Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aqshal Ilham Waladama

Praktik Politik Identitas dalam Pemilu

Politik | Tuesday, 19 Apr 2022, 11:58 WIB
Praktik politik identitas dalam pemilu

Poltik identitas bukanlah hal yang baru dalam praktik politik di Indonesia terkhususnya dalam pelaksanaan pemilu. Politik identitas sudah menjadi senjata ampuh dalam memenangkan pemilu. Tetapi masih banyak dari kita yang kurang familiar dengan istilah politik identitas ini.

Politik identitas dapat diartikan sebagai sebuah gaya politik yang berusaha melawan marginalisasi kelompok dengan menganut sebuah rasa identitas bersama. Mungkin dari arti kata politik identitas diatas dapat disederhanakan sebagai aliansi atau organisasi yang berasal dari ras, etnis, jenis kelamin atau agama tertentu yang ingin membela kepentingan kelompok mereka.

Dalam pelaksanaan pemilu, politik identitas biasanya diimplementasikan oleh para pencalon untuk menarik simpati dari kelompok masyarakat tertentu agar mereka mau menyumbangkan suara mereka untuk calon tersebut. Dengan harapan kepentingan dari kelompok tersebut dapat diwujudkan atau terealisasikan.

Meskipun politik identitas merupakan strategi yang dapat dianggap ampuh dalam pelaksanaan pemilu, tetapi politik identitas masih tetap memiliki kekurangan disamping kelebihannya. Politik identitas memungkinkan akan menimbulkan persatuan dan juga perpecahan dalam praktiknya. Dapat menjadi pemersatu karena adanya identitas yang sama dalam kelompok masyarakat yang ingin diperjuangkan kepentingan mereka dan dapat menjadi pemeca dikarenakan adanya perbedaan identitas dan kepentingan yang diperjuangkan.

Praktik politik identitas sangat terasa pada Pemilu 2019 khususnya pada momen pemilihan presiden. Alasannya adalah karena dari berbagai kondisi situasi politik yang terjadi pada masa kampanye Pilpres 2019, termasuk pada masa pra kampanye terlihat bahwa gejala yang terjadi adalah menguatnya eksploitasi identitas sebagai propaganda politik, politisasi suku, agama, ras, antar golongan. Penerapan politik identitas yang menyimpang juga akan merugikan suatu kelompok yang memiliki satu identitas yang sama. Dalam Pilpres 2019 ini juga terjadi peningkatan ujaran kebencian atau hate speech memenuhi ruang publik pada pelaksanaan pilpres.

Pada dasarnya politik Identitas merupakan suatu dinamika di dalam demokrasi karena aspirasi politik terlembagakan dalam kelompok-kelompok dan terhubung dengan identitas tertentu. Namun, hendaknya identitas yang dibawakan ke dalam politik tersebut diperagakan secara beretika dan bermoral serta tidak merendahkan dan mencela hingga melampaui batas yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image