Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kaduan Lubis

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI INDONESIA

Info Terkini | Sunday, 12 Dec 2021, 17:49 WIB

OLEH: KADUAN LUBIS ( [Adab Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang )

Perkembangan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia yang terus bertambah. Penerapan teknologi baik dalam kegiatan prapanen pasca, menjadi penentu dalam mencapai kecukupan panen baik kuantitas maupun kualitas produksi.

Teknologi telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahatani komoditas pangan di negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Beberapa upaya nyata melalui program-program pertanian telah berhasil diimplementasikan dan diterima oleh sebagian petani di beberapa wilayah Indonesia.

Pertanian adalah bagian dari sejarah Indonesia yang muncul ketika masyarakat menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian yang mendorong suatu kelompok masyarakat untuk menetap dengan demikian muncullah peradaban. Semakin berkembangnya zaman pertumbuhan ilmu dan teknologi berdampak besar terhadap kehidupan manusia. Sehingga bisa setiap segi dan tahap kehidupan manusia dikatakan oleh kemajuan ilmu dan perkembangan teknologi.

Teknologi merupakan hasil karya manusia untuk mengolah lingkungan dan menyesuaikan diri dengannya. Teknologi diciptakan karena adanya ilmu pengetahuan dan ilmu dapat bertambah karena adanya teknologi. Sementara itu, teknologi pertanian merupakan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya alam untuk kesejahtraan manusia.

Teknologi Indonesia saat ini terus mengalami perkembangan yang jauh kebih baik, namun belum bisa dikatakan modern karena pertanian masih banyak para petani yang menggunakan cara manual. Untuk lebih lanjut akan dibahas tentang pengaruh teknologi pertanian serta penerapan teknologi pertanian dalam masyarakat Indonesia.

I. PEMBAHASAN

Di Indonesia, pertanian tidak bisa berjalan karena Negara Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara agraris. Oleh karena itu pertanian memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian masyarakat. Sektor pertanian Indonesia tidak pernah lepas dari permasalahan yang setiap tahunnya selalu membuat petani kesulitan. Salah satu masalah sektor pertanian di Indonesia adalah teknologi pertanian. Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil, serta memudahkan para pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

Akan tetapi teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum diterapkan secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, Teknologi berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi melalui perluasan lahan (ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-tengah konversi lahan pertanian produktif non pertanian semakin meluas. Menurut data badan pusat statistik (bps) dalam kurun waktu 1983-1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar yang terdiri atas 425.000 hektar berupa lahan sawah dan 510.000 lainnya bukan sawah atau rata-rata pertahun sekitar 40.000 hektar.

Untuk tahun 1993-2003 diperkirakan konversi lahan mencapai dua kali lipat dari tahun 1983-1993, yaitu sekitar 80.000 hingga 100.000 hektar per tahun.wilayah konversi lahan terbesar terjadi di pulau jawa 54% dan sumatera 38%. Sensor teknologi pertama dapat memberikan data yang konkrit dan real time terhadap para petani adalah sensor teknologi yang memanfaatkan drone untuk mendapatkan beragam data, seperti hama pertumbuhan, penyakit, dan permasalahan lainnya. Teknologi ini banyak dikembangkan di pertanian tanaman hortikultura dalam skala besar.

Dengan adanya teknologi ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya dapat lebih terarah dan efisien, sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Kedua teknologi otomasi ,penerapan otomasi seperti ini masih terbilang sederhana. Namun kini sistem otomasi yang lebih rumit sudah dikembangkan di Belanda. Eldert Van Henten mengembangkan teknologi deteksi dan alat panen otomatis untuk pir, pisang, persik, dan pisang di Wageningen University, Belanda. Alat ini bisa mendeteksi tingkat pigmen klorofil dan athocyanin terhadap buah yang disematkan yang diamati. Selain itu alat ini juga dilengkapi dengan pendeteksi kamera kombinasi warna (RGB) untuk mendeteksi warna sehingga ukuran buah dapat diketahui. Setelah data menunjukkan bahwa buah sudah matang, alat akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik saja.

Selain itu, seluruh data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan, dan status lainnya akan terintegrasi pada smartphone sehingga dapat dipantau secara real time. Dengan penggunan teknologi ini, efisiensi akan sangat meningkat, ketepatan waktu pada saat panen pun akan lebih terjaga. Setelah data menunjukkan bahwa buah sudah matang, alat akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik saja. Selain itu, seluruh data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan, dan status lainnya akan terintegrasi pada smartphone sehingga dapat dipantau secara real time.

Dengan penggunan teknologi ini, efisiensi akan sangat meningkat, ketepatan waktu pada saat panen pun akan lebih terjaga. Setelah data menunjukkan bahwa buah sudah matang, alat akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik saja. Selain itu, seluruh data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan, dan status lainnya akan terintegrasi pada smartphone sehingga dapat dipantau secara real time. Dengan penggunan teknologi ini, efisiensi akan sangat meningkat, ketepatan waktu pada saat panen pun akan lebih terjaga.

Penerapan teknologi diwilayah pedesaan Indonesia, erat dengan penyelenggaraan penyuluhan. Penyuluh untuk membantu petani penting dalam memperkenalkan inovasi teknologi pertanian pertanian. Peran penyuluh pada dasarnya tidak hanya sekadar memperkenalkan teknologi kepada para petani, melainkan juga meningkatkan kapasitas petani agar mampu mandiri dalam menjalankan bisnis.

Akan tetapi teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum diterapkan secara keseluruhan. Penyebab para petani tidak menerapkan teknologi adalah: (1) Teknologi yang sering kali tidak menjawab masalah yang dihadapi petani sasaran. (2) Teknologi yang ditawarkan sulit diterapkan petani dan mungkin tidak lebih baik dibandingkan dengan teknologi lokal yang sudah ada. (3) Inovasi teknologi justru menciptakan masalah baru bagi petani karena kurang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, norma budaya, pranata sosial dan kebiasaan masyarakat setempat. 4) Penerapan teknologi membutuhkan biaya tinggi, sementara ketidakseimbangan yang diperoleh para petani sebagai adopter kurang memadai. (5) Sistem dan strategi penyuluhan yang masih lemah sehingga tidak mampu menyampaikan pesan dengan tepat, tidak informatif dan tidak mudah dipahami. (6) Ketidakpedulian petani terhadap tawaran teknologi baru, sering kali akibat pengalaman kurang baik di masa lalu dan merasa puas dengan apa yang dirasakan saat ini.

Beberapa teknologi yang digunakan di Indonesia yaitu : Traktor tangan atau traktor roda dua adalah salah satu teknologi alat pertanian dan mesin pertanian yang telah banyak digunakan dalam mengolah lahan sawah sebagai pengganti tenaga manusia dan tenaga ternak. Pencangkok teknologi pertanian direkomendasikan oleh Litbang (Penelitian dan pengembangan). Konsep teknologi pertanian ini menganut sistem jajar legowo dari Jawa Timur dalam proses penanaman padi. Transplater dipercaya dapat meningkatkan produksi padi hingga 30%. Jarak yang tepat antar padi lebih memudahkan petani dalam hal perawatan. Harga satu unit mesin transplanter ini sekitar Rp 75 juta. Indo combine harvester, teknologi pertanian ini akan memudahkan petani dalam urusan panen padi mulai dari pemotongan, pengangkutan, perontokan, pengaturan, sortasi, hingga pengantongan.

Penggunaan mesin pemilah bibit unggul ini banyak digunakan oleh perusahaan penyedia bibit. Misalnya saja pemilihan bibit jagung hibrida. Bibit jagung ini memiliki kualitas yang terbaik, tanaman yang akan dihasilkan akan memiliki kualitas yang tonggol unggul dan biji jagung yang semakin banyak. Dengan mengggunakan instalasi pengolah limbah, barang-barang yang awalnya tidak bermanfaat dapat diubah menjadi pupuk organik dan biogas. Alat Pengeluaran merupakan teknologi pertanian ini sangat membantu Anda untuk mencegah penurunan kualitas kedelai akibat proses pengeringan yang terlambat. Dengan alat pengering ini, proses pengeringan yang biasanya berlangsung selama delapan hari, bisa dipersingkat satu hari saja. Tak hanya itu saja, mesin ini juga akan meningkatkan daya tumbuh benih kedelai hingga 90,3%. Semua teknologi ini dirancang dan dikembangkan petani untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Di samping itu penerapan teknologi ini membuktikan bahwa petani semakin modern dan maju digital seiring dengan perkembangan teknologi.

II. PENUTUP

Teknologi berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi melalui perluasan lahan (ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-tengah konversi lahan pertanian produktif non pertanian semakin meluas. Sementara itu teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum diterapkan secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, serta pengetahuan masyarakat tentang alat pertanian.

Populasi penggunaan alat dan mesin pertanian yang berkembang pesat dikalangan petani terutama pada kegiatan usaha tani dalam pengolahan lahan, panen dan pasca panen. Diantaranya traktor adalah, transplanter, Indo combine harvester, mesin pemilah bibit unggul, instalasi pengolah limbah, serta Alat Pengemasan. Semua teknologi ini dirancang dan dikembangkan petani untuk meningkatkan efisiensi kerja. Di samping itu penerapan teknologi ini membuktikan bahwa petani semakin modern dan maju digital seiring dengan perkembangan teknologi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image