Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indra Mannaga

Tembakau yang Dipanaskan Lebih Rendah Risiko?

Info Terkini | Thursday, 28 Apr 2022, 09:03 WIB

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar bahaya kesehatan akibat merokok berasal dari paparan asap rokok (asap aerosol), yang terbentuk dari proses pembakaran tembakau pada rokok konvensional. Hal inilah yang mendorong lahirnya inovasi produk tembakau yang lebih rendah risiko.

Hasil penelitian Shoim Hidayat dan Putri Ayuni Alayyannur dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga dalam jurnal “The Content of Harmful and Potentially Harmful Constituents in Heated Tobacco Product: Systematic Review” menunjukkan bahwa semua 9 HPHC yang direkomendasikan untuk pengurangan dampak buruk tembakau (sembilan konstituen prioritas TobReg) terbukti 90% lebih rendah dalam HTP dibandingkan dengan rokok konvensional.

Salah satu produk tembakau alteratif yang lebih rendah risiko adalah tembakau yang dipanaskan. Adapun pendorong utama konsepsi produk tembakau yang dipanaskan adalah kebutuhan akan alternatif bagi orang yang menginginkan nikotin dengan risiko yang lebih rendah.

Menurut Shoim dalam jurnal tersebut, risiko kesehatan bagi perokok lebih banyak disebabkan oleh paparan HPHCs yang timbul dari proses pembakaran, bukan karena paparan nikotin. “Tidak cukup bukti yang menunjukkan bahwa nikotin bersifat karsinogenik,” katanya.

Dikutip dari jurnal “The Content of Harmful and Potentially Harmful Constituents in Heated Tobacco Product: Systematic Review”, inilah beberapa produk tembakau yang dipanaskan, baik yang sudah siap dipasarkan maupun yang baru prototipe:

1. IQOS/THS 2.2 dari PMI

Dipasarkan tahun 2014 di Jepang, Italia, dan Swiss. Produk ini terdiri dari dudukan, pengisi daya, dan colokan tembakau (HEETS). Sumbat tembakau (sekitar 320mg) dimasukkan ke dalam dudukannya dan dipanaskan dengan pisau pemanas yang dikontrol secara elektronik yang dimasukkan ke dalam bagian sumbat tembakau. Suhu pemanasan operasi 350 °C. Sekali pakai selama 6 menit atau hingga 14 isapan.

2. iFuse dari BAT

Dipasarkan tahun 2015 di Rumania. Produk ini mencakup perangkat uap elektronik dengan baterai Li-ion yang dapat diisi ulang dan pengontrol daya sirkuit terpadu, tempat Cartomizer (Neopod) dipasang. Neopod sekali pakai ini terdiri dari alat penyemprot, tangki cairan dengan 1,15 ml cairan nikotin tanpa rasa dan ruang berisi sumbat tembakau 130mg.

Saat pengguna menekan tombol, uap yang mengandung nikotin dihasilkan, yang kemudian ditarik melalui sumbat tembakau untuk menyerap rasa. Sebelum mencapai sumbat tembakau, aerosol mencapai suhu maksimum rata-rata 35 °C.

3. Glo/THP 1.0 dari BAT

Dipasarkan tahun 2016 di Jepang. Produk ini mencakup perangkat elektronik dengan baterai Li-ion yang dapat diisi ulang dan ruang pemanas serta steker tembakau. Sebuah steker tembakau (sekitar 260mg) dipanaskan di ruang pemanas dari pinggiran. Suhu pemanasan operasi 250 °C. Mencapai suhu pengoperasian setelah 30-40 detik dan sekali pakai berlangsung selama 3 menit.

4. Ploom Tech/PNTV dari JTI

Dipasarkan tahun 2016 dari Jepang. Produk ini terdiri dari catu daya, kartrid dengan pemanas dan cairan, dan kapsul dengan campuran tembakau. Menghasilkan uap bebas nikotin dengan memanaskan cairan tanpa rasa. Uap kemudian melewati kapsul tembakau untuk menyerap rasa dan nikotin.

5. Produk tembakau yang dipanaskan dengan karbon (CHTP) dari PMI

Produk ini tidak dipasarkan. Pemantik listrik yang dirancang khusus menginduksi sumber pemanas karbon yang kemudian memanaskan sumbat tembakau.

Dari data produk itu menunjukkan bahwa dalam penggunaan produk tembakau yang dipanaskan tidak terjadi pembakaran, melainkan hanya pemanasan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat penanda pembakaran yaitu CO, CO2 dan NOx pada HTPs.

Paparan CO yang rendah juga ditunjukkan oleh Caponneto, dimana tingkat embusan CO sebagai biomarker paparan CO pada pengguna HTP secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan konsumen rokok konvensional.(*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image