Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Kejahatan Seksual Anak Marak, Apakabar GN AKSA?

Info Terkini | Tuesday, 11 Apr 2023, 09:27 WIB
Kita bahu membahu agar anak mendapat perlindungan yang tujuannya adalah demi kebaikan anak itu sendiri.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada Instruksi Presiden (Inpres) yang mengoordinasikan seluruh lembaga dan kementerian untuk memberantas kejahatan seksual terhadap anak. Namanya Inpres GN AKSA (Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak). Inpres ini lahir karena maraknya kejahatan seksual pada saat itu, yang sebenarnya juga banyak terjadi sekarang. Pergantian rezim yang menyebabkan cara pandang Pemerintah berubah dan ego rezim yang menjadikan peraturan timbul tenggelam.

Inpres GN AKSA sejatinya lahir untuk memastikan antarkementerian dan lembaga saling bahu membahu dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Yang menarik, dalam Inpres itu disebutkan paling sedikit tiga bulan sekali antarkementerian dan lembaga harus melakukan pertemuan untuk evaluasi. Rapat itu dilakukan untuk memastikan program dan regulasi yang telah ada harus dimutakhirkan atau direvisi. Jadi, ada kesinambungan program untuk memastikan perlindungan anak optimal.

Sayangnya, hingga kini Inpres GN AKSA hilang dan tidak ada kabarnya. Tentunya, ini harus menjadi perhatian semua pihak agar hal-hal bagus di rezim sebelumnya, tidak sirna begitu saja. Tentunya, dampak dari hal ini adalah hilangnya sinergitas antarkementerian dan lembaga yang sebenarnya sangat bagus untuk ditindaklanjuti.

Dampak kejahatan seksual terhadap anak sangat besar bagi kehidupannya. Seorang anak yang mengalami kejahatan seksual berpotensi menjadi pelaku saat dewasa. Ini menjadi lingkaran setan yang sulit diputus karena kejahatan ini menular. Psikolog Steve Biddulph mengungkapkan jika tidak ada ketegasan dalam mengatasi kejahatan ini akan menjadi bencana bagi kehidupan anak.

Pelaku layaknya orang normal yang ada di sekeliling kita. Keberadaan mereka pun tanpa kecurigaan sampai bencana itu datang. Di rumah, sekolah, lembaga keagamaan, dan di manapun, pelaku membaur dalam kehidupan kita. Anak-anak tidak lepas dari ancaman para predator bengis berhati iblis. Sebutan hati iblis tidak berlebihan, mengingat sebagai manusia normal, kita tidak habis pikir bagaimana mereka tega merenggut keceriaan anak-anak hanya untuk mengikuti nafsu binatang.

Hingga saat ini, angka kejahatan seksual terhadap anak masih tinggi. Sikap kita tentunya tidak menjadikannya sebagai kerisauan, bisa jadi ini hal yang baik dalam isu penyelenggaraan perlindungan anak. Sebenarnya, angka yang mendaki ini menunjukkan penanganan kejahatan anak semakin membaik. Indikasinya adalah masyarakat semakin berani melapor, media massa semakin agresif memberitakan dan media sosial semakin massif terlibat mengungkap suatu kasus.

Tentu realita ini memudahkan otoritas hukum untuk menuntaskan pengungkapan kasus ini. Hikmah dari tingginya angka kejahatan seksual adalah jika dahulu kejahatan anak dianggap sebagai aib yang harus disimpan, sekarang sebalikna. Semua orang peduli, membicarakan, mendiskusikan dan berani mengungkapkan "aib tersebut". Ini yang kemudian menjadikan angka kejahatan anak mengalami peningkatan. Hal ini sebenarnya bagus agar masyarakat lebih peduli lagi dan aparat berwenang lebih serius memperhatikan kasus-kasus ini.

Mari kita hilangkan ego rezim yang sebenarnya sangat merugikan. Kita bahu membahu agar anak mendapat perlindungan yang tujuannya adalah demi kebaikan anak itu sendiri. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image