Peduli Korban Gempa Suriah, Dompet Dhuafa Kirimkan Bantuan
Info Terkini | 2023-03-31 20:46:05DAMASKUS, SURIAH — Pada Kamis (29/3/2023), tim kemanusiaan Dompet Dhuafa di bawah koordinasi Kemenlu RI telah berhasil tiba di Kedutaan Besar RI di Damaskus, Suriah. Mereka di antaranya adalah Rama Adi Wibowo, Ahmad Pranggono Haris, dan Ahmad Riza Muthohar. Sebelumnya, pada Rabu, (28/3/2023), tim mendarat di Bandara Amman Queen Alia International, Amman, Yordania, untuk kemudian melanjutkan perjalanan darat melintasi Perbatasan Naseeb-Jaber, Yordania-Suriah.
Duta Besar RI di Suriah, Wajid Fauzi menyambut baik tim kemanusiaan Dompet Dhuafa. Perbincangan pun berlangsung begitu hangat antara Dompet Dhuafa dan KBRI Suriah. Di antara pembahasannya adalah terkait proses serta alur yang harus dilakukan untuk segera melakukan distribusi bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah yang terdampak gempa 7,8 SR pada bulan lalu.
Rama Adi menyampaikan terima kasih atas sambutan dan kerjasama dari Kemenlu RI, khususnya KBRI di Suriah dan juga KBRI di Yordania. Menurutnya, KBRI sangat membantu Dompet Dhuafa dalam kelancaran misi kemanusiaan ini. Sedikit membutuhkan waktu yang panjang memang saat proses pemeriksaan keluar dari Yordania menuju perbatasan Suriah. Namun dengan pengawalan oleh kedutaan dari kedua negara, Dompet Dhuafa dapat sampai di Damaskus dengan lancar
Senior Officer Advokasi Dompet Dhuafa tersebut melanjutkan, sebelumnya Dompet Dhuafa sudah pernah ke Suriah untuk melakukan misi yang sama yaitu misi kemanusiaan. Kala itu pada tahun 2017, Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan berupa pengadaan mobil layanan ambulans.
“Jadi ini merupakan kedatangan Dompet Dhuafa yang kedua kalinya untuk warga Suriah. Pada bantuan kali ini, Dompet Dhuafa akan menyalurkan bantuan tahap pertama berupa ribuan paket makanan untuk para pengungsi korban gempa,” sebutnya.
Untuk apa saja isinya dan di mana lokasinya, KBRI sebelumnya telah berkoordinasi dengan Bulan Sabit Merah Suriah (Syrian Arab Red Crescent/SARC) tentang apa saja yang dibutuhkan oleh para korban. Di antaranya adalah makanan kemasan siap makan dan bahan makanan pokok.
Menurut Dubes RI di Suriah, Wajid Fauzi, kedatangan Dompet Dhuafa saat ini sangatlah tepat waktunya.
"Dompet Dhuafa datang ini saya kira waktunya sangat tepat. Dilihat dari fase penanganan gempa di Suriah, fase pencarian korban saat ini sudah selesai. Namun fase emergency masih berlangsung," jelasnya.
Fase emergency dibagi menjadi dua. Pertama adalah fase pencarian korban yang sudah selesai. Kemudian fase kedua, yaitu saat ini yang sedang berlangsung, adalah fase recovery dengan penyaluran bantuan pokok bagi pengungsi. Fase ini akan berlangsung hingga bulan Mei. Pada fase inilah, Dompet Dhuafa akan melakukan penyaluran bantuan berupa kebutuhan pokok.
"KBRI telah melakukan respon yang kita fokuskan di 2 provinsi yang badly impacted. Yaitu di Aleppo dan Latakia yang banyak sekali bangunan hancur, rumah hancur, sekolah hancur, klinik hancur. Sedangkan pengungsi tinggal di shelter-shelter pengungsian," lanjut Dubes menggambarkan situasi gempa yang telah dikunjunginya beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Dompet Dhuafa dan KBRI Suriah dibantu juga oleh SARC dan relawan lokal akan mempersiapkan paket-paket bantuan. Secepatnya dalam 2 hari ke depan, ribuan paket akan sedia dan siap dikirim menuju Aleppo dan Latakia. KBRI Suriah pun menyanggupi akan selalu bersedia membantu mengupayakan proses kelancaran bantuan hingga sampai ke tangan para korban.
"Saat ini yang bisa kita lakukan adalah mengirim ke mereka kebutuhan-kebutuhan pokok. Kami memahami maksud Dompet Dhuafa ke sini adalah membawa amanah dari masyarakat Indonesia, dari para donatur. Kami berupaya untuk membuat ini sebaik dan seefisien mungkin, bantuan sampai dengan tepat sasaran," pungkas Wajid. *(HMS)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.