Ady Cahyadi
Menyediakan Pasar, (Salahsatu) Kunci Sukses Pemberdayaan Zakat
Eduaksi | Friday, 22 Oct 2021, 06:17 WIBSemenjak digulirkan pada 14 Agustus 2021 yang lalu, Program Kampus Zakat terus menerus melakukan sinergi strategis antara Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan pihak kampus yang terwakili oleh mahasiswa magang kampus zakat. 61 OPZ yang tersebar di seluruh Indonesia bersama 16 program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi akan menjadi sarana terbaik untuk melahirkan ide-ide cemerlang pengelolaan zakat di Indonesia.
Dalam konteks sinergi tersebut, Ady Cahyadi, salah satu dosen pembimbing mahasiswa magang kampus zakat menyampaikan bahwa salah satu kunci sukses pemberdayaan zakat adalah menyediakan pasar bagi para mustahik yang diberdayakan. "Saya pikir isu utama pemberdayaan sudah bergeser, tidak lagi soal isu permodalan atau bantuan dana zakat infaq shodaqoh tapi bergeser menjadi bagaimana kita mampu membantu keberlanjutan usaha yang mereka jalankan, salah satunya adalah dengan menyediakan (akses) pasar", ujar dosen mata kuliah entrepreneurship yang akrab dipanggil ady tersebut saat bincang-bincang dengan Direktur Goedang Zakat Al Khairat, Eko Kurniadi Abdurahman di kantor Goedang Zakat Al Khairat Yogyakarta.
Pada kesempatan tersebut Eko memaparkan bahwa beberapa program pemberdayaan zakat memang terimbas pandemi covid19, program zakat produktif yang sudah bergulir kepada para mustahik ternyata ada yang terhenti karena menurunnya tingkat daya beli masyarakat sekitar yang terdampak pandemi. "Al Khairat memiliki program Antusias (Bantuan Usaha Mikro Awal Sejatera), sebuah program pemberdayaan melalui pemberian bantuan modal usaha kepada usahawan mikro yang berkomitmen dalam meningkatkan taraf hidup keluarganya, besarnya bantuan usaha mikro Rp. 500.000 s.d 2.000.000 per orang. Bekerjasama dengan IKADI (Ikatan Dai Indonesia) dan SALIMAH (Persaudaaraan Muslimah) penerima bantuan akan mendapatkan pendampingan rutin sebagai untuk melihat inovasi dan perkembangan usaha yang bersangkutan, namun dari banyak mustahik yang berhasil ada juga yang kemudian gulung tikar karena dampak sepi pembeli", ujar Eko.
Goedang Zakat Al Khairat sendiri memiliki beberapa program unggulan seperti program kemandirian (program pemberian bantuan umkm dan program pendampingan latihan terpadu), program pendidikan (beasiswa, bantuan guru, dan sarana pendidikan), program sosial (santunan yatim dhuafa, bencana, dst), hingga program ramadhan dan dakwah lainnya. Seperti terlaksana beberapa waktu ini, Al Khairat meluncurkan program GageMart (Gandeng Gendong Mini Market) di area SMP IT Al Khairat Warungboto Yogyakarta. Sebuah minimarket dengan konsep dari kita untuk kita, (barang dagangan) dari guru/karyawan yang dibeli oleh guru/karyawan serta siswa Al Khairat. Dwi Nuraini Ihsan, Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ikut meninjau lokasi Gagemart sambil berbelanja menyampaikan bahwa model pemberdayaan seperti inilah yang harus banyak digulirkan OPZ, tidak hanya menyalurkan dana produktif tapi kita juga mampu mendesain (akses) pasar bagi produk yang tersedia. "Ya benar, inilah salahsatu pemberdayaan zakat yang efektif saat ini, tidak hanya kita berikan zakat tapi juga kita sediakan toko sebagai pasar bahkan karyawan, guru, atau siswa sebagai pembelinya", ujar perempuan yang akrab dipanggil Bu Dwi ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
