Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme

Pendidikan dan Literasi | Thursday, 06 Apr 2023, 15:18 WIB

PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT NASIONALISME

Oleh

Veranika Yulianti ( 2281130416)

( Mahasiswa PJJ Pendidikan Agama Islam ,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan )

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Pengertian wawasan nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang sebuah bangsa tentang dirinya ditengah-tengah lingkungan strategis yang bergerak serba cepat dan dinamik, agar bangsa tersebut tetap eksis dan survife. Pengertian lain dari wawasan nusantara secara termininologi wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strategiknya yang berubah serba dinamik dengan mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang hidup, idealisme, falsafah Negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya saingnya.

Istilah wawasan nusantara datang dari kata Wawas (Bahasa Jawa) yang berarti: pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Kemudian ditambahkan akhiran “an” hingga arti wawasan adalah cara pandang, cara tinjau, cara lihat. Sedangkan kata Nusantara terbagi dalam dua kata yaitu nusa yang berarti: pulau atau kesatuan kepulauan dan kata antara yang berarti: letak antara dua unsur yakni dua benua dan dua samudra; sehingga arti dari kata nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua.

Hakikat dari Wawasan Nusantara yaitu menyatukan perbedaan dan batasan wilayah di seluruh Indonesia, sehingga dapat terwujud bangsa Indonesia yang bersatu dan utuh dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan Nusantara Indonesia dibentuk serta dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berdasar falsafah Pancasila.

Termasuk pandangan geopolitik yang berdasarkan pemikiran kewilayahan kehidupan bangsa Indonesia. Hal tersebut lantaran dasar pemikiran wawasan nusantara terdiri atas filsafat, kewilayahan, sosial budaya, dan sejarah.

Tujuan wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia secara umum tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia ialah 'Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Wawasan nusantara adalah Geopolitik Indonesia, berwawasan dua arah yaitu keluar dan kedalam. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 menetapkan nilai instrinstik yang mendasari wawasan nusantara yang nilai integrasi yang di tujukan pada kehidupan internal bangsa maupun kehidupan antar bangsa. Sebagai geopolitik Indonesia, wawasan nusantara memawas Negara Indonesia dari sudut pandang, yaitu (1) Negara sebagai wilayah, (2) Negara dalam pengertian rakyat yang hidup dalam wilayah itu, (3) Negara sebagai kehidupan masyarakat, (4) negara sebagai suatu penyelenggaraan rumah tangga, dan ( 5) Negara sebagai penjamin kelangsungan hidup dirinya.

Faktor-Faktor memudarnya pemahaman wawasan Nusantara

a).Faktor internal terdiri dari : Pertama . Adanya egosentrisme Sebuah pemahaman yang dibangun dari semangat lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama demi kepentingan bangsa dan Negara. Pemahaman egosentrisme yang sering menjadi kebiasaan setiap etnis terutama bagi etnis yang menganggap sebagai etnis mayoritas terkadang hal ini menimbulkan hubungan antar etnis tidak berjalan harmonis, sehingga upaya dalam menciptakan wawasan kebangsaan kepada semua warga masyarakat Indonesia terganggu dengan sikap yang ditunjukan oleh egosentrisme yang muncul pada etnis tertentu.

Kedua, Adanya Sikap etnonasionalisme : Etnonasionalisme merupakan sikap yang menonjolkan etnis tertentu sebagai superioritas dalam seluruh etnis yang ada diIndonesia, sehingga dengan sikap ini, etnis yang berada di Ibukota Negara menganggap semua status kekuasan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang ada diIbukota Negara. Artinya tidak memberikan kesempatan yang sama pada orang diluar etnis Jawa. Sikap seperti ini yang telah membunuh semangat nasionalisme, dimana seluruh etnis yang ada diIndonesia punya kedudukan yang sama dalam memegang jabatan apapun yang terkait dengan jabatan yang ada di kalangan eksekutip pemerintah pusat.

Ketiga, Adanya pemahaman penerapan otonomi daerah yang mengarah kepada sikap etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sikap negatif yang muncul akibat pelaksanaan rekrutmen politik maupun pada jabatan PNS , dimana yang diprioritaskan untuk menduduki jabatan didaerah adalah orang-orang yang berasal dari putra asli daerah, sehingga etnis lain yang ada didaerah itu tidak mendapat perlakuan yang sama dengan etnis lokal menikmati hak-hak sebagai warga negara tidak diberikan sepunuhnya. Sikap ini dapat menimbulkan konflik dan membunuh semangat demokrasi dan juga menghambat proses nasinalisme dalam mewujudkan 9 integritas nasional.

Keempat, Adanya kesenjangan program pembangunan pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Pelaksanaan program pemerintah pada saat itu yang diaksanakan dengan sistem pemerintahan sentralistik didasarkan pada ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 dimana pada saat itu kewenangan pemerintah pusat lebih dominan dalam penyelenggaran pemerintah didaerah. Dengan sistem ini pula daerah merasa di anak tirikan dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga ada daerah-daerah diIndonesia merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat .

b). Faktor eksternal terdiri dari : Pertama, Pengaruh Globalisasi ,Dalam era globalisasi diemua negara-negara berkembang tidak mampu lagi membendung penagruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya yang ada dibelahan dunia. Sehingga berdampak negatif dari dibidang budaya , dimana bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimuran yang sangat menjujung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang tadinya sangat menghormati nilai-nilai moral dan dengan adanya pengaruh budaya dari bangsa barat akhirnya dalam kehidupan keseharian terasa mulai ditinggalkan oleh generasi mudah, mereka lebih cenderung pada budaya dari barat tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai etika yang sesuai dengan perilaku bangsa Indonesia. Dengan adanya sikap dan perilaku budaya dari bangsa lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi mengakibatkan meruntuhnya semangat nasionalisme dan terkadang juga akibat dari globalisasi mental para generasi mudah mulai meninggalkan budayanya sendiri dan lebih membudayakan tradisi yang tidak sesuai dengan dasar falsafah negara kita yakni Pancasila.

Kedua, Pengaruh dari konstalasi politik Internasional. Dimana kita ketahui bahwa dalam pertarungan kepeningan negara-negara besar untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Negara-negara superpower tersebut, berusaha mencari pengaruh dari negara-negara berkembang untuk melaksanakan idiologi dari negara tersebut. misalnya idiologi komunisme, liberalisme . dua idiologi inilah yang dapat mempengaruhi semangat nasionalisme dari negara kita diIndonesia untuk tidak melaksanakan idiologi yang telah lama dilaksanakan dan telah menjadi kepribadian bangsa kita.

Harapan Dalam Pemahaman Wawasan Nusantara

Sebagaimana pengertian dari wawasan nusantara yang memberikan penjelasan tentang carapandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya terhadap ekonomi, politik, Sosial Budaya dan pertahanan keamanan. Dengan demikian yang diharapkan terhadap warga Negara Indonesia ini dapat mengenal eksisistensi negaranya sendiri tentang segala kemampuan dan kelemahan yang dapat memperlemah semangat nasinalisme. Namun idealnya adalah warga negara Indonesia yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia dari berbagai macam ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri dan yang paling utama adalah kecintaan kita kepada wilayah negara kita dan harus menciptakan semangat nasinalisme dan anti bentuk-bentuk negatif dari sikap yang akan mengahancurkan integritas nasinalisme kita sebagai satu kesatuan dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia.

Upaya yang dilakukan dalam rangka memperkokoh kadar pemahaman Wawasan Nusantara.

Pemahaman yang sangat penting bagi warga Negara Indonesia adalah memahami konsep negara kita sebagai negara kepulauan sebagaimana yang telah dapat diwujudkan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 wilayah kita yang tadinya hanya 3 mil menjadi 12 mil sebagaimana isi dari Deklarasi tersebut telah dapat menyatukan seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia, sehingga tidak ada lagi laut internasional diantara pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan wilayah Negara kesatuan RI dengan cara-cara melakukan aktivitas yang tidak mengancam integritas Negara kesatuan RI. Misalnya upaya menyelendupkan hasil-hasil potensi alam kita ke negara lain, seperti illegal loging maupun illegal fishing. Keikut sertaan masyarakat dalam menjaga aktifitas yang dapat merugikan kepentingan umum telah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang terbagi atas pendidikan formal maupun pedidikan non formal.

Pendidikan Formal.

Dalam mewujudkan pelembagaan penegenalan eksistensi wilayah laut (wawasan Nusantara dilakukan melalui kurikulum yang sekarang diberikan disemua tingkatan pendidikan formal Pendidikan yang diberikan ada pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang memperkenalkan terhadap semangat nasionalisme betapa beratnya para pendiri Negara mewujudkan Negara kepulauan yang sangat sulit diperjuangkan sehingga negara kita disebut sebagai negara kepulauan karena batasbatas wilayah laut Indonesia telah menjadi satu kesatuan wilayah.

Pendidikan Non formal.

Sosilisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan lewat pendidikan non formal, dimana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan kebangsaan dengan tujuan agar supaya semua komponen warga Negara Indonesia mengenal batas-batas wilayah laut atau perairan dan darat, udara Indonesia.

Lewat Media informasi.

Untuk menjangkau sosialisasi pemahaman wawasan nusantara ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang tersebar dalam 38 Provinsi dapat dilakukan melalui media masa atau elektonik, oleh karenanya peranan TV negeri maupun swasta sangat mendukung mensosialisasikan konsep wawasan nusantara pada masyarakat.

Kesimpulan.

Berdasarkan permasalahan ini tentang pemahaman wawasan nusantara sebagai sarana dalam meningkatkan semangat nasionalisme dapat ditarik beberapa hal yang dianggap sangat penting diperhatikan sbb : Pertama, Kondisi pemahaman wawasan nusantara saat ini dapat dilihat dengan kegagalan pemerintah pusat dalam upaya menciptakan stabilitas baik didalam negeri maupun luar negeri. Realitas yang nampak adalah dimana batas wilayah Negara kesatuan yang telah dicaplok oleh negara-negara lain seperti Malaysia menunjukan kepada kita ketidak mampuan pemerintah kita dalam menjaga keutuhan wilayah Negara kesatuan RI sebagai Negara kepulauan. Kedua, Faktor-faktor yang mempengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara dan rasa nasionalisme adalah disebabkan oleh karena faktor internal dan eksternal, dimana nasionalisme menurun sebagaimana yang dijelaskan diatas ada beberapa faktor penghambat mewujudkan nasinalisme dintaranya karena penyelenggara negara dan masyarakat tidak memahami konsep kedaulatan negara kita sebagai negara kepulauan, budaya egosentrisme, etnonasionalisme, dan pemahaman konsep inplementasi otonomi daerah yang sempit yang memunculkan sikap etnosentrisme pada masyarakat lokal, semua ini menjadi penghambat membangun semangat nasionalisme. Ketiga, Kondisi pemahaman wawasan nusantara yang diharapkan kepada warga Negara Indonesia lebih khusus kepada pihak pemerintah agar supaya dapat mencintai dan mempertahankan keutuhan sebagai Negara kepulauan adalah khusus dibidang Persatuan Indonesia.

D A F T A R P U S T A K A

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/545/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik- indonesia# 04 Juli 2022 09:39:10

Diamond.Larri Tahun 1998”Nasionalisme konflik etnik dan Demokrasi” Penerbit ITB

Smith.D. Anthoni Tahun 2003”Nasionalisme Teori ideologi sejarah” Penerbit Erlangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image