Blunder Bonus Demografi
Kultura | 2024-10-26 01:00:00ARTIKEL
BLUNDER BONUS DEMOGRAFI
Oleh: Edho Surya Dinata
Bonus demografi adalah istilah yang secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan di suatu negara atau tempat dimana populasi orang-orang berusia produktif, muda dan meski memiliki jam kerja mencapai puncak jumlah mayoritas, terdapat banyak orang-orang berusia produktif. Secara sederhana, mungkin ini yang dimaksud istilah "bonus demografi". Dalam konteks negara kita Indonesia, maka diprediksi kita juga akan sempat mengalami bonus demografi ini. Diprediksi pada tahun 2045, bertepatan dengan seratus tahun kemerdekaan republik ini, negara kita akan mengalami atau mendapati kondisi bonus demografi ini. Negara kita akan memiliki banyak orang-orang, atau manusia atau rakyat yang berusia produktif. Orang-orang berusia produktif akan menjadi penduduk mayoritas di negeri ini.
Dikatakan "bonus", karena kondisi ini sangat mungkin menjadi sebuah kekuatan atau kekayaan atau mungkin juga keduanya bagi bangsa kita jika kita benar, baik dan atau bijaksana dalam mempersiapkannya. Kita harus benar-benar mempersiapkannya, kita harus baik dalam mengatur atau memanage kondisi ini. Kita juga harus sangat bijaksana dalam setiap langkah menuju keadaan bonus demografi itu.
Orang muda yang produktif adalah kekuatan yang besar. Bapak proklamator sekaligus presiden pertama republik ini, yaitu Ir Soekarno pernah berkata " Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan dapat mencabut akar gunung Semeru. Maka aku akan dapat menggoncang dunia dengannya. Ini adalah perkataan atau kalimat semi-metafora, yang menunjukkan bahwa hanya bersama sepuluh pemuda saja, Ir Soekarno dapat berbuat banyak, dapat melakukan hal-hal besar, dapat mengerjakan rencana-rencana spektakuler, karena pemuda itu memiliki kekuatan yang bombastis. Ini memang kenyataan, di dalam diri pemuda itu tersimpan kekuatan serta potensi yang besar. Jadi bisa dibayangkan sebesar apa kekuatan dan kekayaan serta potensi yang akan kita miliki jika kita memiliki banyak pemuda produktif pada keadaan bonus demografi itu.
Namun sebagaimana memiliki potensi positif yang sangat besar, bonus demografi ini juga dapat menjadi blunder dengan daya rusak yang sangat besar pula, jika kita salah langkah atau kurang bijaksana dalam menyambutnya. Oleh karena itu langkah langkah yang benar, baik dan bijaksana sangat dibutuhkan untuk menyambut kondisi bonus demografi kelak. Tentunya kita tidak ingin mengalami sejarah kelam seperti sejarah revolusi industri atau sejarah kelam yang chaos serta destruktif akibat kekuatan besar yang tidak tersalurkan ke arah yang benar.
Orang produktif haruslah memiliki saluran yang benar untuk menyalurkan segenap kekuatannya serta seluruh potensinya. Jika tidak tersalurkan dengan benar, maka kekuatan dan potensinya yang besar itu dapat menjadi blunder yang malah akan menimbulkan chaos serta kerusakan yang parah. Seyogyanya Pemerintah memikirkan hal semacam ini, kemudian menyiapkan dan mengambil langkah langkah yang benar, baik serta bijaksana guna menyongsong bonus demografi. Mulai menciptakan banyak lapangan kerja, setiap pemuda harus memiliki jam kerja. Membuat saluran saluran kreativitas bagi banyak pemuda, dan menerapkan sistem pendidikan yang manusiawi serta cerdas. Terutama pemerintah dan kita semua bertanggung jawab mempersiapkan kondisi bonus demografi yang ideal, keadaan yang sebagaimana mestinya sesuai harapan kita semua. Jika tidak demikian, banyaknya pemuda dengan kekuatannya yang tidak tersalurkan dengan baik, maka mereka hanya akan menjadi gerombolan mayoritas yang destruktif dengan daya rusak keparahan yang tinggi serta masif. Dan inilah yang ditakuti yaitu blunder bonus demografi.
Beberapa negara Amerika dan Eropa telah pernah mengalami kondisi bonus demografi ini. Dalam sejarah beberapa negara tersebut, ada yang melewatinya sesuai harapan serta memetik manfaatnya namun ada juga yang melewatinya dengan chaos serta revolusi yang semestinya tak terjadi. "Bonus" dalam artiannya yang netral seharusnya adalah tambahan bagi hal atau keadaan yang positif, jadi amat sangat disayangkan jika "bonus" ini tidak bermanfaat sebagaimana mestinya. Amat sangat disayangkan jika bonus demografi ini harus berakhir dengan kekacauan serta kerusakan, akibat kita salah langkah atau tidak mempersiapkanya dengan baik dan benar serta bijaksana yang seharusnya kita lakukan sekarang.
Kita harus benar-benar mempersiapkan generasi penerus yang bernas yang kelak merekalah yang akan menciptakan kondisi ideal bonus demografi ini, jangan menjadi blunder akibat kelalaian atau kecerobohan kita sekarang. Kita cukup prihatin dengan kondisi anak-anak, remaja serta pemuda kita sekarang yang fisik dan mentalnya banyak dan sering terkontaminasi dengan hal-hal negatif.
Perundungan, judi, racun narkoba, pornografi, pornoaksi, kekerasan, hedonisme, dekadensi moral, pemikiran pemikiran ekstrim dan radikal. Kemalasan, kebodohan serta kelemahan dan berbagai hal-hal negatif lainnya yang dapat merusak fisik maupun mental pemuda pemuda sering kita temui atau dapati belakangan ini dan ini sangat mengkhawatirkan karena merekalah yang kelak harus menciptakan kondisi ideal bonus demografi ini sementara mereka telah rusak dari awalnya.
Bukankah ini blunder yang amat sangat disayangkan?
Jadi seperti lirik lagu bangun pemudi pemuda Indonesia "Lengan bajumu singsingkan untuk negara. Masa yang akan datang kewajiban mu lah. Menjadi tanggungan mu kepada Nusa" selain itu pemerintah dan kita semua wajib menjalankan proses ke arah bonus demografi ini dengan baik, benar serta bijaksana agar kelak tercipta kondisi ideal yang sama sama kita harapkan manfaatnya.
Tentang Penulis
Edho Surya Dinata, lahir di Palembang 6 Juli 1983. Pada awalnya Edho menulis genre sastra cerpen dan puisi. Beberapa tulisannya pernah dimuat di beberapa media. Kini Edho masih tetap menulis dan bermastautin di Desa Saranglang Pemulutan barat Ogan Ilir Sumatera Selatan, Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.