Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image saman saefudin

Ungkapan Kecil yang Bisa Dikenang Abadi

Curhat | 2021-11-15 13:55:16
Sumber gambar: https://d265bwk65zoq6.cloudfront.net/images/full/624d829f9c3f1c00f8f3063d73047b0b9c829eec_700x375.jpg

Kalau Anda laki-laki, kapan terakhir kau ucapkan kangen ke pasanganmu? Atau kalau saya ber-khusnudzan, seberapa sering kau ungkapkan perasaan kangen dan cintamu ke pasanganmu? Kalau jawabannya jarang, mungkin begitulah watak umum lelaki. Kata-kata dianggap tak lebih bermakna dari tindakan. Lebay ah, norak, malu lah, masa setiap waktu harus mengucapkan: I miss you, I love you. “Bukan gua banget lah, apa tindakan kita selama ini tidak cukup menggambarkan rasa kangen, atau betapa besar cintaku untuk dia? Apalah arti kata-kata kalau tanpa tindakan. Action speak louder than word”.

Ya sekali lagi begitulah dunia laki-laki. Mereka (Mungkin termasuk penulis juga ya, hehehe) menganggap apa yang mereka lakukan sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kualitas cintanya. Kesannya kok malah gombal. Kalau terlalu sering diobral kan malah murahan?

Eiits, nanti dulu bro. Biar tak sepihak, coba kita dengar apa kata kaum perempuan. Coba tanyakan istri atau kekasihmu, Let you know what she want. And damn, you’ve made a mistake!

Perempuan ternyata juga amat butuh sesuatu yang verbal, ya ungkapan tadi itu contohnya. Mungkin karena ungkapan cinta, ungkapan kangen, itu lebih kasat dibanding tindakan yang masih butuh ditafsirkan maknanya. Minimal dalam hal kemesraan, kaum hawa lebih butuh sesuatu yang ekstrinsik ketimbang yang instrinsik, bahkan meski yang instrinsik itu lebih menawarkan sensasi makna yang dalam. Toh, perasaan cinta, sayang, dan kangen bukankah butuh diungkapkan agar diketahui. Bagaimana aku tahu kalau tidak diberi tahu, ungkapan ini mungkin bisa mewakili..

Kalau ditelisik lebih dalam, mungkin ini menggambarkan bangunan karakter perempuan yang tidak menyukai sesuatu yang bias, ambigu, ambivalen, atau sejenisnya. Yap, perempuan selalu butuh kepastian bukan? Ada kalanya tindakan kita ditafsirkan berbeda oleh orang lain, bahkan pernah juga kebaikan kita disalahpahami orang lain. Maka untuk mencegah anasir-anasir makna yang menyimpang, so speak up. Atau dengan kata lain seperti ungkapan: Don’t expect what you don’t speak.

Kenapa dalam hal komunikasi atau lebih luas lagi dalam hubungan perempuan selalu menyatakan butuh kepastian. Tolong kaum lelaki tak perlu senyum-senyum sendiri. Bisa jadi, tuntutan kepastian yang diaspirasikan kaum perempuan juga menggambarkan persepsi mereka soal tabiat laki-laki yang cenderung menghindar ketika diminta memberi kepastian. Umumnya laki-laki adalah penebar harapan palsu, dan korbannya adalah perempuan. Mungkin begitu keyakinan bawah sadar kaum hawa.

Nah, kalau sudah begitu, mungkin ada baiknya laki-laki mulai belajar memenuhi espektasi kaum perempuan. Kalau belum bisa rutin, paling tidak sewaktu-waktu menghadiahi istri atau kekasihmu dengan ungkapan: I love you. Atau kalau suami sedang DL ke tempat nan jauh di mato, telfonlah atau minimal berkirim pesan singkat: I miss you . Tidak ada ruginya juga kan? Justru ungkapan sederhana tersebut bisa memberi energi untuk perempuan yang tengah lelah dan kepayahan, bisa merangsang simpul otaknya untuk bahagia. Apalagi jika itu diungkapkan sambil mendaratkan pelukan atau menghadiahi kecupan mesra di kepala.

Percayalah wahai lelaki, harga diri dan maskulinitasmu sama sekali tak menyusut oleh hal-hal kecil tapi bermakna ini. Justru, perempuanmu akan lebih mencintaimu. Bagi pasangan suami istri, kualitas kemesraan ini teramat penting dirawat agar masa-masa tua tidak menjelma padang pasir yang gersang.

Seorang CEO bank asing terkemuka di Indonesia pernah bercerita tentang kebiasaannya mengecup kening istrinya sebelum tidur, sambil membisikkan mantra sederhana: Terima kasih, Mah. Maafkan Papah untuk hari ini. Ritual ini dilakukannya setiap malam, sampai keduanya menua. Suatu waktu sang suami jatuh sakit dan memasuki fase kritis. Seorang sahabatnya yang juga sahabat istrinya, bertanya sesuatu yang personal kepada sang istri. “Apa kebiasaan sahabatmu terhadapmu yang paling kau kenang?”

sang istri mendadak menangis sesenggukan. “Setiap malam, sebelum tidur, dia selalu mengecup keningku sambil berbisik: I love you, Mah. Maafkan Papah untuk hari ini. Dia sangat penyabar, sangat lembut, sementara aku ini perempuannya yang sangat cerewet, setiap hari marah-marah. Tetapi dia yang meminta maaf. Setiap hari. Kau bisa bayangkan, selembut apa sahabatmu itu.

Yang dilakukan lelaki itu mungkin hanya ungkapan kecil, sebagian lelaki bisa jadi menganggapnya receh. Tetapi ungkapan kecil itu ternyata bermakna dan dikenang abadi. []

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image