Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Diyah kartika dewi

Komitmen Tanpa Batas Guru Sekolah Berasrama

Eduaksi | Thursday, 07 Oct 2021, 15:30 WIB

Komitmen Tanpa Batas Guru Sekolah Berasrama

Diyah Kartika Dewi

Email: [email protected]

Ig: @diyah_kartikadewi

Fb: Diyah Kartika

Twitter: @diyahkartika79

Pandemi Covid 19 merubah segala aktivitas manusia yang awalnya bebas kini menjadi terbatas. Untuk menekan tingginya lonjakan angka pasien yang terpapar virus dan angka kematian akibat Covid 19, pemerintah secara nasional menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pemerintah mengambil kebijakan pembatasan dalam berbagai bidang pelayanan publik, tak terkecuali bidang pendidikan mengenai pembelajaran tatap muka secara terbatas. Kondisi semacam ini tentu memunculkan berbagai hambatan dalam proses belajar mengajar terlebih pada sekolah berasrama yang memiliki kecenderungan permasalahan kompleks dibanding dengan sekolah umum (bukan sekolah asrama). Sekolah berasrama mempunyai heterogenitas asal daerah peserta didik sehingga untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbataspun harus dengan pengambilan kebijakan yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Pada sekolah umum dapat dirancang pembelajaran tatap muka terbatas seminggu dua kali dengan kehadiran peserta didik secara bergiliran tiap tingkatan rombel belajar, akan tetapi hal ini tidak bisa dilakukan pada sekolah berasrama. Pada kondisi pandemi, sekolah berasrama terpaksa memulangkan sebagian besar peserta didik dengan proses pembelajaran daring dan siswa yang tetap tinggal di asrama diatur secara bergantian tiap rombel dengan kisaran waktu dua sampai tiga bulan lamanya. Perubahan ini harus diterima dan disikapi secara bijak.

Sekolah berasrama merupakan sekolah yang mengintegrasikan dua lingkungan sekaligus yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan asrama sebagai tempat tinggal dan bermasyarakat. Sekolah berasrama mengambil peran berkesinambungan dalam pendampingan siswa dibidang akademis, penanaman nilai karakter di lingkungan sekolah, serta penanaman nilai karakter dalam proses bimbingan atau pelatihan di lapangan/asrama, sehingga pada sekolah berasrama menuntut kehadiran guru atau pelatih nonstop 1x24 jam. Meski masih masa pandemi tak meyurutkan sekolah berasrama merancang berbagai strategi penanaman karakter peserta didik. Justru masa pandemi dapat dijadikan momen penting bagi sekolah berasrama untuk menekankan disiplin diri dan tanggung jawab. Guru melakukan pemantauan perilaku disiplin dan tanggung jawab siswa yang berada di rumah dilakukan secara daring dengan kegiatan harian rutin terjadwal seperti pada saat di asrama dengan memberikan laporan disertai bukti otentik seperti foto atau video berdurasi pendek aktivitas di rumah di luar jam pelajaran, tentunya kelancaran proses kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan orang tua. Sedangkan untuk siswa yang berada di sekolah/asrama mengikuti jadwal kegiatan harian yang sudah berlaku yaitu dimulai bangun tidur, ibadah, olah raga pagi, makan pagi, sekolah, makan siang, pelajaran tambahan, olah raga sore mandiri, makan malam, belajar malam, istirahat dan begitu seterusnya.

Disiplin dan tanggung jawab telah terbukti sebagai bentuk latihan pengendalian diri. Siswa yang dapat berdisiplin dan bertanggung jawab dapat menunjukkan pengelolaan diri yang baik dan teratur. Hasil disiplin dan tanggung jawab menjadi optimal jika sudah berdasarkan kesadaran mengendalikan diri sesuai motivasi diri pribadi. Sebagian bentuk kegiatan yang menekankan pada kedisiplinan dan pertanggungjawaban terhadap diri pribadi terlihat dalam berbagai kegiatan seperti kesadaran berolah raga, mematuhi protokol kesehatan 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas), istirahat cukup, makan dengan makanan yang gizinya diatur secara seimbang sesuai jadwal makan, cek kesehatan rutin di poliklinik. Dengan demikian, guru bersama siswa tetap terjaga kesehatannya.

Tak henti-hentinya guru atau pelatih memberikan arahan dan motivasi agar para peserta didik memiliki integritas (disiplin dan tanggung jawab). Komitmen tanpa batas pada guru di sekolah berasrama pastinya tidak mudah dihadapi. Tantangan yang ada lebih berat karena guru memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai pengelola pembelajaran di kelas juga sebagai pelatih atau sebagai penganti orang tua dalam asrama, sehingga meski masa pandemi dengan berbagai pembatasan, guru tetap bertahan hidup bersama dengan peserta didik yang berada di asrama, dan disinilah pendidikan karakter yang sebenarnya muncul.

#GuruHebatBangsaKuat

#sekolahberasrama

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image