Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

ECRA, Upaya USK Mencetak Entrepreneur Muda

Eduaksi | Thursday, 16 Jun 2022, 11:26 WIB
Dok. Aa win. (dari kiri-kanan) : Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm, Apt. (Direktur RUmah Amal), mahasiswa penerima manfaat, prof. Dr. Mustanir, M.Sc (WR 3), mahasiswi penerima manfaat, Sarika Zuhri, S.T, M.T. (UPT Kewirausahaan USK), Nurma Sari S.H.I, M.E.I (Bendahara Rumah Amal

Banda Aceh. Darussalam (14/06), Sebanyak 118 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) dari berbagai fakultas dinyatakan lulus sebagai penerima program Entrepreneur Club Rumah Amal (ECRA) dari Rumah Amal Masjid Jamik USK yang bekerja sama dengan UPT. Kewirausahaan USK.

Program ECRA merupakan salah satu program unggulan Rumah Amal dalam bentuk pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal usaha kepada mahasiswa jenjang D3/S1 di USK yang memiliki usaha atau ide bisnis dan berasal dari keluarga kurang mampu. 118 mahasiswa penerima program ECRA tersebut terbagi kedalam 34 kelompok dengan beragam ide usaha yang potensial.

Penyerahan modal usaha kepada para penerima dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Juni 2022 bertempat di ruang Adnan Ganto Multimedia Center UPT. Perpustakaan USK yang diawali dengan kegiatan seminar motivasi kewirausahaan yang bertajuk “Dari Mahasiswa Menjadi Saudagar Muda”.

Proses penyerahan ini yang dihadiri langsung oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK Prof. Dr. Mustanir, M.Sc, Direktur Rumah Amal Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm., Apt, serta Perwakilan dari UPT. Kewirausahaan USK yaitu Sarika Zuhri ST., MT.

Adapun yang bertindak sebagai pemateri seminar motivasi kewirausahaan adalah Mahdi Muhammad, SE., Ak., yang merupakan pemilik kebun kurma Barbate dan ketua Baitul Mal Barbate.

Dalam sambutannya, direktur Rumah Amal mengungkapkan bahwa program ECRA ditujukan khusus kepada para mahasiswa USK untuk ditempa menjadi calon entrepreneur muda. ECRA diharapkan menjadi motivasi agar mahasiswa mampu mengembangkan ide dan potensi dalam berbisnis, mampu berdikari serta mandiri. “Kita ingin mengubah persepsi bahwa sekarang bukan saatnya lagi untuk mencari pekerjaan, namun sebaliknya, kita ciptakan lapangan pekerjaan tersebut melalui berwirausaha”.

Peran Rumah Amal USK

Rumah Amal dan UPT. Kewirausahaan siap memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para mahasiswa penerima program ECRA agar usaha dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, tambah Tedy.

Seleksi program ECRA telah berlangsung sejak bulan April hingga Awal Juni 2022. Proses seleksi terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya tahap pendaftaran dimana mahasiswa yang mendaftar berupa tim (terdiri dari 3-5 orang).

Mereka wajib melampirkan surat keterangan kurang mampu, dilanjutkan dengan tahap verifikasi berkas dan kelayakan mustahik untuk memastikan bahwa dana zakat yang disalurkan melalui program ECRA ini benar-benar tepat sasaran.

Tahapan wawancara untuk menggali informasi lebih detil terkait potensi ide usaha dan komitmen mahasiswa untuk menjalankan usaha, tahap pengumuman hasil seleksi, penyerahan modal usaha serta monitoring dan evaluasi.

Di kesempatan yang sama, Kepala UPT. Kewirausahaaan yang dalam hal ini diwakili oleh Sarika Zuhri ST., MT menjelaskan bahwa program ECRA merupakan kesempatan besar bagi mahasiswa yang memiliki passion di bidang kewirausahaan. ECRA mendorong mahasiswa untuk membangun serta mengembangkan kemampuan berwirausaha sehingga diharapkan akan melahirkan generasi muda yang aktif, kreatif dan inovatif.

“Selamat bagi seluruh mahasiswa penerima program ECRA, semoga dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Bagi mahasiswa yang belum lulus, UPT. Kewirausahaan memiliki berbagai program lain yang dapat diikuti” ungkap Sarika.

Dukungan penuh terhadap program ini diberikan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof. Mustanir berpesan agar mahasiswa penerima program ECRA menerapkan prinsip manajemen bisnis sebagaimana yang telah diimplementasikan oleh Nabi Muhammad Saw, yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), serta kejujuran/transparasi.

Di samping itu, Nabi Muhammad Saw juga memiliki branding yang sangat baik yaitu gelar Al-Amin, yang berasal dari akhlak beliau yang mulia. Hal ini sangat berperan baik dalam proses interaksi bisnis dengan para pelanggannya.

Petikan Motivasi:

Prof. Mustanir mengingatkan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki itu ada pada kegiatan jual beli/berdagang. Oleh karena itu, mahasiswa yang telah mengikuti program ECRA ini merupakan mahasiwa yang sedang mewujudkan mimpinya untuk menjadi saudagar muda.

“Kewirausahaan merupakan suatu nilai yang terwujud dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tujuan, kiat, proses dan hasil bisnis. Di kalangan mahasiswa, minat untuk bergelut di bidang wirausaha boleh dikata masih sangat minim, sehingga masih berpikir bahwa kuliah hanya untuk menjadi karyawan atau pegawai.

Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa kurang berminat untuk berwirausaha yaitu tidak ada modal untuk memulai usaha, atau tidak pernah dibekali dengan pengetahuan seputar wirausaha.

Padahal sebenarnya gelar sarjana tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Pola pikir mahasiswa yang demikian perlu dibenahi agar dapat lebih memahami seberapa besar peranan wirausaha dalam kehidupan sehari-hari.” papar Prof. Mustanir.

Mahdi Muhammad, SE, Ak. selaku pemateri pada kegiatan seminar motivasi kewirausahaan menjelaskan poin utama untuk sukses menjadi saudagar muda yaitu wajib memiliki motivasi yang besar dalam diri dan haram merasa minder (rendah diri).

“Ada 3 hal yang membuat kita para pengusaha minder (rendah diri) dalam menghadapi tantangan di dunia usaha, yang pertama, kita tidak faham sejarah. Sejarah mencatat bahwa para wirausahawan muslim telah berjaya pada masanya hingga dapat mendukung Islam untuk menguasai sepertiga dunia. Yang kedua, malas membaca, padahal membaca merupakan jendela dari kehidupan. Baca apa saja yang bermanfaat untuk memperluas wawasan, namun yang utama adalah membaca Al-Quran yang tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya. Kemudian yang ketiga, tidak memperhatikan detil, padahal Allah Swt sendiri sangat detail dalam memberi arahan kepada kita melalui Al-Quran dan hadits” begitu ungkap Mahdi.

Penyerahan Program ECRA

Penyerahan program ECRA secara simbolis diterima oleh 2 (dua) mahasiswa sebagai orang perwakilan ketua kelompok, yaitu Gunawan yang berasal dari Fakultas Pertanian USK dengan judul usaha Es Lilin Yogurt Sebagai Probiotik Dimasa Pandemi danUci Rahmadani Siregar yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK dengan judul usaha Kue Panggang Pasir Tradisional.

Adapun total penerima modal usaha program ECRA tahun 2022 sebanyak 118 mahasiswa yang terbagi kedalam 34 kelompok. Total dana zakat yang disalurkan senilai Rp 228.594.500,-.

Setelah penendatanganan kontrak usaha, selanjutnya modal usaha akan diserahkan kepada para penerima melalui mekanisme transfer ke rekening ketua kelompok masing-masing. Para penerima diminta untuk melengkapi seluruh berkas administrasi paska penyaluran modal usaha sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Ihsan Rabbani, mahasiwa FP USK yang merupakan salah satu penerima program ECRA sangat bersyukur dan optimis untuk menjalankan usahanya.

Ihsan berharap ECRA menjadi washilah mahasiswa dapat mandiri dalam keuangan, mengurangi beban orang tua serta menjadi bekal untuk dunia paska kampus nantinya. Ihsan berdo’a semoga seluruh sivitas akademika USK dan donatur yang telah menitipkan hartanya diberi balasan yang terbaik oleh Allah Swt.

Rumah Amal menjadwalkan program ECRA akan dilaksanakan setiap tahun dengan terus menggandeng mitra strategis untuk menghasilkan entrepreneur- entrepreneur muda Syiah Kuala yang akan berperan memanjukan ekonomi di masa depan.

===

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image