Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agung Han

Berkunjung ke Kantor Kedutaan Negara Azerbaijan

Eduaksi | Saturday, 12 Nov 2022, 06:47 WIB
dokumentasi pribadi

Saya mengetahui nama Azerbaijan, dari buku tentang Umar bin Khatab. Sahabat utama Baginda Nabi, di masa kekhalifahannya berhasil menaklukkan negara ini. Dan Azerbaijan memilih tunduk dengan damai, menerima ajakan agama Islam.

Dan siapa nyana, dari sekedar membaca dan mendengar nama, akhirnya kesempatan istimewa itu menghampiri. Saya bersama teman Bloggers, diundang berkunjung ke kantor Kedutaan Azerbaijan di Kuningan Jakarta Selatan -- jalan Karang Asem Timur.

Mencari kantor Kedutaan Azerbaijan tidaklah sulit, mengingat Kuningan adalah daerah tengah kota dan strategis. Saya sangat terbantu google map, dan ada penanda bendera tiga warna – biru muda, merah dan hijau, dengan gambar bulan dan bintang (warna putih) di tengah

Meskipun berada di komplek perumahan, namun memasukinya saya merasakan suasana formal. Ada prosedur dipatuhi, seperti lapor security dan meninggalkan kartu identitas diri.

Azerbaijan, negara dengan ragam multikulturisme, didiami perwakilan kelompok etnis dan agama, semua hidup berdampingan, sangat toleran dan damai. Dari prosentase, muslim Azerbaijan mendominasi dengan jumlah sekitar 10 juta jiwa.

Ide multikulturisme terus didengungkan, kemudian masyarakat turut aktif menjadi penggiat keberagaman, baik di dalam maupun di luar perbatasan Azerbaijan.

Salah satu wujudnya, terdapat salah satu masjid tertua didunia. Adalah Masjid Juma dibangun tahun 743, berada di salah satu kota kuno Azerbaijan. Selain itu ada salah satu gereja tertua di dunia, gereja Albanis Kaukasia di kota Shaki Azerbaijan. Di kota Baku juga berdiri kuil Api, tempat beribadah agama Zoroastrisme.

Keberadaan aneka tempat ibadah, wujud kebebasan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan, menjadi cermin keragaman dan dilindungi oleh negara.

Tahun 2016 ditetapkan sebagai tahun Multikulturaslisme, dan tahun 2017, ditetapkan sebagai Tahun Solidaritas Islam. Beberapa acara penting diselenggarakan di Azerbaijan, seperti Forum Kemanusiaan Internasional Baku, Pertemuan Pemimpin Agama Dunia, Forum Dialog Antarbudaya dan masih banyak event internasional lainnya.

Azerbaijan sendiri, adalah anggota Organisasi Kerjasama Islam dan Dewan Eropa. Tahun 2008, Presiden Republik Azerbaijan, H.E Ilham Aliyev memprakarsai proses baku. Saat ini ide sang Presiden dihargai masyarakat internasional, tahun 2018 akan menjadi ulang tahun ke sepuluh Prosess Baku.

Apa itu Proses Baku ? Adalah pertemuan tahun 2008, dihadiri para mentri negara anggota Dewan Eropa dan mentri dari negara Organisasi Kerjasama Islam. Secara keseluruhan mencapai 100 lebih negara, berdialog tentang upaya menangani hubungan antar budaya.

-------

Membincang Azerbaijan, tak lengkap tanpa membahas kota Naftalan, yang menjadi sumber minyak. Kota ini terletak di 320 km sebelah barat ibukota, berjarak 50 km sebelah tenggara ancient ganja. Tahun 1890, Konsesi Jerman E. Eger membeli sebidang tanah, kemudian menggali sumur sedalam 250 m dan memulai memproduksi minyak.

Namun Eger kecewa, ternyata di dalam sumur tidak ada kandungan bensin. Eger yang diambang kebangkrutan, menjumpai orang berbondong-bondong pada musim panas. Mereka berendam, dalam bak mandi yang diisi minyak.

Minyak di Naftalan adalah jenis minyak naphthenic atau sebagai bahan obat. Naftalan berisi sejumlah resin, naphthenic dan aromatic hidrokarbon. Minyak diekstraksi secara manual, diolah dengan beberapa tehnik pengobatan penduduk setempat.

Kemudian Eger mendirikan pabrik kecil, memroduksi salep dari minyak yang tidak mudah terbakar. Semakin lama produksi berkembang, bahkan bahan bakunya sampai diekspor ke Jerman. Salep Nafthalan bisa menyembuhkan hampir semua penyakit. Digunakan tentara Jepang untuk pengobatan luka dan luka bakar, pada perang Rusia- Jepang tahun 1904- 1905.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image