BERBAGI TIDAK SEKADAR
Curhat | 2022-04-09 01:42:29Warung kopi Yu Ningnong itu tempat menyenangkan bagi Mas Nakurat dan kawan-kawannya. Indikatornya: siapa pun yang sedang ngopi di sana selalu meletupkan gelak tawa renyah.
Seolah abai dengan diri, rumah tangga, atau persoalan bangsa, mereka selalu menampakkan muka yang cerah. Obrolan pun tanpa dimoderatori seorang presenter kondang yang selalu memandu acara-acara "talk show" dengan topik yang aktual. Bagai air got yang melintas di samping warung tersebut, mengalir secara alami.
Maksud sederhananya: di warung Yu Ningnong, sambil ngopi, para pengopi dapat membincang apa pun. Pembuka topik bisa dimulai dengan apa pun.
"Yu Ningnong udah Booster?"
Orang yang ditanya biasanya sambil melayani jawab sekenanya.
Malah yang tak ditanya yang nyamber jawab.
"Kita harus Booster sesuai jadwal" jawab pengopi yang duduk agak ke belakang. Yang semeja dengannya,malah cuek. Ia malah memelototi ponsel. Kadang tampak tersenyum sambil jemarinya, mengusap layar ponsel.
Nah, obrolan garing semacam ini juga terkadang tercipta. Tak ada yang baper karena pertanyaannya tidak ditanggapi serius. Sebaliknya, tak ada yang tersakiti lantaran jawabannya dicuekin.
Maka, ngerumpi yang kadang bisa dibawa pulang karena rumpiannya lebih banyak bermanfaat di antaranya yang disampaikan Kang Kucit.Kami mengistilahkannya sebagai berbagi.
"Nyeduh kopi yang oke itu ada tekniknya." jelasnya.
"Oya? Ini kamu mau ngajari Yu Ningnong yang warungnya udah berdiri sejak generasi kakek kita baru lahir?" protes Kang Mulguk.
"Lanjut, Cit!"
"Saya kalau ngopi disini pasti swalayan. Sebab, mulai dari racikan, komposisi,hingga berapa kali harus diaduk mesti pakai caraku sendiri. Yu Ningnong sudah paham dia."
"Maksudnya bagaimana?"
Secara rinci,Kang Kucit menerangjelaskan bahwa komposisi 1:1 berarti satu sendok kopi harus sebanding dengan satu sendok makan gula putih (pasir). Cara mengaduknya pun, tidak boleh kurang dari 100 X. Kopi Arabica yang digiling akan lebih larut ketika diseduh dengan air panas 100 derajat Celcius.
"Lalu?" Mas Nakurat penasaran.
"Cuma itu" kata Kang Kucit,menuntaskan kopinya yang tinggal seteguk.
"Lalu?" Pak Awan, teman Mas Nakurat tambah gapil alias kepo.
Kang Kucit,cuma mengangguk sambil memberikan tanda stop.
.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.