Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Noralia Purwa Yunita, M. Pd

Guru dan Pembelajaran Masa Pandemi

Guru Menulis | Thursday, 31 Mar 2022, 22:41 WIB

(Sumber : www.republika.co.id)

Pandemi yang terjadi selama hampir 2 tahun ini telah merubah hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Pandemi yang terjadi memang membuat banyak orang belajar. Belajar bagaimana cara untuk berkreasi, berinovasi, dan bertahan di tengah adanya pandemi. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal. Kondisi inipun berlaku juga bagi dunia pendidikan. Pembelajaran yang dulunya hanya terpusat pada pembelajaran konvensional, lambat laun beralih pada pembelajaran berbasis teknologi. Gawai yang dahulu sebagai alat komunikasi, sekarang ini mulai beralih fungsi.

Metode pembelajaran daring

Kemajuan teknologi memberikan jawaban hadirnya sebuah model pembelajaran baru. Model pembelajaran yang menerapkan protokoler kesehatan, namun tidak mengubah esensi dari tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran daring atau pembelajaran online merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan gawai, laptop atau komputer yang terhubung dengan internet guna mendukung proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis online telah memberikan warna baru di dunia pendidikan. Siswa yang dahulu hanya dapat belajar di sekolah, menjadi tahu bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja. Kebiasaan belajar yang dahulu masih terbatas waktu saat jam pelajaran sekolah, kini dapat dilakukan kapan saja siswa inginkan. Kecanggihan teknologi telah meruntuhkan dinding ruang dan waktu yang dirasa membatasi proses belajar siswa.

Pembelajaran berbasis online merupakan sebuah inovasi yang lahir dari adanya kemajuan teknologi. Tidak hanya dalam penyampaian materi pembelajaran tetapi juga perubahan dalam kemampuan berbagai kompetensi siswa. Melalui pembelajaran ini, siswa tidak hanya akan mendengarkan uraian materi dari guru saja tetapi juga siswa dituntut untuk aktif mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memberikan komentar atau sanggahan terhadap uraian materi ajar yang disampaikan (Yustanti, 2019).

Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran berbasis online. Mulai dari aplikasi yang memfasilitasi guru dan siswa untuk dapat bertatap muka secara virtual seperti video conference, hingga yang memberikan tempat untuk melaksanakan diskusi online seperti grup chat, google classroom, edmodo dan yang lainnya. Jika dikemas dengan baik, pembelajaran online akan membuat siswa untuk turut aktif dalam melakukan diskusi online.

Pada pembelajaran yang bersifat konvensional, pembelajaran dibatasi oleh adanya jam pelajaran. Sehingga tidak semua siswa akan mendapat kesempatan untuk aktif berdiskusi terhadap materi ajar yang diberikan. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa siswa yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran online. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk aktif dalam proses pembelajaran. Bahkan siswa yang kurang berani pun dapat mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari beberapa teman lain yang lebih pandai darinya (Loftus, 2001). Dengan demikian, pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi ini tetap berlangsung secara dua arah. Menurut Namin (2020), meskipun pembelajaran dilakukan secara online, guru dan siswa tetaplah harus menerapkan etika pembelajaran yang ideal. Etika tersebut antara lain:

1. Gunakan public speaking yang baik ketika penyampaian materi secara online. Tidak hanya itu, gestur tubuh harus baik, nada bicara dan volume suara harus jelas serta tetap menggunakan pakaian yang rapi dan sopan meskipun pelaksanaan tatap muka dilakukan melalui dunia maya.

2. Visualisasikan materi pembelajaran dengan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kita dapat menggunakan slide powerpoint yang dikombinasikan dengan video dan animasi. Tujuannya agar siswa tertarik dengan materi yang kita sampaikan. Perhatikan juga tampilan powerpoint dan ukuran font dalam slide yang kita tayangkan. Jangan sampai slide tersebut tidak terbaca atau membuat miskonsepsi pada siswa.

3. Dokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran di media sosial dan juga blog. Hal ini guna mengantisipasi jika ada siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran ketika tatap muka virtual sedang berlangsung. Siswa masih dapat mengikuti pelajaran dengan melihat tayangan ulang yang telah diposting di youtube ataupun aplikasi lainnya. Selain itu materi pembelajaran yang sudah diubah dalam bentuk elektronik akan mempermudah siswa untuk dapat mempelajarinya kembali sewaktu-waktu kapanpun siswa butuhkan.

Metode luring

Metode luar jaringan (luring) yaitu metode yang tidak menggunakan fasilitas internet sebagai sarana pembelajaran. Kita lebih mengenalnya dengan metode offline. Media yang digunakan pada metode ini biasanya adalah TV, radio, modul, diktat, buku ajar, dan sebagainya. Fasilitas yang tidak tersedia di pembelajaran daring biasanya menjadi alasan dipilihnya metode luring. Sinyal internet yang belum dapat dinikmati di semua tempat, gawai yang tidak dimiliki oleh semua siswa, kemampuan (melek) teknologi yang belum sepenuhnya dikuasai baik oleh siswa maupun orang tua, menjadikan alasan metode daring tidak dapat terlaksana. Pilihan satu-satunya agar pembelajaran dapatt terlaksana yaitu dengan menggunakan metode luring. TV atau radio lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa. Meskipun terbatas hanya pada beberapa mata pelajaran saja yang ditayangkan, paling tidak selama pandemi, siswa masih dapat mengenyam pendidikan. Modul atau buku ajar pun dapat dimanfaatkan jika di rumah siswa tidak terdapat TV atau radio sebagai sarana luring. Namun, pendampingan orang tua pada metode luring, jauh lebih ditekankan agar hasil belajar anak tetap maksimal.

Penggunaan blog pendidikan

Teknologi yang semakin canggih mengharuskan kita untuk terus berinovasi dan berkreasi. Apalagi sebagai seorang pendidik, kita diharuskan untuk menyediakan berbagai macam sumber belajar yang menarik bagi siswa. Tidak hanya menarik, sumber belajar itupun harus mudah diakses oleh siswa. Blog dapat dijadikan pilihan sebagai sarana berkreasi dan mengembangkan bahan ajar yang bermakna bagi siswa.

Blog dijadikan pilihan karena melalui blog, kita tidak hanya dapat berbagi tulisan, melainkan foto dan video pun dapat dibagikan. Media yang seperti inilah yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Siswa tidak hanya sekedar membaca materi saja melainkan dapat melihat secara langsung penjelasan materi pelajaran melalui video. Inilah yang diharapkan dari pembelajaran bermakna. Meskipun tidak dapat bertatap muka, pengalaman secara nyata tetap dapat dinikmati siswa. Visualisasi melalui video membantu siswa agar lebih paham terhadap materi yang disampaikan. Tidak hanya bahan ajar, perangkat pembelajaran atau apapun yang diposting di blog akan terjamin kerapian dan keamanannya. File tersebut tidak akan hilang dan rusak seperti file yang tersimpan di komputer pribadi kita. Kecanggihan teknologi telah mempermudah semuanya. Berbagi pun terasa lebih mudah dan cepat. Melalui blog, kita tidak hanya dapat berkarya, tetapi juga dapat berbagi dengan orang lain

Masa pandemi sebenernya dapat menjadikan guru sebagai guru di atas rata-rata. Melek teknologi menjadi salah satu skill yang harus dimiliki oleh guru. Tidak hanya sebagai bekal untuk pembuatan bahan ajar siswa, melainkan juga sebagai sarana untuk berkarya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image