Petani Milenial dan Bonus Demografi, Langkah Kemajuan Pertanian Indonesia
Pendidikan dan Literasi | 2023-09-20 00:25:42Ancaman krisis regenerasi petani di Indonesia masih menjadi tantangan terberat yang perlu diselesaikan. Bonus demografi atau proporsi penduduk usia produktif yang lebih tinggi daripada penduduk usia nonproduktif diprediksi terjadi pada tahun 2030. Hal tersebut dapat menjadi jawaban dari regenerasi petani di Indonesia ini. Bonus demografi itu sendiri dapat menjadi jawaban yang baik maupun buruk tergantung dengan kondisi pertanian yang terus berjalan. Siapa yang akan terjun dalam pertanian akan menentukan kembali regenerasi petani di Indonesia. Akankah para tenaga kerja yang termasuk dalam usia produktif atau justru sebaliknya. Hal tersebut menjadi tantangan tambahan bagi pertanian Indonesia agar mampu menarik minat para generasi produktif untuk terjun ke pertanian.
Salah satu tujuan program petani milenial yang di bentuk oleh Kementrian Pertanian adalah untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian. Dalam hal ini, petani milenial memiliki andil sebagai penentu kemajuan pertanian di masa depan. Petani milenial yang menjadi cerminan pertanian yang semakin modern diharapkan dapat menarik generasi milenial lainnya untuk terjun ke bidang pertanian. Namun beberapa masalah menerjang berjalannya program ini yang menyebabkan kontroversi. Salah satu yang paling disoroti masyarakat adalah petani milenial di Jawa Barat, yaitu output yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dikutip dari korpusipb.com (02/2023). Sebuah utas dari akun @eesss_, menuturkan jika program yang seharusnya dapat memberikan pengalaman dan keuntungan menjanjikan justru menjadi sebuah jebakan yang menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah adanya hutang sejumlah 75 juta yang dibebankan kepada nama perorangan peserta. Awal permasalahan tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman anggota mengenai isi dari perjanjian kerja sama (PKS) antara anggota dengan PT AJ yang telah ditanda tangani secara simbolis. Setelah isi perjanjian dibedah, diketahui terdapat kejanggalan pada perjanjian kerja sama. Program petani milenial tetap berlanjut dengan berbagai masalah yang masih terjadi. Peserta yang seharusnya mendapat 300 indukan tanaman ternyata hanya menerima setengahnya saja dengan kualitas yang rendah. Uang hasil panen juga tidak kunjung dibayarkan oleh pihak offtaker.
Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar pertanian Indonesia mengalami kemajuan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi faktor penting sebagai aktor pertanian. Regenerasi pertanian Indonesia perlu di perhatikan dengan serius. Adanya program petani milenial seharusnya menjadi salah satu strategi untuk mendongkrak minat para anak muda bergabung ke dunia pertanian. Namun berjalannya program tersebut justru menampilkan betapa kurang matangnya kesiapan pemerintah dalam mewujudkan pertanian yang baik di mata masyarakat. Lantas bagaimana cara kita memaksimalkan bonus demografi yang akan terjadi untuk memajukan pertanian Indonesia. Permasalahan-permasalahan yang terjadi perlu di evaluasi untuk perbaikan program lanjutan maupun program baru, salah satunya stakeholders yang ikut berpartisipasi di dalam program. Mau bagaimanapun regenerasi petani akan berpengaruh pada ketahanan pangan. No Farm No Food No Life.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.