Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahirah Nazwa Putri

Kilas Balik Konsep Ekonomi-Politik Pemimpin pada Era China Kuno Vs Modern

Politik | Saturday, 31 Dec 2022, 20:49 WIB

Jika dulu China disebut sebagai negara yang kumuh, kini China menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia penantang hegemoni Amerika Serikat. Dapat dikatakan China sudah bertransformasi menjadi sebuah negara dengan paham sistem ekonomi yang cukup kapitalis, global, dan modern. Reformasi ekonomi yang sudah terjadi pada era 1978, membuat China terkenal dengan salah satu negara yang memiliki tujuan terbesar FDI (Foreign Direct Investment) di dunia. Pada zaman China kuno, dulu mereka menganut sistem perekonomian dan perdagangan melalui perkebunan, pertanian, ataupun perdagangan ke luar negeri. Keberhasilan China menjadi negara maju tidak jauh dari penerapan sistem pemerintahan yang desentralisasi, yang dimana langkah ini dilakukan secara masif. Meskipun demikian, setiap pemerintah daerah setempat berfokus pada masing-masing arahan pada satu sektor yang sama di seluruh wilayah.

a. Mandat dari Surga – Konsep Filosofi Politik

Konsep “Mandat dari Surga” dikenal dengan konsep filosofi politik yang diberikan kepada para pemimpin pada zaman Tiongkok kuno. Konsep ini sebagai petanda otoritas kaisar yang berasal dari Surga, yang maknanya “seorang kaisar diberikan hak ilahi untuk memerintah rakyatnya”. Selanjutnya kaisar Tiongkok disebut sebagai “Putra Surga”. Jika sang kaisar tidak bisa memenuhi sebagaimana tugasnya menjadi pemimpin, maka otomatis ia akan kehilangan garis keturunan sucinya.

Makna “Mandat dari Surga” sendiri memiliki 4 prinsip diantaranya : surga memberikan kaisar hak untuk memerintah (kaisar adalah orang-orang yang terpilih), karena surga hanya satu, maka hanya ada satu kasiar juga pada waktu tertentu. Kebajikan kaisar sangat menentukan hak nya dalam memerintah, dan “Mandat dari Surga” tidak ada yang permanen. Sehingga bisa hilang kapan saja. Meskipun konsep ini sudah ada saat awal pemerintahan Raja Dinasti Zhou, tidak dapat dipungkiri dari konsep tersebut mempengaruhi sistem politik Tiongkok di era sekarang. Yang dimana konsep ini dijadikan cara untuk meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa, pada sistem yang ditawarkan jika tidak ada pengecekan kekuatan tersebut. Kemudian terdapat slogan politiknya yakni “Peaceful Rise” dan “Slogan Politics: Understanding Chinese Foreign Policy Concepts” Politik slogan Tiongkok tersebut memiliki beberapa fungsi diantaranya :

- Untuk mendeklarasikan niat

- Membuat propaganda negara dengan tujuan persuasi massa

- Menegaskan power serta mengetes dukungan yang berasal dari internasional ataupun domestik

- Sebagai panggilan dukungan kepada kalangan intelektual.

b. Reformasi Ekonomi Tiongkok

Perekonomian merupakan konteks yang sangat penting pada sebuah negara, seperti yang dilakukan Deng Xiaoping yakni sosok paling penting yang menancapkan awal pertumbuhan ekonomi China pada akhir abad ke-20. Selanjutnya adapun faktor yang mendorong Deng Xiapoing dalam melakukan reformasi ekonomi Tiongkok pada masa pemerintahannya.

a. Pada pemerintahan Deng Xiaoping, ia berfokus pada masalah ekonomi. Khususnya pada upaya mengurangi kesenjangan antara tingkat teknologi dan efektivitas didalam Tiongkok dengan negara maju lainnya.

b. Pada pemerintahan Deng Xiaoping, ia berusaha untuk mendorong kondisi perekonomian Tiongkok. Hal ini disebabkan, salah satu kelemahan Tiongkok untuk terus maju terletak pada kebijakan tutup pintu yang telah diamalkan.

c. Untuk mengakhiri pengaruh partai yang konservatif (menentang liberalisasi pasar)

d. Pemerintah Tiongkok saat itu memiliki jaringan pabrik, layanan logistik, pemasok, infrastruktur transportasi, serta didukung oleh uang dan teknologi dari Jepang, Hong Kong dan Taiwan

e. Tiongkok memanfaatkan tenaga kerjanya yang banyak, cerdas, murah, serta mendapatkan akses hampir tanpa batas kedalam pasar global selama 3 dekade tersebut. Namun meskipun upayanya sangat besar pada China, ia selalu digadang-gadang bahwa kebijakannya justru bercorak liberal. Padahal ia sudah berulang kali mengatakan bahwa, Xiaoping akan selalu setia pada komunisme.

Perekonomian China sempat turun drastis pada tahun 2008, atau disebut sebagai krisis finansial global. China merasa khawatir terhadap produk/bisnis yang nantinya akan berdampak. Akhirnya China membuat stimulus sebesar 40 yuan kepada pembisnis, agar bisnis nya tetap jalan. Seperti pembisnis material infrastruktur (semen, aspal dan besi). Tujuannya agar mereka tetap berproduksi pada era krisis finansial. Namun tetap saja, yang diproduksi lebih banyak dibandingkan yang dibutuhkan. Hal ini yang menyebabkan china selalu berfokus pada infrastrukktur (kereta cepat, jalan tol, hotel) agar produk akumulasi yang sebelumnya akan digunakan. Jika tidak digunakan, maka ekonomi china akan tidak stabil.

c. Pendekatan Politik China dalam Organisasi Internasional

China terkenal akan strategi kerjasamanya baik pada bidang ekonomi ataupun politik. Namun dalam menjalankan kerjasama ini perlu dilakukannya taktik agar pendekatan China berhasil dilakukan, sehingga kepentingan nasionalnya pun dapat diraih. Terdapat empat pendekatan yang kerap sekali Tiongkok lakukan pada organisasi internasional.

a. Watching

Untuk awal-awal, Tiongkok bersikap pasif terlebih dahulu. Yang dimana Tiongkok belum mengusulkan apapun, dan tidak banyak berkata-kata. Hal ini sengaja dilakukan untuk melihat kondisi serta situasi dari organisasi tersebut

b. Engaging

Disini Tiongkok mulai aktif, baik itu dari segi usulan ataupun tanya jawab. Terlihat bahwa Tiongkok sudah beradabtasi dengan lingkungan organisasinya

c. Circumventing

Mencoba membuat perubahan. Tiongkok memiliki prinsip “jika menolong sesuatu (negara), maka Tiongkok tidak pernah memberikan persyaratan dalam menolong”

d. Shaping

Jika Tiongkok merasa tidak diberikan panggung (tidak dihargai/tidak digubris), maka pilihan terakhir yang dilakukan oleh Tiongkok yakni membuat organisasi baru.

Dulu China dianggap sebagai negara yang memiliki sistem pemerintahan tertutup. Kebijakan ini awalnya bermula dari kebijakan politik Mao Zedong tahun 1949. Pada sistem China di eranya selalu identik dengan sistem ekonomi komando. Yang kemudian negara China tersebut dulunya sempat menjadi negara tertutup dengan negara lainnya yang menganut sistem liberal. Dan kini justru negara China menjadi negara terbuka pada kaum liberal, lebih daripada itu negara China kerap sekali mengajak negara liberal untuk saling bekerjasama. Hal ini dapat dikatakan, sudah tidak ada lagi sekat yang saling membedakan antara negara komunis dengan negara liberalis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image