Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NAJWA SALIMAH 2021

Model ASSURE dalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Eduaksi | Monday, 06 Dec 2021, 14:47 WIB

Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Antara pendidikan dan pembelajaran saling memiliki keterkaitan. Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang disusun dapat membantu seorang peserta didik mempelajari kemampuannya dan nilai-nilai yang baru. Dalam suatu proses pembelajaran seorang guru dapat mengetahui kompetensi atau kemampuan peserta didik. Kesiapan guru dalam mengenal karakteristik peserta didik merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dan modal dalam penyampaian bahan ajar.

Sistem pembelajaran konvensional yang kerap sekali dipakai oleh para pendidik, sistem pembelajaran konvensional ini memposisikan guru sebagai pemilik ilmu, sedangkan siswa menjadi objek pasif yang hanya menerima ilmu yang menjadikan siswa tersebut tidak kritis. Kelemahan dari sistem ini, ilmu pengetahuan yang diberikan bersifat baku dan materi pembelajaran sudah tertera dan tertuang dalam buku belajar dan siswa tidak diberi kebebasan dalam menuangkan isi pikirannya. Akibat dari sistem ini peserta didik dalam proses belajarnya sering sekali mudah mengantuk, menurunnya konsentrasi, cepat sekali bosan, rasa ingin tahu rendah, malu untuk berargumentasi dan lain sebagainya. Semua hal tersebut menjadikan siswa menjadi acuh tak acuh dan apa adanya dalam belajar, terlebih dalam pendidikan agama. Hal itu berdampak pada menurunya motivasi belajar mereka, padahal motivasi belajar siswa itu merupakan salah satu faktor keberhasilan peserta didik. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran saat ini sedang mengalami pergeseran paradigma dalam hal isis, teknik, dan metode penilaiannya.

Maka model pembelajaran saat ini harus didesain dengan model yang baru dan segar, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Model pembelajaran yang dirancang merupakan model yang memiliki kegiatan yang dapat menuntut peserta didik itu aktif dalam belajar. Model pembelajaran yang dirancang tidak hanya menuntut peserta didik aktif dalam belajar, tetapi dapat menambah semangat peserta didik dalam belajar dan menghargai kecerdasaan masing-masing dari mereka. Terdapat salah satu model pembelajaran yang tepat untuk dikembangkan di masa ini moel ini disebut dengan istilah Model Assure. Model pembelajaran ini menggunakan salah satu media pembelajaran yaitu berbasis lingkungan, yang mana nantinya peserta didik dapat langsung mendapatkan pengalaman dalam belajar, yang mana ini menjadikan pembelajaran semakin efektif dan efisien.

Media mempunyai peran penting dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas. Menurut Muhaimin, media pembelajaran pendidikan itu sebagai jembatan antara guru atau pendidik kepada peserta didik yang dapat merangsang perasaan, perhatian, dan keingintahuan terhadap agama. Media pembelajaran berbasis lingkungan ini sangatlah efektif, karena lingkungan itu sendiri lekat dan dekat dengan peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai lahan untuk belajar.

Media pembelajaran berbasis lingkungan ini memberikan pemahaman terhadap gejala maupun tingkah laku dari sebuah objek terhadap sesuatu yang ada di sekitar lingkungan mereka, dan itu sebagai bahan ajar bagi peserta didik dari pengalaman dan penemuan mereka. Pembelajaran berbasis lingkungan ini dapat memberikan pengalaman secara konkrit ataupun nyata, karena dapat peserta didik turut aktif dan terjun langsung dan observasi secara langsung. Dan itu akan memberikan pemahaman yang baik dan efektif daripada metode menghafal yang dilakukan di sistem pembelajaran konvensional. Lingkungan yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran ini dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.

Lingkungan sosial sebagai sumber pembelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi interaksi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan dalam praktik pembelajaran agama ini harus dimulai dari lingkungan sosial terdekat dari peserta didik, seperti keluarga, tetangga, teman sebaya, dan seterusnya. Penggunaan lingkungan ini terhadap kurikulum Pendidikan Agama Islam harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik

Lingkungan alam ini sebagai sumber pembelajaran Pendidikan agama Islam berkenaan dengan alam atau geografi bumi meliputi iklim cuaca, flora, fauna, dan sumber daya alam yang lainnya. Aspek-aspek dari lingkungan alam ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk peserta didik dalam mempelajari hubungan antara alam dengan ajaran-ajaran agama Islam.

Lingkungan buatan, lingkungan ini sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Islam dibuat oleh manusia. Contoh dari lingkungan buatan ini seperti kebun binatang, taman, perkebunan, dan lain sebagainya. Yang peserta didik dapat mempelajarinya mulai dari prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, cara pemeliharaannya yang terdapat kaitannya dengan materi Pendidikan Agama Islam.

Pengembangan Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan ini dapat dilakukan dengan Model Assure yang dikemukakan oleh Sharon E. Smaldino. Model ASSURE merupakan petunjuk bagi para guru dalam menyusun dan mengembangkan pembelajaran supaya tersusun secara sistematis dengan menggabungkan media pembelajaran dan teknologi sehingga pembelajaran yang dikembangkan lebih efektif. Dan dapat membantu para guru dalam merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, bahan, media dan evaluasi dalam pembelajaran yang dikembangkan.

Terdapat langkah-langkah dari Model ASSURE. Pertama, Analyze Learner, ini langkah awal bagi para guru dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berbasis lingkungan. Pada langkah awal ini para guru menganalisis karakter dari peserta didiknya agar dapat mencapai pengetahuan dan pembelajaran secara maksimal. Terdapat tiga analisis faktor ini yaitu, general characteristics, specific entry competencies, dan learning style. Kedua, States Objective, merumuskan secara spesifik sejauh mana para peserta didik dapat mengikuti dan menguasai kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Ketiga, Select Methods, Media, and Material, dalam pemilihan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus selaras dengan tujuan pembelajaran. Dan menyesuaikan dengan gaya belajar dan motivasi dari para peserta didik. Dengan menggunakan ACRS model yang meliputi Attention, Relevant, confident, dan satisfaction. Penggunaan media pada pembelajaran berbasis lingkungan dapat melibatkan teknologi, serta melibatkan lingkungan yang ada di sekitar peserta didik juga. Material yang disampaikan oleh para guru Pendidikan Agama Islam sepatutnya dimodifikasi dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar. Keempat, Utilize Media and Materials, dalam mengaplikasikan materi dengan media para guru berpedoman pada 5P, yaitu, preview, prepare the materials, prepare environment, prepare the learnes, dan prepare the learning experience. Kelima, Require Learner Participation, guru dapat merealisasikan peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan belajar. Keenam, Evaluate and Revise, setelah pembelajaran pendidikan agama islam ini maka perlu adanya evaluasi, agar dapat mengetahui dampak dan berhasilnya media pembelajaran yang dikembangkan.

Hakikat dari pembelajaran yang efektif adalah dapat memberikan peserta didik pemahaman yang baik kecerdasan, ketekunan, kebaikan, dan dapat mempengaruhi tingkah laku menjadi baik serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan berasaskan Model ASSURE dapat memberi dampak yang positif terhadap para guru dan peserta didik. Sehingga dapat berjalan efektif dan efisien serta belajar lebih menarik dan bermakna. Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis lingkungan ini guru dapat memberikan informasi kepada peserta didik lewat pengalaman langsung serta dapat mengajarkan untuk dapat menjaga dan melestarikan lingkungan, sehingga para peserta didik nanti dapat mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image