Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fiqri Shihab

Pemahaman Rezeki sebagai Anugerah Ilahi: Tinjauan dari Kegiatan Pengajian Pondok Pesantren Daarul Akhyar

Agama | 2025-10-30 10:07:36

Pondok Pesantren Daarul Akhyar berdiri pada tahun 2017 atas prakarsa Dr. KH. Syamsul Yakin, MA Sejak awal, pesantren ini hadir sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkomitmen mencetak generasi muda yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan tangguh menghadapi perkembangan zaman, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman. Berdirinya pesantren ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap pentingnya pendidikan agama di tengah tantangan moral dan sosial masyarakat modern.

Pesantren Daarul Akhyar terletak di Jalan KH. Muhasim I, Kampung Parung Bingung RT 03/10, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Lingkungan pesantren yang asri dan kondusif menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi para santri. Di tempat inilah nilai-nilai keislaman, kedisiplinan, dan kemandirian ditanamkan dalam setiap aktivitas harian. Pesantren bukan sekedar tempat menimba ilmu, melainkan juga wadah pembentukan karakter dan kepribadian Islami yang kokoh.

Pondok ini diperuntukkan khusus bagi santri putra dengan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Melalui dua jenjang tersebut, Daarul Akhyar mengintegrasikan pendidikan formal dan nonformal, sehingga santri tidak hanya memahami ilmu agama, tetapi juga memiliki pengetahuan umum yang memadai. Kurikulum pembelajaran dirancang untuk menyeimbangkan kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Belajar di pesantren tidak hanya untuk menambah ilmu, tetapi juga memperbaiki akhlak dan memperkuat keimanan.

Selain kegiatan pendidikan formal, Daarul Akhyar juga aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan. Pengajian rutin menjadi sarana pembinaan keagamaan sekaligus mempererat hubungan antara pesantren dan masyarakat. Melalui majelis ilmu ini, pesantren berperan dalam menanamkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menumbuhkan kesadaran spiritual di tengah masyarakat. Jamaah yang hadir tidak hanya memperoleh ilmu agama, tetapi juga pencerahan batin tentang makna kehidupan yang hakiki.

Pada 18 Oktober 2025, salah satu pengajian di Daarul Akhyar mengangkat tema makna rezeki dalam pandangan Islam. Kajian ini terinspirasi dari firman Allah SWT:
“Seandainya mereka tetap istiqamah di jalan Allah, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka rezeki yang melimpah.”

Ayat ini mengandung pesan mendalam bahwa rezeki bukan sekedar anugerah, melainkan juga ujian. Allah memberi rezeki kepada manusia “linaftinahum” untuk menguji mereka. Maka, kehidupan manusia sesungguhnya adalah rangkaian ujian, salah satunya melalui harta. Harta bukan hanya untuk dinikmati, tetapi untuk mengukur sejauh mana manusia mampu bersyukur dan tetap istiqamah. Rezeki tidak semata-mata merupakan mata hasil usaha, namun wujud kasih sayang dan kehendak Allah. Oleh karena itu, setiap kenikmatannya disertai rasa syukur dan kesadaran bahwa semua hanyalah titipan.

Dalam kajian tersebut dijelaskan, harta yang diibaratkan seperti air. Udara adalah sumber kehidupan, namun jika berlebihan dapat merusaknya. Begitu pula dengan harta bila tidak diimbangi dengan keimanan dan kebijaksanaan, dapat menjerumuskan manusia pada kesombongan dan kelalaian.

Udara menghidupkan bagi yang bijak memanfaatkannya, namun menjadi bencana bagi yang tidak mampu mengendalikannya.

Ujian sejati justru datang ketika Allah melimpahkan rezeki. Dalam kesulitan, manusia cenderung dekat dengan Allah, tekun beribadah, dan rajin menuntut ilmu. Namun ketika hidup luas dan kaya, banyak yang lalai dan menjauh dari pengajian. Fenomena ini menunjukkan betapa sulitnya menjaga keistiqamahan di tengah menggambarkan duniawi. Inilah ujian sebenarnya: apakah seseorang tetap beriman ketika diuji dengan kemudahan.

Melalui kajian ini, jamaah diajak memahami bahwa rezeki tidak terbatas pada harta. Segala sesuatu yang bermanfaat dan menenangkan hati seperti kesehatan, keharmonisan keluarga, ilmu yang berguna, waktu luang, dan kemampuan beribadah juga merupakan rezeki. Dengan kesadaran ini, manusia akan lebih mudah bersyukur, menerima takdir, dan terhindar dari sifat tamak. Rezeki yang diberkahi bukan yang paling banyak, tetapi yang membawa ketenangan dan keberkahan.

Dr.KH. Syamsul Yakin, MA menegaskan bahwa keistiqamahan dalam iman adalah kunci menghadapi ujian rezeki. Orang beriman tidak berubah karena keadaan: saat miskin, ia bersabar; saat kaya, aku bersyukur. Kekayaan tidak membuat sombong, dan kesulitan tidak membuat putus asa. Inilah tanda keimanan sejati sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an.
Melalui seluruh kegiatan pendidikan dan dakwahnya, Pondok Pesantren Daarul Akhyar berupaya menanamkan nilai-nilai bahwa hidup adalah ujian yang harus dijalani dengan iman, ilmu, dan amal saleh. Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tetapi juga laboratorium kehidupan yang mengajarkan cara menjadi manusia tangguh menghadapi ujian dunia dengan tetap berpegang pada ajaran Allah SWT.

Dengan semangat pendidikan dan dakwah, Daarul Akhyar terus berkomitmen melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak, dan beriman kuat generasi yang bukan hanya pandai, tetapi juga bijak dalam bersyukur. Mereka memahami bahwa setiap rezeki membawa tanggung jawab, dan setiap kenikmatan menyimpan ujian. Dari pesantren inilah diharapkan lahir insan-insan tangguh yang mampu menjaga keimanan di tengah arus modernisasi, serta menjadi teladan bagi masyarakat dalam kebaikan dan ketakwaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image