Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Haikal Wisesa

Pengekspresian Diri Melalui Musik

Musik | 2022-12-20 15:08:12

Industri musik sedang mengalami perkembangan yang pesat. Tanpa memandang usia, hampir semua orang mendengarkan musik di saat mereka menginginkannya, entah di saat orang tersebut merasa bahagia, sedih, atau bimbang. Menurut laporan perusahaan, jumlah pelanggan Spotify premium (aplikasi pemutar musik) mencapai 188 juta per kuartal II 2022. Jumlah tersebut naik 3,3% dari kuartal I.

Photo By Ummi Sya'ada

Menurut KBBI, musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Seni yang dihasilkan musik juga mengandung sejumlah makna, menurut Lexicographer, musik adalah kombinasi nada, vokal, dan instrumental yang harmoni untuk mengekspresikan segala sesuatu yang bersifat emosional.

Dalam sejarahnya, musik berasal dari kata “mousikos” yang ditarik dari nama dewa keindahan yang menjadi kepercayaan bangsa Yunani Kuno pada saat itu (Wikipedia.org). Dahulu manusia mulai menemukan suara dengan berbagai frekuensi (nada) menggunakan batang kayu yang ditiup pada bagian rongganya. Sejak saat itu karya kecil seperti himne dan syair tercipta guna mengekspresikan emosi manusia pada zaman tersebut.

Mengungkapkan ekspresi adalah suatu kebutuhan yang perlu dilakukan oleh setiap manusia, meskipun ekspresi yang ditunjukan adalah emosi negatif. Menurut dokter Fadhli Rizal Makarim, mengeluarkan emosi membuat pikiran lebih tajam dan jadi lebih bahagia (Halodoc, 2022). Buktinya mungkin anda pernah melihat musisi ternama mengeluarkan air matanya saat menyanyikan lagu-lagunya di atas panggung, begitu juga para pendengarnya.

Apabila ekspresi kita terbiasa ditahan, berpotensi menganggu keseimbangan hormon yang mengakibatkan sistem imun tubuh melemah. Hal-hal yang dapat terjadi di saat imun tubuh lemah pun cukup fatal, seperti lemas berlebih, tekanan darah tinggi hingga kanker.

Mengekspresikan sesuatu melalui musik juga menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sosial, menciptakan lirik pada sebuah musik menuntut musisi agar memaksimalkan kreativitasnya. Kemudian dalam menyanyikan sebuah musik anda mampu memberikan pengaruh mendalam bagi diri seseorang.

Perlu diketahui bahwa perkembangan musik yang pesat tidak lepas dari faktor kebermanfaatannya, music therapy misalnya. Sebagian besar dari kita mungkin tidak menyadari bahwa telah melakukan jenis terapi ini, karena pada dasarnya terapi ini dilakukan hanya dengan mendengarkan musik. Terapi musik adalah terapi yang dilakukan dengan mengkoordinasikan gerak yang mengikuti alunan musik tertentu (Kompasiana, 2017). Langkah khusus yang membedakan antara mendengarkan musik biasa dengan terapi yakni pada analisis tugasnya. Mengarahkan pasiennya untuk mampu mengikuti alur perpindahan gerakan tarian sesuai irama musiknya. Metode ini melatih fungsi otak untuk mengembangkan potensi terpendam yang dimiliki pasiennya.

Selain terapi, musik juga dijadikan salah satu bidang pendidikan non-formal. Menurut beberapa ahli musisi dan akademisi, musik merupakan salah satu jalan seseorang untuk menjadi seorang profesional, dengan syarat memahami ekosistem seperti aktualisasi diri dan kontribusi di masyarakat dengan ilmu yang dimiliki (Riyan Hidayatullah, 2020). Seseorang bisa saja mempelajari musik secara otodidak, namun tidak semua dasar-dasar untuk berkarir di bidang musik bisa didapatkan secara mandiri. Salah satunya mentalitas, dengan mental yang terarah dan terlatih maka seseorang dapat menggunakan ide-idenya untuk meraih cita-citanya dengan berbagai jalan. Bukan hanya iseng memainkan musik atau menjadi “pengamen”.

Fasilitas dan teknologi musik yang semakin beragam jenisnya berdampak pada kemudahan aksesibilitas orang-orang dalam menikmati musik. Terutama pada kalangan usia muda, mereka sedang berada pada masa terbaiknya untuk mengoptimalkan kinerja otak dan hati nuraninya untuk menentukan masa depan mereka. Bakat terpendam mereka pun dapat tersalurkan melalui instrumen dan jenis musik yang mereka gemari. Misalnya anak muda sekarang gemar mendengarkan jenis musik rock, maka ia akan menggunakan alat musik gitar listrik untuk mengasah bakatnya tersebut dan lain sebagainya.

Dengan demikian, keinginan yang semakin terpenuhi, berimbas pada tingkat kebahagian orang-orang. Bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks kebahagiaan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan 0,8 poin menjadi 71,79, dibandingkan tahun 2017 yang berada pada angka 70,69 poin (Kompas.com, 2022). Aspek-aspek yang diukur dalam mengukur kebahagian masyarakat dibagi menjadi 3 dimensi, yaitu kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup yang masing-masing memiliki kontribusi yang berbeda. Hal ini berbanding linear dan berkaitan dengan tingkat penggunaan musik yang sekarang juga semakin bertambah.

Oleh karena itu, kehidupan yang anda jalani saat ini bukanlah hidup tanpa tujuan. Mengungkap segala potensi yang anda miliki adalah sesuatu yang harus diusahakan. Dengan menemukan sesuatu yang unik atau berbeda dalam diri kita, itu bisa menjadi nilai lebih pandangan orang lain terhadap anda. Penyaluran usaha dalam menggali potensi dengan musik merupakan ide cemerlang, dikarenakan tidak semua orang dikaruniai keahlian di bidang musikal yang menjadikan seseorang menjadi spesial.

Jika pada akhirnya anda hanya mengandalkan orang lain untuk bertahan hidup, penyebabnya adalah anda gagal dalam mengenal permasalahan yang ada pada dalam diri sendiri. Contohnya jika anda menyukai instrumen musik tetapi tertatahan karena rasa minder untuk mencobanya, sehingga anda memerlukan lingkungan yang mendorong anda untuk menghilangkan rasa minder tersebut menjadi kegiatan eksplorasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image