Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Filosofi Topi di Program Wisuda SDN Cijanggel Cisarua

Guru Menulis | Sunday, 28 Aug 2022, 12:36 WIB
Wisuda murid SDN Cijanggel Cisarua Bandung Barat

Oleh: Wina Romdhani, M.Pd

(SDN Cijanggel Cisarua KBB)

Rabu tanggal 15 Juni 2022 merupakan hari yang penting bagi murid kelas 6 di Kab. Bandung Barat, Karena merupakan hari pengumuman kelulusan. Kelulusan adalah salah satu momen penting dalam perjalanan seorang murid di sekolah. Di mana pada tahap ini mereka akan menerima keputusan hasil rapat dewan guru tentang ketamatan dan ketuntasan belajarnya dari jenjang sekolah dasar.

Kelulusan hendaknya menjadi suatu titik balik bagi murid dalam memaknai tujuan dari pendidikan yaitu untuk mencerdaskan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Lulusan diharapkan menjadi insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta memiliki kepribadian yang mantap.

Hari kelulusan murid menjadi waktu yang berharga bagi guru untuk menegaskan kembali bahwa proses belajar harus tetap berlanjut (belajar sepanjang hayat) dalam skala yang lebih luas baik pada jalur informal (keluarga), formal (sekolah lanjutan), maupun nonformal (masyarakat).

Oleh karena pentingnya momen kelulusan bagi murid, maka perlu dilakukan suatu acara kelulusan yang sarat makna, berkesan dan menarik bagi murid. Untuk itu dicanangkan suatu program sekolah yang dinamai program wisuda ‘Filosofi Topi’. Program ini merupakan program ko-kurikuler yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai karakter pada murid di hari penetapan kelulusannya dari jenjang sekolah dasar.

Hal tersebut merupakan program yang pertama kali dilakukan, karena sebelumnya kegiatan kelulusan di sekolah kami hanya berupa kegiatan pembagian surat keterangan lulus oleh wali kelas VI, tanpa ada upacara atau perayaan tertentu. Dengan program ini, dilakukan upacara wisuda tanpa membebani murid dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli atau menyewa baju toga. Pakaian yang digunakan adalah pakaian seragam sekolah lengkap dengan topi berbahan kertas karton warna-warni yang dibuat sendiri oleh murid.

Mengapa program wisuda ini disebut Wisuda “Filosofi Topi”?

Pada kegiatan wisuda ini murid membuat sendiri topi wisudanya dari kertas sebagai pengganti topi toga. Filosofi topi yang dimaksud adalah bahwa topi merupakan bagian dari pakaian manusia yang dipakai di kepala.

Bagaimanapun bentuk topi, berapapun harganya ia akan selalu dipakai di bagian teratas dari badan manusia. Hal ini dapat dimaknai bahwa nilai para murid sebagai manusia sangatlah tinggi dibanding makhluk tuhan yang lainnya, oleh karenanya diharapkan para murid dapat menjaga wibawa atau nilai dirinya sebagai manusia agar tidak jatuh dan menjadi hina karena perbuatan tercela.

Disamping itu, topi yang posisinya dipakai di bagian tubuh paling atas dapat dimaknai sebagai karakter atau profil diri yang harus senantiasa dijunjung tinggi kapan pun dan di manapun para murid berada. Saat membuat topi wisuda itu, para murid dapat memilih warna dan membuat berbagai bentuk topi mereka sendiri, hal ini bermakna bahwa bagaimana pun penampilan, sikap dan perilaku para murid di masa yang akan datang ditentukan oleh diri mereka sendiri.

Orang tua, guru, dan sekolah hanya bersifat mengarahkan dan memfaslitasi untuk memastikan bahwa di masa mendatang para murid senantiasa berpenampilan, bersikap dan berperilaku yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Mengapa topi kertas yang dipilih?

Selain karena harganya yang terjangkau, kertas juga merupakan bahan yang begitu mudah didapat. Guru dapat menyiapkan jenis kertas serta warna yang diinginkan untuk digunakan. Kertas juga sangat mudah dikreasikan. Murid dapat memilih warna sesuai minat mereka, berkreasi membuat bentuk topi sesuai keinginan, kemudian memberikan hiasan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

Pada pelaksanaannya, guru mengarahkan agar murid menggambarkan cita-cita atau impian mereka di topi tersebut. Ada di antara murid yang kemudian membuat topi berbentuk mahkota raja/ratu, topi perawat bahkan ada yang membuat bentuk topi menyerupai peci ustad. Dari perbedaan hasil kreasi topi murid, tampak bahwa suara, pilihan dan kepemilikan murid dapat dipromosikan dengan baik pada kegiatan ini. Di samping itu, kegiatan ini menarik dan dapat membuat murid antusias. Tampak ada kegembiraan dan kerjasama di antara para murid, hal ini jelas merupakan salah satu bentuk pembelajaran sosial emosional yang terjadi di saat-saat terakhir para murid di kelas VI.

Adapun susunan acara yang dilakukan pada kegiatan Wisuda “Filosofi Topi” ini adalah sebagai berikut: 1) Murid membuat topi dari kertas di ruang Kelas VI dengan bimbingan guru, 2) Murid mengenakan topi yang dibuat dan menuju tempat upacara wisuda (panggung dan halaman sekolah), 3) Pembukaan upacara wisuda oleh pembawa acara, 4) Simbolis penggantian topi sekolah dengan topi wisuda oleh kepala sekolah, 5)Sambutan dari guru kelas VI sekaligus mengupas tentang “filosofi topi” pada wisuda kali ini, 6) Sambutan Kepala SDN Cijanggel sekaligus penyampaian pernyataan kelulusan, 7) Pengumuman dan pemberian medali kepada 10 besar murid peraih nilai ujian sekolah terbaik, 8) Penyerahan surat keterangan kelulusan dan pemberian medali kepada seluruh lulusan, 9) Do’a dan penutupan oleh pembawa acara, 10) Sesi foto bersama dan 11) Acara tukar kado yang diikuti oleh seluruh murid kelas VI, guru, staf dan kepala sekolah.

Wisuda “Filosofi Topi” ini diikuti oleh seluruh murid kelas VI SDN Cijanggel yang terdiri dari 20 orang murid laki-laki dan 27 orang perempuan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan dapat diketahui bahwa program dapat dilaksanakan dengan baik tidak terlepas dari dukungan kepala sekolah serta kerjasama yang baik dari para guru.

Ada pengelolaan sumber daya sekolah secara optimal, baik dari komponen asset manusia (kepala sekolah, guru, staf sekolah, dan murid), asset fisik untuk sarana upacara wisuda (pemanfaatan panggung, proyektor, ruang kelas dan halaman sekolah), asset keuangan (penganggaran biaya untuk pembuatan medali dan topi kertas dengan anggaran yang seminimal mungkin).

Berdasarkan hasil wawancara santai dengan beberapa murid setelah acara wisuda ini berlangsung, diketahui bahwa mereka terkesan dengan kegiatan yang dilakukan. Murid menganggap bahwa kegiatan ini mengharukan dan menyenangkan.

Dari pihak guru, khususnya penulis sendiri sebagai penggagas program, melihat bahwa program ini berhasil membuat para murid mendapatkan pembelajaran bermakna di hari kelulusan mereka. Amanat dan pesan-pesan yang disampaikan kepala sekolah dan guru menjadi penguat karakter yang dapat meningkatkan motivasi murid dalam menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Banyak pembelajaran yang bisa diambil dari pelaksanaan program ini, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Untuk membuat program yang berdampak pada murid diperlukan kreatifitas dan perencanaan yang matang dengan mengoptimalkan seluruh asset atau sumber daya yang dimiliki sekolah.

2) Program yang berdampak pada murid yang termasuk dalam program ko-kurikuler bertujuan untuk meningkatkan karakter murid, menanamkan nilai-nilai kebajikan, serta meningkatkan motivasi belajar murid.

3) Penting bagi guru untuk mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid dalam membuat suatu program pembelajaran maupun program sekolah, hal ini sebagai upaya untuk menciptakan program sekolah yang berpihak pada murid.

4) Dalam setiap program sekolah hendaknya selalu disertai dengan pembelajaran sosial emosional yang bertujuan untuk menciptakan murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila

5) Untuk dapat menciptakan program yang berdampak pada murid diperlukan pemetaan dan pendayagunaan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah.

6) Pentingnya dukungan dari kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer dan supervisor dalam menciptakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Kegiatan wisuda di hari kelulusan murid kelas VI ini merupakan program yang sangat direkomendasikan untuk terus dilakukan setiap tahun. Jika tahun ini mengangkat ide “Filosofi Topi” untuk menghindari pembiayaan yang besar pada pihak murid maupun sekolah, ke depan bisa dikembangkan ide-ide lain yang lebih menarik.

Esensinya lainnya adalah, bahwa pada hari pengumuman kelulusan siswa kelas VI hendaknya dibuat suatu kegiatan positif yang berkesan bagi murid. Diharapkan murid mendapatkan pelajaran bermakna, penguatan karakter serta mengalami kegiatan yang menyenangkan. Oleh karena itu, di masa yang akan datang selayaknya program ini dimasukkan ke dalam Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah agar dapat dilakukan pengelolaan sebagaimana mestinya.***

Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Sumber: http://disdikkbb.org/news/filosofi-topi-di-wisuda-murid-sdn-cijanggel-cisarua/

Profil Penulis

Wina Romdhani, lahir di Sumedang 17 Mei 1986. Bertugas sebagai guru di SDN Cijanggel Kecamatan Cisarua sejak tahun 2009. Pendidikan formal keguruan jurusan PGSD mulai jenjang D2, S1 dan S2 ditempuh di Universitas Pendidikan Indonesia. Sekretaris Bidang pemberdayaan Perempuan PGRI Cabang Cisarua Masa bakti 2020-2025. Guru Pamong pada program PPG Prajab dan Daljab di UPI. Email: [email protected] FB:Wina Romdhani IG: @winaromdhani

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image