Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ninis

Toko Modern Menjamur, Pedagang Kecil Gulung Tikar

Info Terkini | Thursday, 30 Mar 2023, 15:35 WIB

Menjamurnya toko modern hingga ke pelosok desa beberapa tahun belakangan ini meresahkan pedagang kecil. Pasalnya, dengan keberadaan toko modern tersebut menurunkan omset pedagang kecil. Bahkan, sebagian besar usaha toko kelontong pedagang kecil yang akhirnya gulung tikar. Masyarakat cenderung memilih belanja ke toko modern yang lebih lengkap dan murah. Tak ayal akhirnya para pedagang yang merasakan imbasnya dengan melakukan aksi penolakan toko modern.

Dilansir dari media selasar.co, baru-baru ini puluhan pedagang dan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Kutim. Mereka tergabung dalam Gerakan Balai Rakyat Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pada Selasa (21/3/2023).

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, para pengunjuk rasa menyampaikan beberapa keresahannya kepada pemerintah kabupaten Kutai Timur. Mereka meminta Pemerintah untuk segera menertibkan keberadaan toko modern seperti Indomaret dan Alfamart yang tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Kutim Nomor 6 Tahun 2014. Lantaran dinilai telah menimbulkan banyak masalah dan meresahkan pedagang kecil yang ada di Kutim.

Tak hanya itu, para pengunjuk rasa juga meminta pertanggungjawaban Pemkab Kutim atas dampak menjamurnya toko modern. Notabene memberikan dampak yang serius terhadap kelangsungan hidup para pedagang kecil di Kutim.

Dalam kesempatan itu, Ketua Perkumpulan Komunikasi Saudagar Kutim (PKSK), H Sukiman, menilai Pemkab Kutim belum benar-benar serius mengurusi masalah maraknya toko modern. Sehingga mengakibatkan banyak toko-toko lokal di Sangatta Kaltim dan sejumlah kecamatan di Kutim tutup permanen.

Lantas, apa akar masalah dalam persoalan ini? Bagaimana Islam mengatur pasar dan bagaimana negara mewujudkan kesejahteraan pada masyarakat?

Kemiskinan Problem Akut

Sudah menjadi hal yang wajar jika masyarakat mencari harga barang yang murah, terlebih di tengah kehidupan yang sulit. Keberadaan toko modern yang menawarkan harga yang miring di sambut baik oleh masyarakat. Toko modern yang memiliki modal besar dapat membeli barang dengan harga grosir. Toko modern membeli barang dengan harga murah karena membeli barang dalam jumlah yang banyak (1 gudang).

Sedangkan, pedagang kecil tidak memiliki modal yang banyak hanya mampu membeli secara eceran atau satuan. Sehingga tidak mendapatkan harga grosir untuk bisa menjual harga yang murah seperti toko modern. Tentunya ini menimbulkan kekhawatiran para pedagang yang usahanya akan mati karena kalah bersaing dengan toko modern. Kesejahteraan pun kian sulit dirasakan pedagang kecil karena ruang usahanya dipersempit.

Fenomena iklim persaingan bisnis yang tidak sehat ini biasa terjadi di alam kapitalis (sistem yang berpihak pada pemilik modal). Dalam sistem ini negara berperan sebagai regulator, bukan sebagai pelayan rakyat. Kemiskinan dan ketidaksejahteraan masyarakat menjadi problem akut dalam penerapan sistem kapitalis. Alih-alih menciptakan iklim yang sehat dalam perdagangan, menciptakan kesejahteraan masyarakat pun jauh panggang dari api.

Sebenarnya persoalannya bukan karena adanya toko modern saja yang menyebabkan pedagang kecil semakin sulit. Namun karena gagalnya negara menyejahterakan rakyat. Pedagang kecil dibiarkan berjuang sendiri mewujudkan kesejahteraan keluarganya tanpa adanya support dari negara dengan pemberian modal dan mengawasi persaingan yang tidak sehat di pasar.

Islam Mewujudkan Kesejahteraan

Islam adalah sebuah agama yang memiliki seperangkat aturan kehidupan yang lengkap. Termasuk mengatur mekanisme pasar. Sejatinya penjual dan pembeli diberi kebebasan untuk menentukan harga berdasarkan mekanisme pasar, yakni permintaan dan penawaran, dengan prinsip sama-sama ada keridhaan diantara keduabelah pihak.

Negara menjaga iklim perdagangan yang sehat dan melakukan Intervensi pasar. Sebab ini dibolehkan dalam Islam, bahkan dipraktikkan sendiri oleh Rasulullah. Ketika terjadi hal-hal yang membuat mekanisme pasar terdistorsi, maka kebijakan intervensi diperlukan. Berikut adalah beberapa contoh distorsi pasar dalam Islam yang harus dicegah dan pelakunya diberikan sanksi: Pertama, mencegah masuknya pedagang desa ke kota, karena mengakibatkan pasar tidak kompetitif; kedua, mengurangi timbangan, karena barang yang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit; ketiga, menyembunyikan barang cacat, karena penjual mendapat harga yang baik untuk kualitas yang buruk.

Selanjutnya keempat, menukar kurma kering dengan kurma basah, karena takaran kurma basah ketika kering tidak sama dengan kurma kering yang ditukar; kelima, menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang, karena setiap kualitas kurma memiliki harga berbeda; keenam, penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik; ketujuh, ihtikar (menimbun) yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang; kedelapan, ghaban faa-hisy besar yaitu menjual di atas harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli akan harga pasar. (Sistem Ekonomi Islam).

Selain itu, negara harus memastikan harta terdistribusi secara merata di tengah masyarakat. Negara wajib mencegah terjadinya ketimpangan sosial. Sebagaimana firman Allah '...agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. (QS. Al Hasyr:7). Artinya negara tidak akan membiarkan ada pihak-pihak yang menahan hartanya atau menumpuk kekayaan tanpa memiliki tujuan yang diperbolehkan syari'at.

Bicara kesejahteraan yakni terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat (sandang, pangan, papan). Dalam hal ini negara wajib memastikan setiap individu bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara langsung dan tidak langsung. Yakni dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, memberikan modal bagi pelaku usaha tanpa riba. Negara wajib mensubsidi bagi rakyat yang tidak mampu dengan layak. Negara mendanai hal tersebut dari kas negara (Baitul mal).

Demikianlah bagaimana pengaturan Islam terkait mekanisme pasar dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun, itu semua akan bisa terealisasi jika diterapkan Islam secara kaffah. Menghadirkan kembali sistem Islam menjadi aktivitas yang urgen karena dorongan keimanan dan solusi atas problem masyarakat. Wallahu A'lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image