Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Universitas Muhammadiyah Bandung

Orientasi Hari Terakhir, Mahasiswa Baru UM Bandung Mendapat Materi Literasi Digital

Edukasi | Monday, 26 Sep 2022, 10:05 WIB
Suasana pekan sosialisasi dan orientasi mahasiswa baru (PESONAMU) UM Bandung yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Sabtu 24 September 2022 (Dok Promosi & PMB UM Bandung).

Bandung -- Pekan sosialisasi dan orientasi mahasiswa baru (PESONAMU) Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) hari ketiga, Sabtu (24/09/2022), menghadirkan narasumber di bidang digital.

Ketua RTIK Indonesia dan Ketua RTIK Jawa Barat hadir sebagai pembicara untuk mengulas hal soal literasi digital di hadapan ribuan mahasiswa baru UM Bandung.

Pada era digital saat ini, mahasiswa perlu memahami dengan baik pentingnya etika dan literasi digital. Masyarakat saat ini mudah sekali untuk bisa mengkases dunia digital.

Namun, meski begitu, kemudahan akses ini tidak beriringan dengan skill mumpuni dalam penguasaan digital.

Suasana penyampaian materi literasi digital (Dok Promosi & PMB UM Bandung)

Ketua RTIK Jawa Barat M Nur Fajar Muharam mengatakan bahwa mahasiswa perlu menguasai beberapa skill penting pada era digital.

Salah satu soft skill yang mahasiswa perlukan, menurutnya, yakni cara berkomunikasi.

"Mahasiswa harus tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik di media sosial," tutur pria yang akrab disapa Kang Azai ini.

Selain itu, perlu juga adanya kolaborasi, terutama ketika sedang fokus berbisinis dengan memanfaatkan dunia digital.

"Saat ini adalah eranya kolaborasi, bukan era kompetisi, mulai saja dulu, lalu buat yang lebih baik," tuturnya.

Kang Azai juga mengatakan bahwa setiap orang dalam dunia digital memiliki kesempatan yang sama dalam meraih peluang yang ada.

"Ingat, saat ini semua orang adalah konten kreator dan kita memiliki kesempatan sukses dan kesempatan belajar yang sama," katanya.

Indeks etika

Adapun Ketua RTIK Indonesia Fajar Eri Dianto menilai bahwa indeks etika masyarakat Indonesia di dunia digital saat ini sangatlah rendah.

Hal tersebut menurut Dianto karena masyarakat Indonesia sudah tidak berpijak lagi kepada Pancasila.

Suasana seminar literasi digital (Dok Promosi & PMB UM Bandung)

"Kita justru mengikuti budaya orang luar di internet yang kita anggap itu keren," katanya.

Dianto mengatakan, perlu ada langkah konkret soal implementasi sikap positif dari sila-sila yang ada di dalam Pancasila.

"Keren itu yakni bagaimana identitas kita sebagai bangsa Indonesia tetap ada dalam dunia digital," ucapnya.

Pilar budaya

Dalam menangani hal itu, Dianto menyarankan perlu adanya literasi digital. Selain itu, masyarakat juga perlu menjadikan budaya sebagai pilar utama dalam beretika di dunia digital.

"Percuma bisa mengamankan digital kita, kalau kita enggak punya etika berbudaya berdasarkan pada Pancasila," tegas Dianto.

Oleh karena itu, Dianto berpesan khususnya kepada mahasiswa agar selalu menjaga karakter Indonesia dalam penguasaan digitalisasi.

"Ajaran beretika sehari-hari dari orang tua yang menjadi tonggak utama itu ada di mahasiswa," pungkasnya.***(FK)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image