Waspada Suspek Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak
Eduaksi | 2022-05-08 14:59:35Beberapa hari ini saya dikejutkan dengan pesan beruntun dari admin whatsapp group (WAG) kesehatan hewan yang isinya informasi tentang dugaan ditemukannya penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu provinsi di Indonesia.
Pesan tersebut beruntun masuk ke dalam WAG hingga hari ini sehingga membuat saya terkejut, karena penyakit PMK di dunia kesehatan hewan sudah lama sekali, sejak 1986 tidak ada laporan ditemukan penyakit tersebut.
Maka tak heran teman-teman yang berkecimpung di dunia kesehatan hewan, tak terkecuali masyarakat saat ini sedang was-was karena dampak penyakit ini, meskipun kata ahli kesehatan hewan tidak berbahaya bagi manusia tetapi cepat sekali menular pada hewan, sehingga dampaknya pasti sangat luas juga diberbagai sector kehidupan.
Lalu, apa sih penyakit mulut dan kuku yang sekarang sedang heboh itu? Dilansir dari situs fao.org dijelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku atau dalam bahasa inggris Foot-and-Mouth Disease (FMD) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus pada sapi, domba, kambing, babi dan binatang lainnya.
Video terkait : Waspada Suspek Penyakit Mulut & Kuku pada Hewan Ternak II Subtitle Indonesia
Penyakit ini menyebabkan penurunan produksi yang sangat serius walaupun tidak semua hewan mati karena virus ini.
Wabah ini jika terjadi di suatu negara bisa menyebabkan menjadi penghambat utama perdagangan internasional.
Manusia tidak dapat menderita penyakit ini tetapi manusia memiliki peran penting dalam menularkan penyakit ini kepada binatang melalui pakaian, kendaraan, dan peralatan yang kotor.
Berita terkait : Puskeswan Pandeglang Siap Melayani Masalah Kesehatan Hewan Kamu
Tanda dari penyakit FMD beragam, tergantung pada binatang yang tertular.
Pada hewan ternak seperti sapi penyakit ini bisa menimbulkan sakit yang parah dan anda mungkin mendapati hewan ternak mengalami depresi dan demam tinggi, tidak mau makan, atau kesulitan untuk makan, penurunan produksi susu, peningkatan air ludah, gelembung berisi cairan disertai luka pada moncong didalam mulut, di kaki dan pada puting susu. Kadang-kadang penyakit ini bisa menyebabkan anak sapi mati mendadak.
Pada babi penyakit ini bisa menimbulkan sakit yang parah, anda mungkin akan melihat gejala ketidakmampuan untuk berdiri ketika beranjak dari posisi duduk, luka pada kaki, kematian mendadak pada anak babi.
Pada domba dan kambing tanda yang bisa dilihat yaitu gelembung berisi cairan diatas kaki/kuku, kematian mendadak pada anak kambing/domba.
Virus penyebab FMD dapat ditemukan di cairan tubuh binatang yang terinfeksi. virus bisa menyebar dengan sangat mudah melalui beberapa cara berikut;
Penularan yang umum yaitu melalui kontak langsung antara binatang yang terinfeksi dengan binatang yang sehat. material yang terkontaminasi seperti jerami, pakan ternak, air, susu, air kencing dan lainnya, pakaian/baju dan peralatan yang kotor, bangunan/kandang dan juga kendaraan untuk mengangkut hewan yang terkontaminasi. daging atau produk lainnya dari binatang yang menderita penyakit FMD (jika diberikan kepada binatang secara mentah atau tidak dimasak secara benar). dan pada kondisi cuaca tertentu virus ini bisa menyebar melalui angin disekitar peternakan.
Segera Hubungi dokter hewan atau petugas yang berwenang jika anda mencurigai hewan ternak anda terinfeksi FMD.
Jangan memindahkan binatang dari peternakan dan batasi pergerakan manusia dari dan ke peternakan.
Dokter hewan akan datang dan memeriksa ternak/binatang dan mengambil sampel laboratorium untuk mengkonfirmasi ada tidaknya virus.
Berita lainnya : Ini Besaran Tarif Pelayanan Dokter Hewan Puskeswan Pandeglang
Untuk wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dapatkan Layanan Konsultasi Dokter Hewan untuk Laporan FMD atau PMK silahkan Hubungi CallCenter #puskeswanpandeglang 0877-7335-7422 (WhatsApp) atau via telepon 0823-1160-0897. (Kepala Puskeswan Pandeglang Ade Setiawan)***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.