Ade Setiawan
Pemuda Jangan Gengsi Menjadi Petani
Eduaksi | 2023-05-08 14:23:37
Young Ambassador Agriculture asal Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Muhammad Teguh Arrosid mengajak para pemuda untuk tidak gengsi menjadi seorang petani. Pasalnya, dalam kehidupan ini sector pertanian menjadi kebutuhan dasar semua orang.
“Kehidupan ini tidak lepas dari sandang, pangan, papan. Penyedia hal primer ini aktor utamanya petani. Setiap yang kita kenakan sehari-hari ada jasa petani, setiap yang kita makan ada jasa petani, dan setiap kita ternaungi ada jasa petani,” ujar Muhammad Teguh Arrosid yang akhir pekan kemarin baru saja dinobatkan sebagai salah satu Young Ambassador Agriculture 2023.
Disisi lain hingga kini masih melekat stigma terhadap petani seperti kotor, tidak menjanjikan, tidak keren dan lain-lain, sehingga profesi petani belum menjadi pilihan utama anak muda.
“Kotor, tidak menjanjikan, gak keren, miskin, masih merupakan stigma masyarakat terhadap Petani. Padahal bisa dibayangkan bagaimana jika tidak ada petani. Jawabannya, tidak ada kehidupan,” kata petani milenial yang karib disapa Teguh ini, Senin (08/05/2023).
Teguh mengungkapkan, usai dikukuhkan menjadi duta petani muda bersama 50 Young Ambassador Agriculture 2023 lainnya dari seluruh Indonesia, dirinya semakin semangat untuk Bertani dan mengemban tugas-tugas yang akan dipikul dipundaknya.
“Pasca kegiatan ini, kami Young Ambassador Agriculture 2023 siap bertani. Ada yang siap memulai dari hulu, dan ada yang siap dari hilir. Walaupun mulai dari hilir, tak apa yang penting sudah memulai,” ungkapnya.
Menurut Teguh, dengan semakin banyaknya anak muda mau berkecimpung di dunia Pertanian, maka 2063 yang kabarnya petani tidak akan lagi ada, bisa terselamatkan oleh para petani milenial.
“Jangan gengsi, mari bertani untuk diri dan negeri,” tandasnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
