sulit dan kompleks, seperti mempelajari bahasa asing dalam waktu singkat atau menyiapkan ujian sertifikasi yang sulit menjadi lebih cepat dan efisien.

Tidak lupa pula, di dunia juga ternyata ada ultra learners yaitu mereka yang sudah bisa menentukan ia ingin mempelajari apa dan dapat mengeksekusinya dengan sangat baik. Nah, berikut beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk menjadi ultralearners dengan konsep ultralearning tersebut!

1. Definisikan Target Belajar

“Setiap orang berbeda dan memiliki keunikan melalui caranya sendiri. Kamu harus menghargainya, tapi tak berarti kamu harus mengikutinya.”

Salah satu hal yang membuat kita berhenti belajar adalah karena kita terus membandingkan apa yang kita lakukan dengan apa yang orang lain lakukan. Banyak anggapan seperti “dia bisa maka aku harus bisa”, hal tersebut memang ada benarnya dan kadang hal tersebut dirasa sangat membantu, tapi kita harus ingat juga bahwa hal tersebut tidak lepas dari faktor acak yang bermain, entah dari finansial, orang tua, pendidikan, lokasi, dan sebagainya sehingga tidak adil rasanya jika kita menggunakan orang lain sebagai patokan keberhasilan kita. Kita dapat menggunakan orang lain sebagai inspirasi, namun untuk menilai diri kita sendiri, kita harus mempunyai target dan prinsip yang ada pada diri kita yang tentunya sudah kita atur dan sesuaikan dengan kemampuan dan privilege yang sudah berjalan saat ini. Selain itu, kamu bisa coba berani dan sedikit tinggikan targetmu, sehingga akan lebih seru dan menantang ketika kamu dapat berhasil meraihnya.

2. Steal Like an Artist

Mungkin bagi sebagian orang tidak asing lagi ketika mendengar tagline “amati, tiru, modifikasi”, inilah yang disebut dengan steal like an artist. Hal ini juga dibahas oleh Austin Kleon dalam bukunya yang berjudul “Steal Like an Artist”, dia berpendapat bahwa tidak ada hal yang benar-benar asli di dunia ini, semua karya seni atau apapun yang tumbuh dari pikiran manusia tersebut hadir dari inspirasi terlebih dahulu, baik dari luar maupun remix dari orang-orang sebelumnya.

Metode steal like an artist ini biasanya banyak diimplementasikan oleh mahasiswa universitas dalam mengerjakan skripsi, daripada mereka harus membuat penelitian baru, lebih baik mereka mengembangkan dan memodifikasi variabel-variabel yang ada dalam skripsi mereka tersebut dan tetap menghasilkan skripsi baru. Sama halnya ketika seseorang ingin belajar bahasa asing, daripada ia harus bingung menentukan bagaimana cara efektif untuk dirinya sendiri dengan kekurangan-kekurangan yang ia miliki, lebih baik dia mencoba untuk meniru metode yang digunakan oleh para polyglot, misalnya seorang polyglot tersebut mengonsumsi konten yang banyak menggunakan bahasa asing atau menggunakan-menggunakan metode lainnya, seiring waktu kita akan mengetahui apa saja kekurangan kita dan kita dapat mengatasi kekurangan kita tersebut dengan cepat.

3. Dapatkan Feedback atau Timbal Balik

Saat kita berlatih sendiri, seringkali kita merasakan bahwa performance kita sudah luar biasa percaya diri, kita mengatakan bahwa penampilan kita sudah bagus, namun saat kembali melihat rekamannya, kita baru tersadar dan menemukan kekurangan-kekurangan dari latihan atau penampilan kita. Itulah fungsi pihak ketiga pada kasus ini. Pihak ketiga dapat membantu mengidentifikasi letak kesalahan dan kekurangan kita. Selain itu, pihak ketiga juga dapat memberikan evaluasi apa saja hal yang perlu kita perbaiki atau yang perlu kita tingkatkan. Mungkin kita akan merasa takut atau kurang percaya diri ketika kita dinilai bahwa kita salah dan ada hal yang harus diperbaiki, tapi kita dapat mencoba untuk berusaha membuka diri, karena pada akhirnya feedback yang kita terima inilah yang nantinya akan sangat membantu kita mengeluarkan versi terbaik kita saat hari-H penampilan atau perlombaan.

4. Menjadi Director

Kamu tahu ga, sih? Ternyata dengan metode belajar menjadi director ini jauh lebih efektif daripada kamu harus membaca semua materi yang ternyata hanya sebagiannya saja yang keluar. Lalu, gimana, sih, metode belajar menjadi director ini?

Nah, metode belajar “menjadi director” sendiri adalah metode belajar yang disesuaikan dengan kondisi yang kira-kira akan terjadi saat hari ujian. Misalkan, kamu besok akan menghadapi ujian biologi, tapi kita semua tahu kalau materi pada mata pelajaran biologi sangat banyak bahkan berbelas-belas bab, cara yang digunakan dalam metode ini adalah kita berubah seakan-akan menjadi seorang guru yang memberi soal ujian biologi tersebut, jadi kita akan memprediksi dan mengira-ngira soal apa saja yang akan keluar dengan tidak lupa menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kita buat tersebut.

Young juga menuliskan di dalam buku Ultralearning-nya bahwa ternyata tidak semudah itu bagi kita untuk mentransfer sebuah pengalaman atau sebuah skill, maka cara yang paling baik adalah dengan langsung menyesuaikan latihan kita dengan ujian atau tes yang kita akan hadapi nantinya. Ada satu contoh lagi yang mungkin membuatmu lebih paham mengenai metode belajar “menjadi director” ini, seperti misalnya, besok kita akan menghadapi suatu ujian berbentuk paper atau esai, mungkin dengan membaca seluruh materi dari suatu mata pelajaran yang kita akan hadapi besok akan cukup bermanfaat daripada kita tidak belajar sama sekali, tapi akan lebih efektif jika kita langsung menyamakan latihan kita dengan bentuk ujian yang akan diujikan di esok hari, yaitu dengan menulis sebuah esai.

Nah, itulah beberapa tips metode belajar Ultralearning yang dapat kita coba sekarang! Namun perlu diingat, metode belajar Ultralearning ini tidak akan menghasilkan apa-apa jika kita tidak konsisten dan tidak dilakukan secara terus menerus. Perlu adanya keberanian, tekad, dan semangat agar metode belajar Ultralearning menghasilkan manfaat dan membawamu kepada kesuksesan di kemudian hari!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image