Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ERSITA WANDA WIDIYAWATI

Resensi Novel Trauma

Eduaksi | Thursday, 25 Nov 2021, 09:33 WIB

Judul : Trauma

Pengarang : Boy Candra

Penerbit : Mediakita, Bandung

Tahun Terbit : Cetakan Pertama , 2020

Tebal buku : 143

Harga buku : Rp. 45.000

Boy Candra adalah seorang penulis muda yang lahir pada 21 November 1989 di Sumatera Barat. Ia adalah lulusan bidang Administrasi Pendidikan, di Universitas Negeri Padang. Di dalam novel ini beliau menuliskan naskah yang berjudul trauma, yang menceritakan kisah diri sendiri.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis bernama Kimara yang berprofesi sebagai penulis novel. Kehidupannya bisa dikatakan sukses di umur yang terbilang masih muda dan banyak orang ingin memiliki kesuksesan seperti ia. Hidupnya yang tampak sempurna seolah tidak ada celah untuk luka, mungkin itu yang diinginkan banyak orang. Namun jauh di dalam dirinya, kesepian selalu datang menghampirinya dan kesedihan selalu disembunyikannya.

Disisi lain, Kimara dituntut ibunya untuk segera menikah, akan tetapi karena trauma masa lalu mengenai lelaki di dalam sosok ayahnya sendiri membuat ia merasa tidak ada laki-laki yang bisa dijadikan teman berbagi hidup di dunia ini, karena semua lelaki menurut Kimara sama bangsatnya seperti ayahnya. Selain trauma dari ayahnya, Ia juga memiliki trauma dari orang-orang yang pernah datang di masa lalunya.

Trauma itu membekaskan rasa takut yang membeku sehingga membuat ia menyimpulkan tidak ada laki-laki baik di bumi. Karena itu, ia tidak berani membuka hatinya lebih luas lagi dan ia takut tidak bisa menemukan orang yang tepat. Takut mengulangi rasa kecewa yang sama dan takut jatuh lagi pada rasa sayang yang berakhir sia-sia. Bahkan, dia menganggap tidak ada laki-laki baik di bumi. Oleh sebab itu, dia tidak berani membuka hatinya lebih luas lagi dan ia takut tidak bisa menemukan orang yang tepat.Rasa trauma mendalam menyelimuti hati Kimara dengan masa lalu yang bisa dibilang cukup kelam, dapat menyebatkan rasa kelam sampai detik ini.

Novel Trauma merupakan karya sastra menyangkut polemik perasaan manusia. Novel ini melatar belakang perasaan yang sangat kental, selain masalah asmara juga menceritakan problem keluarga. Penulis mampu membawa sang pembaca berimajinasi dengan lepas menghayati setiap plot pada cerita hingga berfantasi menjadi sebuah gambaran yang utuh dikepala. Pesan yang dapat kita ambil dari seorang tokoh Kimara adalah perempuan harus kuat. Perempuan harus mengerti perasaan dan keadaan perempuan lain, tidak mementingkan egosentris. Dan, Kimara mengajarkan bahwa kita harus menerima setiap takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan walaupun takdir itu amat menyakitkan. Hargai setia kehidupan yang Tuhan berikan, jaga dan sayangilah orang-orang yang senantiasa setia, karena mereka adalah harta paling berharga.

Kelebihan:

Novel Trauma ini disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pembacanya sehingga penulis dapat membawa pembaca merasakan apa yang tokoh rasakan. Cerita yang diangkat relate dengan kehidupan anak-anak yang mempunyai masalah mengenai kepercayaan terhadap seseorang atau anak-anak yang memiliki masalah di dalam keluarganya. Selain itu, novel ini dapat memberikan semangat agar para pembaca berani mengeksplor diri dan yakin terhadap kemampuan diri. Dari novel ini juga, kita belajar bahwa tidak boleh berekspetasi tinggi terhadap orang lain.

Kekurangan:

Boy Candra dalam novel ini kurang menggambarkan arti judul novel ini. Ekspetasi yang tinggi mengenai judul tidak merepresentasikan isi di dalamnya karena kurangnya penjelasan untuk tokoh pendukung. Untuk orang yang tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti dalam novel menjadi kurang tertarik membacanya. Ending dalam novel kurang jelas dan terkesan rada menggantung.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Peresensi : Ersita Wanda Widiyawati

Kelas : Farmasi C

NIM : 202110410311103

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image