Akhirnya Aku Akan Membiarkanmu Pergi
Sastra | 2023-02-01 20:39:55hari-hari ini, momen itu menghantuiku
tatkala pertama kita bertemu
engkau adalah visi dari surga
bahwa aku tidak akan pernah lupa
.
aku melihatmu dari kejauhan
ingin tahu apakah engkau nyata
aku pikir mungkin jika aku hanya berkedip
engkau akan tiba-tiba menghilang
.
tetapi aku tahu bahwa tiada jalan keluar
senyummu menyita jiwaku
sentuhan malu-malumu menembus pertahananku
hatiku kehilangan kendali
.
matamu, matahari terbit nan cemerlang
dari mana aku tidak mampu berpaling
suara lembutmu, melodi termanis
yang bermain di pikiranku sepanjang hari
.
cintaku tumbuh seperti penyakit
dan tidak ada yang bisa aku lakukan
aku tahu pasti satu-satunya obat
adalah mengikrarkan hidupku untukmu
.
aku tidak berdaya tetapi bersemangat
aku merasa kagum pada setiap hari baru
dan pikiran konstanku hanya tentangmu
tempat yang manis aku diperbudak
.
oh, tetapi engkau cukup menantang
engkau tidak melepaskannya dengan mudah
aku harus bertarung tuk memenangkan hatimu
sementara engkau bermain malu-malu tak henti
.
tetapi aku tidak akan pernah setuju
dari rancanganku di hatimu
dan setelah aku terbukti menang
kita tidak akan pernah berpisah
.
hidup kita menjadi perjalanan berharga
berlangsung melalui pasang surut
kita adalah keluarga petualang
sebuah kekuatan melawan dunia kita tuju
.
dan saat engkau berbaring di sana tidur
hidup kita tercermin di wajahmu
setiap baris dan lipatan pengakuan
semua cinta dan kekuatan yang engkau berikan
.
ini menceritakan kisah anak-anak kita
memberi kegembiraan melalui waktu panjang dan sulit
yang mengungkapkan kesulitan yang kita atasi
dengan tawa bersyukur dan air mata
.
matamu sekarang terbuka untuk kegelapan
cahaya di dalam mata itu masih terang
wajahmu menghadap ke atas begitu pucat dan cantik
nafasku masih tercekat melihat pemandangan itu
.
saatnya menghadapi kenyataan pahit
dari ujung yang mendekat dengan cepat
tidak ada masa depan sekarang bagi kita tuk berbagi
hanya tempat-tempat yang pernah kita kunjungi
.
kesedihanku terasa berat di dadaku
tatkala engkau tersenyum padaku
aku hanya seorang pengecut yang tak berdaya
memohon padamu untuk tidak pergi
.
aku telah melawan dengan keras kepala
negosiasi untuk lebih banyak waktu
satu hari lagi untuk menatap wajah itu
dan merasakan detak jantungmu di sisiku
.
bertahun-tahun kita hidup berdampingan
engkaulah yang membuat aku berani
dan jika engkau meninggalkan aku sendirian
aku takut aku tidak bisa diselamatkan
.
suaramu kini menjadi bisikan
pernapasanmu datang dengan lambat, terengah-engah
dalam pelukanku engkau seperti bulu
tanganmu terasa rapuh dalam genggamanku
.
kata-katamu tegas tetapi penuh kasih
akhirnya aku harus melepaskanmu
dan bersyukurlah atas karunia yang kita bagikan
bahwa begitu banyak tidak pernah tahu
.
lalu aku dengan lembut mencium pipimu yang dingin dan basah
serta melihatmu perlahan menyelinap pergi
aku merasa nyaman dalam kedamaian yang engkau temukan
dan dalam kedamaian itu, kita akan berbagi suatu hari nanti
.
dan kemudian momen itu muncul kembali
ketika pertama kita bertemu
aku berterima kasih kepada-Nya tuk setiap saat sejak itu
dan membiarkanmu pergi tanpa penyesalan
.
***
Solo, Rabu, 1 Februari 2023. 8:09 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.