Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Alfarisi

UDARA KEBEBASAN DARI COVID-19 MULAI TERASA KEMBALI

Lomba | Friday, 17 Sep 2021, 10:03 WIB
Foto: Republika/Putra M. Akbar

Bersenda gurau dengan teman-teman di sekolah, cafe, taman atau di berbagai tempat lainnya menjadi suatu hal yang biasa. melakukan jabat tangan dan cipika-cipiki saat berjumpa dengan sesorang yang akrab dengan kita juga adalah hal yang biasa. Bekerja di kantor, belajar di sekolah, dan beragam aktivitas lainnya yang kita lakukan diluar rumah merupakan hal biasa yang sering kita jumpai dulu. Namun saat semua itu berubah semenjak virus COVID-19 menyerang Indonesia.

Setahun sudah virus corona menghantui Indonesia. Virus yang juga terus menerus meneror seluruh negara di dunia. Virus yang penyebarannya tidak dapat dengan mudah ditanggulangi. Saking sulitnya, setelah PSBB dicabut, banyak masyarakat kembali mengabaikan protokol kesehatan, diantaranya bahkan beranggapan bahwa virus Corona sudah hilang, hanya virus biasa, bahkan ada yang menganggapnya hanyalah hoax. Tingkah laku dan pemikiran seperti itulah yang membuat kasus terkonfirmasi COVID-19 melonjak drastis di Indonesia dalam kurun waktu yang singkat dari bulan Juni hingga awal bulan Agustus. Sehingga membuat pemerintah Indonesia dengan tegas harus kembali membatasi kegiatan sosial masyarakat dengan peraturan baru bernama PPKM.

PPKM membuat masyarakat Indonesia kehilangan kembali harapannya untuk bisa hidup normal secepatnya. Menurut laman resmi COVID-19 Indonesia, terhitung pada tanggal 16 September 2021, sudah ada 4,18 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia. Dengan jumlah kasus yang terkonfirmasi perharinya sudah menurun dibanding tiga bulan sebelumnya dan hanya menyisakan 73 ribu kasus aktif. Dengan adanya informasi tersebut pemerintah Indonesia dengan senang hati menurunkan level PPKM karena masyarakat dapat dikatakan sudah cukup patuh terhadap protokol kesehatan sehingga angka kasus terkonfirmasi COVID-19 dapat terus menurun.

Penurunan level PPKM berimbas kepada diberlakukannya sedikit pelonggaran bagi masyarakat yang ingin beraktivitas diluar rumah. Salah satu contohnya adalah masyarakat jadi lebih mudah untuk dapat menaiki transportasi umum. Pada beberapa wilayah yang terkonfirmasi sebagai zona hijau bahkan sudah bisa melakukan percobaan pembelajaran tatap muka lagi. Sekali lagi, hal ini dapat tercapai bukan hanya kerena pemerintah memberlakukan peraturan dengan tegas tetapi juga karena masyarakat mulai kembali patuh terhadap protokol kesehatan.

Seandainya hal ini dapat terus bertahan dan kasus COVID-19 di Indonesia dapat terus menurun seiring berjalannya waktu, saya yakin Indonesia dapat mengikuti jejak negara-negara di Eropa yang sedang memulai kehidupan New Normal. Dapat kembali beraktivitas selayaknya masa lalu sebelum virus Corona menyebar, namun tetap memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut bisa menjadi udara segar bagi masyarakat yang sudah jenuh terus berada di rumah tanpa bisa menikmati teriknya matahari dan sejuknya udara di malam hari ketika mengunjungi sebuah tempat wisata. Dapat berkumpul dan makan bersama dengan keluarga tidak hanya di rumah namun juga di restoran merupakan satu hal yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang saat ini.

Bukan hanya itu, jika penyebaran virus COVID-19 semakin menurun dapat dipastikan bahwa perekonomian di Indonesia dapat kembali meningkat. Banyaknya sektor usaha yang kembali dibuka bisa menjadi suntikan penyemangat lagi bagi para pengusaha yang sudah terbaring lesu melihat usahanya mengalami kerugian yang cukup besar. Sektor wisata merupakan sektor yang paling semangat dalam menyambut penurunan level PPKM. Banyak harapan masyarakat jika saja pandemi segera pergi dari tanah air tercinta kita ini. Kembali dapat merasakan kehidupan sosial secara bebas namun tetap mematuhi protokol kesehatan merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Namun tetap saja hal itu tidak akan bisa terlaksana jika masih saja ada masyarakat yang acuh terhadap semua peraturan yang digalakan oleh pemerintah. Pemikiran-pemikiran seperti itu yang membuat pandemi ini sangat lama berakhir. Hal tersebut yang membuat PPKM ditetapkan pemerintah untuk dapat meminimalisir penyebarluasan paham tersebut yang membuat orang-orang patuh terhadap prokes malah terjangkit virus Corona akibat mereka yang acuh. Entah bagaimana pemikiran tersebut bisa bermunculan dan cukup banyak orang yang menganggapnya benar sehingga membuat pandemi ini seakan tidak pernah berakhir. Padahal hanya dengan mematuhi prokes itu tidaklah sulit, hanya sekedar memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, dan membatasi mobilitas diluar rumah adalah hal yang mudah untuk kita laksanakan.

Maka dari itu saya sangat berharap bahwa masyarakat Indonesia itu dapat lebih patuh terhadap prokes, tidak ada lagi yang acuh atau menyinggung akan kebenaran hal tersebut seakan dirinya lah yang paling benar, dan paling pintar bahkan melebihi dokter yang merawat orang-orang sakit selama ini. Jika saja hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka apa yang kita andai-andaikan jika saja pandemi ini segera berakhir dapat menjadi sebuah kenyataan dan bukan hanya sekedar pengandai-andaian lagi. Semoga saja hal tersebut bisa terjadi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image