Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Annisa Putriawantiko

Berlomba Jadi Duta, Kemana Arah Pemuda Sebenarnya?

Edukasi | Tuesday, 07 Feb 2023, 20:37 WIB

Baru-baru ini, mahasiswa asal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), bernama Andi Sigalingging terpilih sebagai Duta Inspirasi Indonesia Batch 7 mewakili Provinsi Kalimantan Timur serta Universitas Mulawarman. Duta terpilih dapat berkesempatan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan secara offline antara lain Inspiring Leader Camp dan Inspiratalk yang dilaksanakan di Jakarta, Inspiratour di Turki. Adapula Beasiswa Inspiratif serta Lomba Esai berhadiah ke London. (unmul.ac.id)

Selanjutnya, Mahasiswi dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Kampus UINSI Samarinda yakni Shafa’ Salsabila Akbar mewakili Kalimantan Timur dalam kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Duta Inspirasi Indonesia yang diselenggarakan di gedung teater Kemenpora RI pada tanggal 14 Mei 2022. (uinsi.id)

Dikutip dari laman unmul.ac.id, Duta Inspirasi Indonesia merupakan sebuah platform sebagai wadah pemberdayaan pemuda – pemudi terpilih dari 37 provinsi di Indonesia yang menghadirkan berbagai program positif kepemudaan tingkat Nasional dan Internasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Pemilihan Duta Inspirasi Indonesia merupakan program yang didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan memilih 74 Pemuda Pemudi terbaik perwakilan seluruh provinsi di Nusantara.

Adapun salah satu programnya yaitu Inspiratour Tukri bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemuda agar berdaya saing global. Melalui acara ini, harapannya dapat memberikan inspirasi, edukasi, dan pengalaman baru, sehingga membentuk pemuda yang potensial dengan pemikiran kritis mereka untuk menebarkan manfaat dan membuat terobosan besar guna membangun bangsa atau negara di masa yang akan datang. (dutainspirasilibrary.weebly.com)

Istilah ‘duta’ tentu tidak asing lagi ditelinga kita, terlebih dewasa ini semakin banyak pemilihan duta-duta di tanah air. Dari duta pariwisata, duta moderasi beragama, duta mahasiswa inspirasi, hingga duta pada masing-masing provinsi. Bagi mereka yang terpilih tentu suatu kebanggaan tersendiri dapat menjadi perwakilan atau simbol dari event tertentu, belum lagi berbagai benefit yang akan didapat semakin membuat pemuda untuk berlomba mendapat gelar tersebut. Lantas pemilihan duta ini mau dibawa ke mana sebenarnya? Akankah membawa perubahan yang dinantikan bagi pemuda?

Pemuda Jangan Terlena

Adanya pemilihan berbagai duta tersebut tentu tidak lepas dari dukungan pemerintah, nampak hal ini dilakukan ingin melibatkan generasi muda dalam berbagai urusan bangsa. Melihat diusia emasnya memiliki fisik yang kuat, pikiran cerdik nan tangkas, semangat yang menggebu-gebu terhadap sesuatu, ini semua menyatu dalam jiwa pemuda. Maka keberadaan duta-duta ini digadang-gadang dapat menjadi wadah penyaluran potensi mereka hingga melahirkan pribadi yang dapat mendorong kemajuan bangsa, juga mampu memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah negeri.

Sekilas program ini memanglah baik, terlebih dengan kondisi peliknya masalah negeri yang kian hari semakin ngeri, jelas kebutuhan akan peran pemuda tak perlu diragukan lagi. Namun, seberapa besar relevansi banyaknya duta pemuda yang ada dengan teratasinya problem bangsa? Ternyata ketika melihat fakta di lapangan, berbagai masalah terus bermunculan kerusakan moral pada pemuda tak bisa dielak. Seperti terjerat narkoba, seks bebas dan lainnya. Maka, melihat hal ini nampaknya keberadaan duta pemuda yang sudah dibentuk selama ini belum memberi dampak besar bagi perbaikan anak negeri.

Dengan begitu, timbul pertanyaan adanya perekrutan duta pemuda tiap tahunnya itu akan bermuara ke mana? Ada baiknya kita telaah program ini dahulu jangan sampai hanya untuk eksistensi diri, alih-alih ingin mengoptimalkan potensi pemuda, namun justru hanya membajak dan memperdayakannya dengan semena-mena. Terlebih, tak bisa dilepaskan adanya campur tangan Barat didalamnya yang juga punya program kepemudaan global diseluruh dunia. Maka, dapat dipastikan apa-apa yang datang dari mereka tentu didesain akan melahirkan output yang sesuai dengan visi misi mereka.

Selanjutnya, di sisi lain ada bahaya yang harus disadari dan menjadi perhatian bersama, yakni efek domino yang timbul kelak dapat menjauhkan pemuda muslim dengan agama Islam. Sesuai dengan tab’iat kafir Barat yang tidak pernah menyukai Islam, dalam proyeknya selalu menyelipkan ide memisahkan Islam dari kehidupan kaum muslimin. Disibukkanlah pemuda muslim dengan rangkaian agenda yang dirancang, terus dilenakkan dengan iming-iming yang menggiurkan. Dengannya, generasi muslim lupa akan identitasnya sebagai hamba Allah, berkehidupan bebas, tak lagi memandang halal haram, namun mengikuti standar-standar yang dibuat Barat. Na’udzubillah.

Dengan demikian, hendaknya generasi muda jangan terlena dengan serangkaian euforia berbagai duta. Sebab, persoalan negeri ini nampaknya tak cukup teratasi dengan adanya duta-duta di tanah air. Juga, kita tidak bisa berharap banyak dengan keberadaan program ini peran pemuda sebagai agen perubahan dapat tersalurkan maksimal.

Pemuda Bangkit dengan Islam

Islam memiliki sistem yang komperhensif untuk mengatur kehidupan manusia, tak terkecuali perihal pemuda. Dalam sistem Islam, pemuda dibentuk menjadi pribadi yang bertakwa kepada Allah sehingga setiap perbuatan yang mereka lakukan tak pernah lepas dari ketaatan dan jauh dari maksiat sebab landasan iman yang menghujam kuat di dalam dada. Pemuda muslim juga termasuk kelompok yang diserukan Allah sebagai umat terbaik, seperti dalam firman Allah: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).

Generasi terbaik yaitu generasi yang beriman kepada Allah, sejarah telah mencatat banyaknya pemuda muslim terdahulu yang dapat menjadi tauladan kita hari ini. Seperti Mush’ab Bin Umair yang menjadi duta Islam politik di Madinah, dengannya banyak orang masuk Islam dan menjadi penolong dakwah Rasulullah. Juga Muhammad Al-Fatih yang mampu memimpin perang dengan begitu cakapnya di usia muda.

Sistem Islam juga bukan hanya menjadikan pemuda ahli ibadah, melainkan cerdas dalam dunia sains dan ilmu pengetahuan. Terbukti dengan banyaknya ilmuwan muslim yang bermunculan kala itu, seperti Ibnu Sina, Al-Khaytam, Al-Khawarizmi dan lainnya yang karya-karya mereka masih bermanfaat bagi umat manusia hingga saat ini. Kesemua generasi hebat itu lahir dari sistem shahih yakni Islam yang diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan.

Dengan demikian, hendaknya generasi muda zaman now dapat mencontoh kembali wujudkan generasi terbaik hari ini dengan menjadikan Islam sebagai pedoman dalam hidup, bentengi diri dengan Ilmu Islam agar tidak disetir dengan propaganda Barat. Senantiasa isi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah, sebab “Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla” adalah bagian dari tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah di hari akhir kelak. (Kutipan hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam bisshawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image