Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hana Nusaibah Binti Adnan

KEPEMIMPINAN (LEADERDHIP) BERBASIS KARAKTER

Eduaksi | Friday, 18 Nov 2022, 19:24 WIB

Seorang pemimpin yang baik itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik dan khas. Sehingga, tingkah laku dan gayanya menjadi pembeda antara dirinya dengan orang lain. Kepemimpinan adalah kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan dan panutan bagi yang dipimpinnya.

Lalu, bagaimana tipe pemimpin yang baik? Dan bagaimana menjadi pemimpin yang berkarakter tersebut?

Menurut Sunarto, kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam kelompok. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang dipimpin. Menurut Kartono, pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain.

Gaya atau style hidup yang akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Menurut Siagian, ada lima tipe kepemimpinan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin yaitu:

1) Tipe Otokratik

2) Tipe Paternalistik

3) Tipe Kharismatik

4) Tipe Laissez-faire

5) Tipe Demokratik

Secara garis besar, kepemimpinan dapat melakukan pendekatan atau pespektif dengan beberapa teori:

1. Teori Sifat (Trait Theory)

Teori ini lebih menekankan pada aspek kepribadian seperti intelektualisasi, emosi, keadaan fisik dan sifat-sifat pribadi lainnya. Teori ini memuastkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Aspek pertama menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan oleh pemimpin dalam kelompoknya. Aspek kedua pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan pada gaya pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan.

2. Teori Situasional (Contingency Theory)

Teori ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti situasi, tugas, organisasi, dan variabel-variabel lingkungan lainnya.

3. Teori perilaku

Menggambarkan perilaku spesifik membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin. Terdapat dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yaitu struktur inisiatif (initiating structure) dan pertimbangan (consideration). Faktor pertimbangan menggambarkan hubungan yang sangat hangat antara seorang atasan dan bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan terhadap gagasan bawahan. Struktur inisiatif menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.

4. Teori Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah gaya yang digunakan bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya. Ada empat unsur yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:

a) Charisma

b) Inspiration

c) Intellectual Stimulation

d) Individualized Considertion

Dalam pola kepemimpinan selalu mengalami kendala dan kelemahan di dalam prakteknya. Dan pada umumnya yang tercermin bahwa pemimpin itu adalah hal yang sangat ditakuti. Sehingga, keadaannya menjadi tidak tercipta rasa kekeluargaan yang membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman.

Ada 18 karakter bangsa yang harus dimiliki oleh pemimpin: yaitu (1) nilai religious; (2) kejujuran; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/ komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; dan (18) tanggung jawab.

Itulah inovasi kepemimpinan agar kepemimpinan berbasis karaker bangsa. Semoga artikel ini bermanfaat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image