Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Ceramah Agama Bagian Penting dari Majelis Ilmu Di Lingkungan Masjid

Khazanah | Saturday, 01 Apr 2023, 14:33 WIB
Ceramah agama yang disampaikan oleh para ustadz/tuan guru dan mubaligh di mimbar masjid untuk meningkatkan pemahaman jamaah terhadap ibadah yang dilakukannya. Foto Wirzaini

Nyaris semua masjid di Aceh selama ramadhan menggelar kegiatan ceramah rutin, baik saat pelaksanaan shalat isya maupun seusai shalat subuh dengan tema yang sangat beragam.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ilmu agama jamaah.

Di masjid Babul Maghfirah Tanjung Selamat Darussalam Aceh Besar ceramah Ramadhan mulai berlangsung sejak malam pertama ramadhan.

Ceramah atau tausiyah agama tersebut dilakukan dua kali setiap harinya sesuai jadwal yang telah ditetapkan yaitu saat shalat isya dan waktu subuh dengan tema yang dipilih oleh penceramah sendiri.

Kegiatan ceramah atau tausiyah memiliki peranan penting, khususnya melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran beragama dan mengerti bagaimana melakukan praktik ibadah yang benar sesuai dengan disunnahkan oleh Rasulullah Saw.

Selain itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kepribadian dan budi pekerti yang baik di kalangan jamaah.

Rasulullah Saw pernah berkata, "Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga.” (HR At Tirmidzi dan Abu Daud).

Dalam hadis yang lain beliau juga bersabda; "Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR Muslim).

Dengan adanya tausiyah maka masjid juga telah berfungsi dan berperan sebagai tempat pembinaan umat melalui kajian- kajian Islam.

Dengan begitu umat Islam pun akan tercerahkan dengan berbagai ilmu keislaman yang bisa menguatkan iman, memperbaiki akhlak dan menambah taqwa mereka kepada Allah SWT.

Kajian masjid inilah yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya zaman dahulu, mereka menjadikan masjid sebagai pusat ilmu dan kajian keIslaman, sebagaimana yang banyak dikisahkan dalam sejarah perjalanan hidup beliau.

Dalam konteks bulan ramadhan, masjid-masjid di Aceh menjadwalkan kegiatan ceramah setiap malam dan di waktu subuh. Ceramah Agama tersebut diisi oleh para mubaligh/tuan guru maupun ustadz yang disengaja diundang oleh Badan Kemakmuran Masjid (BKM) atau pengurus masjid.

Sebagaimana diketahui BKM diberikan tanggung jawab untuk memakmurkan masjid yang dikelolanya. Memakmurkan disini termasuk kegiatan meningkatkan pemahaman agama yang lebih baik kepada jamaah.

Oleh sebab itu pengurus masjid tidak cukup hanya mencurahkan pikirannya pada pembangunan fikis masjid saja namun wajib juga membangun mental spiritual terutama para jamaah yang setiap waktu shalat mendatangi masjid bahkan jika perlu terhadap warga sekitar masjid.

Jadi perlu sebuah keseimbangan antara pembangunan fisik dan mental (rohani) dalam mengelola masjid.

Dengan kata lain, buat apa masjid nya bagus, indah, dan mungkin sangat mewah, namun tidak memiliki jamaah atau sedikit jumlahnya. Padahal tempatnya sudah bersih dan nyaman. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor keimanan umat yang mulai luntur.

Kendati demikian pengurus masjid atupun BKM tentu saja membutuhkan dukungan seluruh jamaah agar kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan baik dan mencapai sasarannya. Salah satu bentuk dukungan itu adalah turut andil dalam pendanaan.

Semoga saja kotak amal yang beredar di setiap saf seusai shalat tidak dibiarkan lewat begitu saja. Berikan infak terbaik untuk membantu kebutuhan operasional masjid.

Pada akhirnya masjid itu akan menjadi madrasah bagi umat dan jamaah. Bukan saja tempat melakukan ibadah mahdhah namun sebagai tempat mengkaji ilmu dan wadah belajar agama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image