Tafsir Al-Baqarah: Jalan Hidup Yang Mulia Dalam Perspektif Islam
Agama | 2021-09-20 22:39:39Definisi Jalan Hidup Mulia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jalan dimaknai dengan lintasan, sesuatu yang dilalui, sedangkan mulia bermakna dengan tinggi akan kedudukan, pangkat, martabat, bisa diartikan dengan tertinggi dan terhormat dan mulia juga sama dengan kata luhur.
Setiap manusia yang dilahirkan di dunia akan menempuh perjalanan panjang, apabila keadaan mendukung, manusia akan hidup puluhan tahun di alam dunia. Kemudian di alam barzah dan yang terakhir kehidupan yang sebenarnya, yaitu di alam akherat. Jalan yang ditempuh setiap insan beranekaragam, yang kelak di akherat akan menentukan nasibnya di surga atau neraka. Nilai sebuah jalan, ada yang menempuh lintasan kebenaran dan ada pula yang menempuh jalan kesukaran. âSesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.â QS. Asy Syams [91] : 8-10. Allah telah memberikan dua jalan dalam menempuh kehidupan dunia, pertama ada jalan yang luruh dan ada jalan yang bengkok, pada ayat tujuh sampai delapan sebelumnya, âDan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.â Manusia telah diberikan kehendak untuk memilih jalan tersebut, dan jangan salahkan Allah jika jalan yang kita tempuh malah akan membawa penderitaan ketika di akherat, âDan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.â QS. Az Zukhruf [43] : 76. Diri kita sudah diberikan perangkat oleh Allah, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hati untuk merasakan dan akal untuk membedakan antara perkara benar dan salah. Dan Allah pula yang menurunkan Rasul pilihan sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia, untuk dijadikan pedoman di dalam menjalani kehidupan.
Prinsip Jalan Hidup Mulia Bagi Muslim
Dalam Islam jalan yang mulia bagi muslim adalah ketika seluruh hidupnya diarahkan ke jalan sesuai dengan kehendak Allah SWT yang diterangkan pada Surat Al-Baqarah ayat 1-5.
"Alif laam miim."
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."
"dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat."
"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."
Dalam kandungan ayat di atas, ditelaah dari beberapa tafsir diantaranya Al-Azhar surat Al-Baqarah ini memilki makna yang dalam apabila dicermati dengan seksama, dimana seseorang yang akan beruntung di dunia dan akherat harus memiliki beberapa syarat agar menjadi orang yang bertaqwa. Beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagain rezeqi, beriman kepada kitab serta yakin akan adanya akhirat.
Menungkap makna yakin akan akherat dalam pandangan Quraish Shihab mendenifisikan yakin adalah kemantapan hati terhadap sesuatu yang sebelumnya diselimuti oleh keraguan jadi orang yang yakin akherat sudah di posisi puncak, sudah tidak akan ada keraguan sama sekali. Perilaku orang yang memiliki tingkat yakin ini akan senantiasa termotivasi untuk selalu berbuat kebaikan.
Semoga dengan paparan yang singkat ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca yang budiman. Aamiin.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.