Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firda Nursa'idah

KKN TEMATIK UPI 2022 : Sosialisasi Pentingnya Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Disabilitas

Edukasi | Thursday, 04 Aug 2022, 21:43 WIB
Kegiatan program kerja KKN Tematik UPI 2022 oleh Firda Nursa'idah Mahasiswa Sains Informasi Geografi UPI mengenai pendataan dan sosialisasi terhadap penyandang disabilitas
Kegiatan program kerja KKN Tematik UPI 2022 oleh Firda Nursa'idah Mahasiswa Sains Informasi Geografi UPI mengenai pendataan dan sosialisasi terhadap penyandang disabilitas

Anak penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan fungsi fisik, sensorik, mental, maupun intelektual yang dapat menghambat aktifitas dan peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Jenis disabilitas pada umumnya terbagi menjadi beberapa kategori diantaranya yaitu:

1. Disabilitas Kognitif merupakan salah satu bentuk disabilitas yang tidak terlihat misalnya seperti learning disabilities, ADHD, alzheimer.

2. Disabilitas Intelektual merupakan salah satu bentuk disabilitas yang ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata serta kurangnya keterampilan untuk menjalani kehidupan sehari-hari misalnya seperti down syndrome.

3. Disabilitas Fisik merupakan salah satu bentuk disabilitas yang ditandai terganggunya fungsi gerak antara lain lumpuh layu atau kaku misalnya seperti cerebral palsy.

4. Disabilitas Psikiatri merupakan salah satu bentuk disabilitas yang ditandai terganggunya fungsi pikir, emosi dan perilaku misalnya seperti autism, schizophrenia, personality disorder.

5. Disabilitas Sensorik merupakan salah satu bentuk disabilitas yang ditandai dengan adanya keterbatasan fungsi panca indra misalnya seperti tunanetra, tunarungu dan tunawicara.

Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia dengan tema Desa Sehat dan Sejahtera berbasis SDGs desa dan MBKM berusaha memberikan kontribusi nyata dengan pihak Kelurahan Pajajaran untuk meningkatkan pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan anak penyandang disabilitas di Kelurahan Pajajaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Juli 2022 dengan melakukan kegiatan pendataan secara home visit (kunjungan rumah ke rumah), sosialisasi mengenai peran orang tua terhadap perkembangan anak penyandang disabilitas, dan tanya jawab seputar keluhan yang biasanya terjadi pada anak hingga potensi diri yang dimiliki anak tersebut.

Dokumentasi pendataan dan sosialisasi pada orang tua yang memiliki anak disabilitas
Dokumentasi pendataan dan sosialisasi pada orang tua yang memiliki anak disabilitas

Anak penyandang disabilitas umumnya membutuhkan keterlibatan orangtua yang lebih dibandingkan anak pada umumnya sehingga dalam mendidik anak disabilitas memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra. Keterlibatan orangtua memiliki arti yang penting bagi anak penyandang disabilitas khususnya dalam proses tumbuh kembangnya. Oleh karena itu orang tua anak penyandang disabilitas perlu memahami metode parenting yang tepat dalam merawat, mendidik, dan mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki anak tersebut. Metode parenting yang tepat bagi orang tua yang memiliki anak disabilitas dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Warmth (kehangatan) : dalam metode ini orang tua harus memberikan parenting khusus terhadap anaknya seperti memberikan kasih sayang yang penuh disertai sentuhan fisik kasih sayang

2. Control (pengaturan) : dalam metode ini ditandai dengan orang tua menerapkan cara disiplin kepada anak yang dilakukan secara konsisten

3. Communication (komunikasi) : dalam metode ini ditandai dengan orang tua memberikan penjelasan kepada anak mengenai standar atau aturan serta reward atau punishment yang dilakukan kepada anak

Dalam proses merawat anak penyandang disabilitas, sebenarnya orang tua dan anak sama-sama berada dalam proses belajar karena mereka akan selalu menemukan hal baru sehingga dengan keadaan tersebut orang tua akan terus mempelajari cara yang tepat dalam merawat anak tersebut.

“Saya selalu mengajaknya mengobrol, walaupun tanpa alat bantu pendegaran alhamdulillah ia bisa mengikuti dan mengucapkan kosa kata dengan cukup jelas. Ia juga tidak malu untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya bahkan ikut mengaji ke masjid. Anak penyandang disabilitas juga butuh teman, butuh bergaul, dan berinteraksi sehingga saya membiasakannya untuk bersosialisasi di lingkungan masyarakat dan alhamdulillah juga teman-temannya menerima keberadaan anak saya dengan baik.” ucap salah satu ibu dari anak penyandang disabilitas tunarungu.

Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan anak lainnya. Mereka juga ingin diperlakukan sama dan mendapatkan kesempatan yang sama. Banyak hal yang bisa mereka lakukan namun dengan cara yang berbeda. Dengan begitu, orang tua harus mampu menjadi jembatan dari keterbatasan yang dimiliki anak tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image