Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadiya syfr

Literasi Religius di Era Milenial

Pendidikan dan Literasi | Monday, 12 Dec 2022, 07:52 WIB

LITERASI RELIGIUS DIERA MILENIAL

Oleh nadia nurmagfiroh

Pada tahun 2020 literasi religus mengalami kondisi yang sangat memperhatinkan karna banyak generasi milenial yang terpaparnya paham keagamaan yang terbilang ekstrem dan aktif dalam gerakan teroris .Sehingga membutuhkan pembinaaan yang bersifat intensif dan integrasif.

Selain itu banyak juga pemuda milenial yang mengaku beragama islam tetapi melanggar aturan dalam islam seperti,berjudi,mabuk,berzina,merampas hak orang lain,membunuh,menipu dan lain sebagianya .padahal apa yang Allah telah larang pasti yang terbaik bagi kehidupan manusia.

Adanya juga orang-orang yang paham agama,dia mengetahui apa saja yang Allah larang tetapi masih dikerjakan bukannya meninggalkan .Memang betul,di dunia ini tidak ada yang sempurna dari segi ketaatan tapi sebagai umat islam kita dapat menghindarinya.

Kurangnya didikan islam dari sejak dini merupakan cikalbakal terjadinya generasi islam yang melanggar aturan agama, terlebih lanjut pentingnya peran orang tua terhadap anak sejak dini agar terbinanya karakteristik anak dan mengokohkan keimanan anak

Dalam artikel berjudul”Overcoming Religious literacy : A cultural studies approach” mendifinisikan bahwa literasi agama merupakan titik temu antara agama dan kehidupan sosial ,politik,dan beragam sudut pandang . Literasi agama juga penting untuk menangkal stereotype dan membangun relasi yang baik atas perbedaan .

Firman Allah swt dalam quran yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah menciptakan .Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah dengan nama tuhanmu yang maha mulia .Yang telah mengajarkan manusia dengan perantara membaca dan menulis”. (Q.S. Al- alaq)

Ajaran islam sangat memperhatikan masalah membaca,contohnya dalam surat Al-alaq ini merupakan ayat pertama kali diturunkan yang menunjukan kilamat “baca” yang diulang sebanyak tiga kali dan satu kalimat menulis. Dari ayat ini kita dapat mengambil mana bahwa membaca dan menulis penting dalam menuntut ilmu .ayat yang pertama kali diturunkan saja membahas tentang perintah membaca dan menulis.

Literasi religius bukan hanya sekedar memahami pengetahun tentang islam seperti pengetahuan tentang mendekatkan diri kepada allah dan menjauhi apa saja yang dilarang . tetapi kita juga wajib mengamalkannyanya mulai dari diri kita sendiri contohnya memakan babi yang dilarang dalam islam ,cara mengamalkannya berarti kita tidak boleh memakan babi. Contoh lain di masyarakat ada tetangga yang meninggal dunia sebaiknya kita sebagai tetangganya membantu proses pemakamannya kalaupun tidak dengan tenaga masih bisa dengan uang sehingga pihak keluarga tidak merasa terbebani.

Pentingnya literasi religius sangat berdampak bagi negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam. Bayangkan jika dari tahun ketahun literasi di Indonesia makin mengalami kemunduran. Akibatnya makin memudarnya generasi islam , terjadinya permusuhan ,kurangnya ukhuwa persaudaraan,kebodohan,kemalasan ,mudahnya masuk aliran aliran yang tidak sesuai dengan ajaran islam dan lain lain.

Oleh karna itu kita sebagai generasi muslim milenial harus memiliki semangat juang yang tinggi demi kemajuan islam. Salah satunya dengan meningkatkan literasi religius,Karna dari literasi kita dapat memahami islam lebih jauh lagi ,jika kita sudah memahami ilmu agama kita bisa terapakan dalam dikehidupan sehari-hari,bisa juga kita saling mengingatkan antara sesama muslim agar tejalin juga ukhuwa persaudaraan ,tak lupa pula dalam memahami ilmu agama kita juga harus didampingi oleh guru spiritual\ ustadz .

Peranan ustadz juga penting ketika kita hendak memahami ajaran islam. karna kita sangat membutuhkan bimbingan ustadz mencegah dari adanya penyimpangan atau paham lain yang diluar dari islam itu sendiri.

Jadilah generasi milenial yang memiliki budi pekerti yang tinggi,mengikuti ajaran yang telah rasul terapkan ,menjauhi larangannya,selalu mendekatkan diri kepada Allah swt.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image