Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Husna Amalia

K-Pop Bukan Larangan

Edukasi | Tuesday, 24 Jan 2023, 11:16 WIB
Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki penggemar K-Pop terbesar. Dalam riset penonton K-Pop di youtube, Indonesia berada diurutan kedua dengan presentase 9.9% sedangkan Korea diurutan pertama dengan 10.1% (Won So, 2019). Selanjutnya, menurut IDN Times (2019) 40,7 % penggemar K-Pop di Indonesia berasal dari kalangan berumur 20-25 tahun, 38,1 % berusia 15-20 tahun, 11,9 % berusia lebih dari 25 tahun dan persentase paling sedikit berasal dari usia 10-15 tahun yakni sebanyak 9,3 %. Selain itu, demografi penggemar K-Pop di Indonesia juga didominasi oleh perempuan yakni sebanyak 92,1 %. Tidak hanya diminati oleh remaja, K-Pop juga banyak digemari oleh kalangan anak-anak sampai dewasa.

Bicara terkait mahasiswa, banyak yang menggemari K-Pop. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa K-Pop tersebut dapat membantu dan memotivasi mereka dalam hal belajar. Memandang dari sudut prestasi dan perjuangan para idol K-Pop sendiri yang tentunya tidak mudah serta perlu melewati banyak rintangan untuk debut dan juga sukses atas karir yang diambilnya.

Jika K-Pop ini diambil dari sisi baiknya, orang yang mengikuti dan menggemarinya pun akan termotivasi dan dapat semangat untuk belajar. Contohnya seperti, para idol ada yang ingin mewujudkan impiannya menjadi penyanyi sukses maka mereka harus melewati banyak rintangan dan cobaan yang pastinya tidak mudah, dari sana mungkin ada saja yang menyerah dan mengundurkan diri, tapi sisi baiknya melihat kepada yang masih bertahan memperjuangkan diri, waktu, keringatnya demi sukses. Namun, jika terlalu terobsesi pada K-Pop sampai membuat diri sendiri terjerumus dalam hal yang negatif, K-Pop akan dipandang tidak baik dan tidak berguna, serta hanya membuang-buang waktu. Contohnya seperti, pernah ada banyak kasus orang yang terlalu obsesi dengan idol K-Pop sampai mereka rela menghabiskan uangnya hanya demi membeli karya idol K-Pop-nya seperti album, photocard, dan merchandise lainnya yang padahal mungkin ia hanya dibatasi pengeluarannya untuk hal-hal pendidikan.

Dalam kehidupan mahasiswa yang dapat dikatakan tidak mudah juga, pasti banyak rintangan dan cobaan. Banyak tugas-tugas yang menghantui dan mengejar mahasiswa sehingga bisa terjadi stress dan sakit. Dengan adanya K-Pop ini, dapat sedikit membantu para mahasiswa dalam menumbuhkan rasa semangat dan gigih dalam berkuliah. K-Pop idol ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi. Tidak hanya melalui perjuangannya menjadi idol, lagu mereka yang menginspirasi, mereka juga biasanya membuat konten-konten menarik yang dapat ditonton jika sedang jenuh terhadap tugas kuliah, konten tersebut dapat menjernihkan pikiran dan menumbuhkan kembali semangat belajar. Di internet, banyak ditemukan para mahasiswa yang mencantumkan nama idol-idol kpop mereka diucapan terima kasih dalam skripsinya, ini membuktikan bahwa K-Pop dapat berguna terhadap membangun kegigihan menyelesaikan studi universitas.

Disamping itu, mungkin ada yang tidak setuju dengan K-Pop yang dapat menginspirasi mahasiswa dalam studinya. Namun, itu kembali kepada diri masing-masing, mungkin orang yang memang menggemari dan menyukai K-Pop itu menganggap bahwa dirinya dapat terinspirasi dan dapat menjalankan studi dengan baik dan menumbuhkan rasa tidak mudah menyerah. Maka dari itu, K-Pop pun tidak dilarang kalau memang meminatinya.

Sebagai muslim muslimah yang taat kepada Allah Swt. jelas menggemari dan menyukai seperti itu dibalikkan kepada pendapat dan pemikiran diri kita, walaupun memang perjuangan idol-idol K-Pop itu dapat menginspirasi, apakah dengan itu kita akan tidak lalai dengan ibadah yang sudah menjadi perintah utama Allah terhadap hambanya? Apakah kita akan bijak dalam menghadapi masalah kuliah atau hidup? Kita harus dapat membagi waktu untuk itu semua, kapan saja waktu kita harus fokus belajar, ibadah, dan bersenang-senang dengan K-Pop itu.

Dalam suatu hadits, Rasulullah Saw. Bersabda “Seseorang akan bersama yang ia cintai dan engkau bersama orang yang kau cintai,” (HR at-Tirmidzi No.2307). Jadi, inti dari Hadist tersebut adalah jika kita dapat menempatkan sesuatu yang kita sukai seperti idola dalam tempatnya yang sesuai, tidak mengagungkannya serta tidak melebihi rasa cinta kepada Allah, maka Rasulullah Saw. pun akan tetap menganggap kita sebagai umatnya, karena sesungguhnya kita semua akan bersama dengan orang yang kita cintai di dunia ketika sudah di akhirat kelak.

Sebagai umat muslim, kita harus lebih utama mengidolakan, mencintai, dan merindukan Rasulullah Saw. sebagaimana beliau adalah panutan yang sangat baik. Boleh saja menyukai kepada non-muslim namun, jangan sampai berlebihan dan menyangkutkan dengan urusan agama, contohnya mendapatkan motivasi untuk bisa sukses seperti idol K-Pop si fulan.

Adapun salah satu landasan untuk menetralisir K--Pop, “Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai penolong setia atau pelindung dengan meninggalkan orang-orang beriman yang lain. Barangsiapa yang melakukannya, maka dia telah lepas dari Allah. Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembalimu” (QS. Ali ‘Imron : 28). Dalam ayat tersebut dijelaskan agar seorang muslim muslimah tidak menjadikan orang kafir sebagai tempat kembalinya, tempat ternyamannya, dan menjadi penolong disegala kondisi sulit. Sejatinya Allah adalah tempat terbaik untuk kembali dan memohon ampunan. Jika melenceng dari pernyataan tersebut, maka sesungguhnya telah Allah lepas karena Allah pun sudah memperingatinya.

Memang dalam kehidupan beberapa kalangan mahasiswa, K-Pop itu membantu dan memberikan banyak motivasi agar tetap terus melanjutkan studinya. Tapi, mungkin alangkah lebih baiknya kita dapat menetralisir itu dan tetap berpegang teguh pada agama. Jangan sampai karena kita menyukai K-Pop itu, keimanan agama kita lemah. Menyukai hal itu merupakan kesenangan duniawi saja, tidak ada hubungannya dengan akhirat. Maka dari itu, kita harus dapat membagi waktu dan mengontrol diri kita terhadap kesenangan dunia fana dan tujuan akhirat kita. Wallahu a’lam bisshawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image