Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image fkdt ketanggungan

Mengedepankan Kesantunan dalam Bertindak

Agama | Friday, 10 Dec 2021, 09:25 WIB

Oleh : Akhmad Sururi

( Ketua DPC FKDT Kab Brebes / Khodim MDTA Sirojut Tholibin Rengaspendawa Larangan Brebes )

Pendidikan Diniyah hari ini diguncang dengan kasus penulisan naskah soal yang dinilai mendiskreditkan NU.

Kendatipun pihak bersangkutan sudah mohon maaf secara resmi tapi jagad medsos sangat ramai dengan nada mengecam bahkan mengancam. Hal ini mestinya tidak boleh terjadi. Menurut informasi Ketua Umum DPP FKDT hari ini menuju perjalanan ke Karawang dalam rangka menyelesaikan persoalan ini. Karena hal ini menyangkut nama FKDT, maka orang nomor satu di DPP FKDT turun untuk menyelesaikan persoalan terkait dengan FKDT Kab Kerawang.

Sebagai seorang muslim yang berakhlak tentu akan lebih mengedepankan kesantunan dalam menyelesaikan masalah. Sehingga persoalan tidak lantas digoreng atau ataupun ditafsiri dengan tafsir yang menciderai ukhuwah Islamiyyah serta dikaitkan dengan jagad NU menjelang Muktamar ke 34. Karena sesungguhnya kasus ini tidak terkait dengan jagad NU menjelang Muktamar.

Disisi yang lain akan muncul penafsiran upaya membenturkan NU dengan Kementerian Agama . Sekian analisa berkelindan sesuai dengan persepsi yang cenderung negatif.

Sebagai orang yang bijak dan berfikir positif tentu akan mengambil nilai hikmah dibalik apa yang terjadi. Sehingga akan menemukan kesadaran dalam menanggapi persoalan dengan bijak yang tidak memancing permasalahan berikutnya.

Kasus ini secara administratif terkait dengan FKDT dan Kementerian Agama karena di kop naskah tersebut tertulis Kementerian Agama dan FKDT Kab Karawang.

Sehingga sebagai bentuk pertanggungjawaban Kementrian Agama dan FKDT sudah mendatangi kantor PCNU Karawang untuk menyampaikan permohonan maaf. Penulis soal mengakui kesalahannya dan tidak bermaksud menyudutkan ormas NU.

Apa yang terjadi menjadi koreksi dan instrospeksi kita bersama sebagai pengelola Madin. Ada langkah langkah prosedur yang harus dilalui sebelum soal masuk ke percetakan. Prinsip dalam evaluasi tentu harus menjadi pegangan para pembuat soal.

Sekalipun maksud dan tujuan penulis dengan membuat opsi pilgan " orang NU " tapi karena berangkat dari redaksi yang kurang tepat akhirnya menimbulkan gejolak.

Tujuan baik karena terkendala dengan metode akhirnya yang terjadi adalah tidak sampai pada tujuan. Akan tetapi apapun yang terjadi dengan kasus hal ini sehingga menjadi viral di medsos dan media online semoga tidak memecah belah ukhuwah sesama umat Islam. Lebih lebih warga NU dengan ukhuwah nahdliyahnya. Proses tabayun sudah dilakukan dengan pengakuan penulis soal atas kesalahannya. Kepada semua pihak berharap agar bisa menahan diri untuk tidak terjebak pada sikap yang tidak sehat. Segala persoalan bisa diselesaikan dengan bijak dan arif. Bijak dalam bertindak dan arif dalam bersikap terhadap persoalan kesalahan penulisan soal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image