Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Azis Siswadi Putra

Faktor Resiko Kejadian Penyakit Kulit di TPA Benowo Surabaya

Eduaksi | Friday, 03 Jun 2022, 21:18 WIB
Foto : Surya.co.id - Tribunnews.com, Citizen.com

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo merupakan tempat pembuangan sampah yang berada di Surabaya. TPA ini sebelumnya telah membangun Pengelolah Sampah Menjadi Energi Listrik yang pada tahun 2021 dapat menghasilkan listrik sebesar 9 megawatt dari setiap 1000 ton sampah per-hari. Pada tahun 2021 juga Presiden Joko Widodo juga telah meresmikan PSEL tersebut.

Namun yang namanya tempat pembuangan sampah, pasti terdapat berbagai sumber penyakit, diantaranya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan penyakit yang terjadi pada tubuh bagian paling luar dengan berbagai macam gejala seperti gatal-gatal dan kemerahan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti bahan kimia, sinar matahari, virus, lemahnya imun tubuh, mikroorganisme, jamur, serta faktor kebersihan.

Kulit merupakan organ tubuh yang melapisi bagian tubuh paling luar dan melindungi serta menutupi permukaan tubuh. Kulit pada manusia berfungsi melindungi tubuh dari gesekan, tekanan, dan tarikan sekaligus melindungi dari paparan radiasi, zat beracun, serta beragam bakteri, jamur, virus dan parasit yang bisa menyebabkan infeksi. Maka dari itu kulit memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi tubuh kita.

Di TPA Benowo Surabaya terdapat banyak sekali pemulung atau pekerja kebersihan yang setiap harinya berinteraksi dan beraktivitas dengan sampah sehingga memiliki resiko lebih besar terkena penyakit kulit apabila tidak memakai pelindung yang memadai seperti sarung tangan dan sepatu boot. Sayangnya terkadang masih ada pemulung atau pekerja TPA Benowo Surabaya yang belum memakai pelindung seperti sarung tangan saat bekerja sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kulit. Hal ini dapat meningkatkan jumlah penyakit akibat kerja.

Data epidemiologi di Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389 kasus penyakit kulit adalah dermatitis kontak yang dimana 66.3% adalah dermatitis kontak iritan dan 33.7% adalah dermatitis kontak alergi ( Kemenkes RI, 2017). Dermatitis kontak merupakan peradangan pada kulit akibat paparan zat tertentu yang menyebabkan iritasi atau alergi. Penyakit dermatitis kontak ini memiliki resiko lebih tinggi terhadap orang yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan zat pemicu iritasi atau alergi yang salah satunya petugas kebersihan. Hal ini berhubungan dengan sampah jenis B3 yang mengandung berbagai macam zat kimia yang dapat mengiritasi kulit atau alergi pada pekerja ataupun pemulung yang berinteraksi dengan sampah tanpa pelindung yang memadai.

Maka dari itu penting bagi setiap orang yang memiliki aktivitas maupun pekerjaan yang berhubungan dengan sampah untuk memakai pelindung dan rajin membersihkan diri seusai berinteraksi dengan sampah untuk menghindari penyakit terutama penyakit kulit.

Referensi:


Haslinda Pratiwi, Melda Yenni, Eko Mirsiyanto, 2022. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Petani Di Wilayah Kerja Puskesma Paal Merah II. Jurnal Invonasi Penelitian

Triana Srisantyorini, Nita Fitria Cahyaningsih, 2019. Analisis Kejadian Penyakit Kulit pada Pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.

Aan Haryono, 2021. Dulu Cuma Hasilkan Bau Menyengat, Kini TPA Benowo Produksi Listrik 9 MW.

Manda Roosa, 2021. Solusi Terkini Pengelolaan Sampah PSEL di Benowo Surabaya Jadi Pilot Project Nasional.

Alodokter, 2021. Dermatitis Kontak.

Alodokter, 2021. 6 Fungsi Kulit dan Cara Menjaga Kesehatannya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image