Puisi Cahaya Bulan Karya Asep Perdiansyah
Sastra | Wednesday, 20 Oct 2021, 14:57 WIBMalam memancarkan cahaya
Kuning berselimut awan
Gelap menemani
Insan di ujung jalan
Menatap di balik pohon
Terlihat secercah harapan
Untuk menggapai masa depan
Dengan sebuah perubahan
Sendiri duduk di bawah batu
Menunggu awan hitam berlalu
Menutupi cahaya Sang Rembulan
Angin merasuk dalam jiwa
Pikiran sejenak melayang
Pergi ke cakrawala
Terdengar suara gemercik air
Mengalir hingga ke sungai
Malam cepatlah berlalu
Cahaya bulan mulai memudar
Hingga datang awan biru
Bersama suara kicau burung
Kalimantan, 20 Oktober 2021
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.