Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gerald Yonathan Morris

Masa kelam PSSI dan Harapan Baru PSSI di Bawah Erick Thohir

Olahraga | Sunday, 21 May 2023, 23:53 WIB

PSSI merupakan induk sepakbola Indonesia. PSSI adalah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. PSSI adalah badan pengatur sepak bola di Indonesia yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan sepak bola di tingkat nasional. Organisasi ini bertanggung jawab untuk mengatur kompetisi sepak bola di Indonesia, termasuk Liga 1, Liga 2, dan Piala Indonesia, serta mengelola tim nasional sepak bola Indonesia. PSSI didirikan pada tahun 1930 dan menjadi anggota FIFA (Fédération Internationale de Football Association) dan AFC (Asian Football Confederation).

Tujuan utama PSSI adalah mempromosikan dan mengembangkan sepak bola di Indonesia, menjaga integritas dan etika dalam olahraga, serta mewakili Indonesia dalam kompetisi sepak bola internasional. PSSI memiliki peran penting dalam mengatur regulasi sepak bola, mengoordinasikan kegiatan olahraga, membangun infrastruktur sepak bola, serta mengelola kompetisi dan pembinaan pemain sepak bola di Indonesia.

PSSI sendiri dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Mulai dari banyaknya kontroversi dari awal berdirinya PSSI. Saat ini, PSSI sudah memiliki 20 Ketua Umum yang pernah/sedang menjabat sebagai ketua umum PSSI. Ketua umum pertama PSSI adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada tahun 1930-1940. Namanya juga dijadikan sebagai salah satu piala antar klub di Indonesia yaitu piala Soeratin yang diadakan oleh PSSI untuk kelompok usia muda. Awalnya pendirian federasi sepakbola ini juga sebagai bentuk pergerakan nasional Indonesia dibidang olahraga khususnya sepakbola.

Hingga era Artono yang merupakan ketua umum PSSI kedua hingga Agum Gumelar, PSSI masih dikatakan federasi baik hingga pada saat era Nurdin Halid menjabat sebagai ketum PSSI banyak sekali kontroversi dan bisa dibilang awal kejatuhan sepakbola nasional. Mulai dari pengaturan skor liga, membayar pemain dan wasit untuk melakukan kecurangan, dan yang sangat kontroversi sekali hingga dikecam FIFA adalah pada saat Nurdin Halid dipenjara, Ia masih menjabat sebagai ketum PSSI.

Nurdin Halid menjabat sebagai Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dari tahun 2003 hingga 2011. Selama masa kepemimpinannya, PSSI mengalami berbagai peristiwa dan tantangan. Pada tahun 2004, timnas Indonesia berhasil mencapai babak final Piala Tiger AFC (Asian Football Confederation) dan berhasil meraih peringkat kedua.

Namun, masa kepemimpinan Nurdin Halid juga diwarnai oleh berbagai kontroversi dan masalah internal di PSSI. Pada tahun 2007, Nurdin Halid ditangkap karena dugaan korupsi terkait penggunaan dana PSSI. Hal ini menyebabkan krisis di PSSI dan PSSI sempat dilarang oleh FIFA (Fédération Internationale de Football Association) untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Pada tahun 2011, setelah melalui proses yang panjang, Nurdin Halid diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.

Setelah kepemimpinan Nurdin Halid, PSSI digantikan oleh Djohar Arifin. Tadinya banyak penggemar dan pecinta sepakbola Nasional senang dan menganggap awal baru tonggak kemajuan sepakbola Nasional. Tapi justru keadaan semakin memburuk dimana disini terjadi dualisme PSSI. Dualisme PSSI merujuk pada periode di mana terdapat dua organisasi yang mengklaim sebagai PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia).

Dualisme tersebut terjadi pada tahun 2011 hingga 2013, setelah Nurdin Halid diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI pada tahun 2011. Ada dua induk sepakbola Nasional pada masa ini, yaitu PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dan KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia). Disini juga terdapat dualisme liga Indonesia antara ISL (Indonesia Super League) dan IPL (Indonesia Premier League). Karena dualisme inilah Timnas Indonesia gagal total di piala AFF (Asean Football Federation) pada tahun 2012.

Kondisi sepakbola Nasional semakin hancur dan banyak kalangan masyarakat mulai geram dan melakukan demonstrasi besar besaran untuk revolusi PSSI. Hingga pada tahun 2013, semuanya berhasil diredam dan 2013 dualisme berakhir. Namun, masih banyak jalan panjang PSSI, ketum ketum baru tidak dapat menunjukkan taringnya dalam membenahi PSSI mulai dari La Nyalla Matalitti, Edy Rahmayadi, dan Joko Driyono. Semua berubah pada saat Presiden Joko Widodo turun tangan dan menunjuk ketum PSSI baru dalam Kongres luar biasa PSSI pada tahun 2019 dengan menunjuk Iwan Budianto atau yang kerap disapa Iwan Bule.

Di era kepemimpinan Iwan Bule, bisa dikatakan banyak perubahan dalam tubuh PSSI. Kemudian PSSI juga menunjuk Shin Tae Yong atau yang kerap disingkat STY sebagai kepala pelatih Tim Nasional Indonesia yang baru. Semua membaik, namun pada bulan Oktober 2022, terjadi tragedi yang sangat memilukan dan sangat merusak sepakbola Indonesia, banyak supporter yang harus merenggut nyawa karena tragedi ini. Tragedi ini dinamakan Tragedi Kanjuruhan atau Kanjuruhan Disaster karena hampir ribuan nyawa melayang pada saat terjadi pertandingan Arema vs Persebaya. Ini sangat merusak citra sepakbola Indonesia dimata dunia. Sangat disayangkan juga, PSSI dibawah naungan Iwan Bule malah tidak mengambil sikap tegas dan malah menambah emosi seluruh penggemar sepakbola tanah air.

Presiden Jokowi pun sampai mendatangi FIFA agar Indonesia tidak terkena sanksi seperti pada tahun 2015 yang lalu. Hingga Maret 2023, PSSI menjalankan Kongres luar biasa dan Erick Thohir terpilih sebagai ketum PSSI yang baru. Banyak penggemar sepakbola Nasional merasa bangga dan yakin ini adalah PSSI era baru. Ditambah PSSI Erick Thohir mulai membangun sejumlah infrastruktur sepakbola Nasional seperti Training Camp yang akan dibangun di ibukota Nusantara yang baru, penggunaan VAR dalam liga Indonesia dan Erick Thohir juga merupakan mantan pemilik saham Inter Milan yang sudah pasti tidak perlu diragukan skill nya dalam dunia sepakbola.

Erick Thohir juga sangat dekat dengan ketua FIFA, Gianni Infantino. Lobby antara FIFA dan PSSI akan semakin kuat dan hubungan antara FIFA dan PSSI semakin baik. Ditambah bulan Juni ini akan ada pertandingan FIFA Match Day antara Indonesia melawan Argentina. Ini akan sangat membawa tren positif Timnas sebab selama ini Level Indonesia dalam sepakbola hanya sebatas ASEAN atau Asia Tenggara saja.

Sumber gambar: news.detik.com

Harapannya, PSSI akan semakin maju dan nama Indonesia dalam sepakbola internasional akan semakin baik. Dan juga Indonesia bisa masuk World Cup edisi berikutnya serta ranking Timnas Indonesia akan semakin baik dan bisa bersaing di Asia maupun Dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image